Apa itu Microsleep dan Cara Mengatasinya Saat Berkendara Waktu Mudik

Novi Nadya diperbarui 20 Apr 2023, 13:00 WIB

 

Fimela.com, Jakarta Tertidur saat mengemudi dan hilang kendali semakin memprihatikan. Orang yang kurang tidur atau menderita gangguan tidur, cenderung mengalami microsleep, karena kelelahan dan berisiko tinggi mengalami kecelakaan lalu lintas yang mematikan atau tabrakan berbahaya.

Microsleeps dapat berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa menit. Dan meskipun seseorang mungkin tidak benar-benar tertidur, tapi kehilangan fokus saat otak menjauh selama beberapa detik.

Menurut sebuah penelitian, orang mungkin mengalami penurunan kognitif yang tajam setelah 18 jam begadang, seperti meminum alkohol dalam sistem tubuh kita. Mengemudi saat mengatuk tak kalah berbahayanya dengan mengemudi dalam keadaan mabuk. 

Nah, bagi Sahabat Fimela yang mudik lewat jalan darat, selalu waspada dan saling menjaga agar pengemudi tetap terjaga, nih. Yang harus dipastikan, salah satunya adalah seseorang tidak boleh menyetir jika tidak tidur selama tujuh jam atau lebih dari 24 jam sebelumnya.

 

 

2 dari 3 halaman

Tanda peringatan

ilustrasi lelah/Luis Molinero/Shutterstock

Akademi Kedokteran Tidur Amerika (AASM) merinci tanda-tanda peringatan saat mengemudi. Berikut di antaranya; 

1. Sering menguap atau berkedip

2. Perasaan ‘terkantuk-kantuk’

3. Kesulitan menjaga kepala tetap tegak

4. Mengikuti mobil lain terlalu dekat

5. Melayang ke jalur lain

6. Melewatkan rambu jalan

 

 

3 dari 3 halaman

Cara Mengatasi Microsleep Saat Mudik

Ilustrasi cara mengatasi mabuk perjalanan/Copyright unsplash/Elvis Bekmanis

Nah, jika kita mengalami atau melihat salah satu tanda dari peringatan tersebut, harus berhenti mengemudi secepat mungkin. Carilah perhentian ke tempat yang aman dan cukup terang, yang membuat kamu bisa parkir dengan aman dan tidak menghalangi jalan.

Tidur siang selama 20 menit, seharusnya membuat pengemudi cukup segar dan waspada. Namun, luangkanlah lebih banyak waktu jika diperlukan. 

Yang perlu diingat, kopi dan minuman berkafein lainnya hanya dapat memberikan dorongan sementara. Setelah efek kafeinnya hilang, rasa kantuk dapat kembali lagi.

Secangkit kopi atau dua cangkir ditambah dengan tidur singkat di rest area atau pinggir jalan yang aman sangat dianjurkan. Namun, jika hanya minuman saja, tidak cukup membuat pengemudi terjaga dan waspada selama berkendara.