Merayakan Bulan Kesadaran Mata: Jakarta Eye Center Bahas Tentang Kesadaran Dry Eyes

sherly halim diperbarui 20 Jul 2023, 16:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Bertepatan dengan peringatan dry eyes awareness month (mata kering), Jakarta Eye Center (JEC) bersama dengan dokter spesialis mata Dr. Tri Rahayu, SpM, FIACLE (K) dan Dr. Nina Asrini Noor, SpM menyelengarakan acara seminar yang mengangkat tema  kesadaran masyarakat tentang dry eyes yang dilaksanakan pada Selasa (18/7/23), JEC Eye Hospitals and Clinic, Kedoya, Jakarta Barat. 

Berdasarkan fakta yang diberikan oleh Dr. Tri Rahayu, SpM, FIACLE (K) , rasio dari masyarakat yang mengalami dry eyes adalah sekitar 27,5 persen sampai dengan 30,6 persen, data tersebut pun diperkirakan akan meningkat sesuai dengan perjalanan waktu dan perkembangan jaman. 

Beberapa fakta yang diungkapkan juga oleh Dr. Tri Rahayu, seperti masyarakat Indonesia sudah menjadi juara dalam screen time terlama, masyarakat Indonesia kira-kira menghabiskan waktu rata-rata 7 jam 42 menit per harinya. Angka tersebut sudah melewati rata-rata screen time global yaitu 6 jam 37 menit. Itulah salah satu alasan penyebab dry eyes

 

2 dari 7 halaman

Penyebab mata kering

Test dry eyes yang dilaksanakan saat acara. (Foto: Fimela Reporter/Sherly Julia Halim)

Sebenarnya penyebab dari mata kering atau dry eyes ada banyak sekali, beberapa diantaranya bisa disebabkan karena penggunaan teknologi yang terlalu berlebihan, pengaruh usia, dan lingkungan di mana kita bekerja atau tempat di kita bekerja. Maksud dari lingkungan adalah ketika seseorang work from home (WFH) bekerja di ruangan ber-Ac dan berhadapan langsung atau konsi di mana seseorang sedang berangkat kerja.

3 dari 7 halaman

Gejala yang akan dirasakan

Penjelasan DR Dr. Tri Rahayu, SpM(K) saat menjelaskan dry eyes yang dilaksanakan saat acara. (Foto: Fimela Reporter/Sherly Julia Halim)

Dry eyes sebenarnya bersifat multifaktorik, kelainan mata yang menyerang bagian permukaan kelenjar mata dengan hilangnya keseimbangan komponen air mata yang disertai berbagai gejala. Faktanya ada 60 persen orang di Indonesia tidak dapat merasakan gejala dari  dry eyes, sedangkan 40 persen dari masyarakat dapat merasakan gejala  dry eyes.

Berikut adalah fakta dari Dr. Nina Asrini tentang gejala  dry eyes, seperti berikut:

  1. Mata terasa gatal atau merasa ada sensasi tertusuk,
  2. Mata merasa kelelahan,Mata merah,Penglihatan buram,
  3. Mata terasa ada pasirnya,
  4. Ada selaput-selaput yang menyerupai benang,
  5. Mata lebih sensitif dengan cahaya,Peningkatan kepekaan terhadap cahaya atau sinar,
  6. terutama pada malam hari.
4 dari 7 halaman

Tipe dry eyes

Dr. Nina Asrini Noor, SpM sedang menjelaskan materi tentang dry eyes. (Foto: Reporter Fimela/Sherly Julia Halim)

Kondisi  dry eyes sebenarnya tidak hanya ada satu tipe saja, melainkan ada 3 tipe dari ganguan  dry eyes.

Dikutip dari Dr. Nina Asrini tentang akibat fisiologis dry eyes, ada 3 mekanisme yang menyebabkan mata seperti itu:

Kerusakan kelenjar Meibom pada kelopak mata MGD,Penguapan air mata berlebih atau Evaporative Dry Eye (EDE),Penurunan produksi air mata atau Aqueous Deficient Dry Eye (ADDE)

5 dari 7 halaman

Akibat dari dry eyes

Salah satu pasien yang pernah melakukan treatment di JEC. (Foto: Reporter Femela/Sherly Julia Halim)

“Jika terus dibiarkan bisa merusak permukaan mata akibat peradangan atau infeksi. Kerusakannya bisa tergolong ringan sampai berat, dan berlangsung temporer maupun permanen,” ujar Dr. Tri Rahayu, SpM(K), FIACLE, selaku Dokter Spesialis Mata dan Ketua Contact Lens Service JEC Hospitals and Clinics.  

Jika tidak ditangani dengan cepat dry eyes akan menganggu aktifitas kerja sahabat Fimela bahkan dapat mengangu cara sahabat Fimela melihat dunia. 

Berdasarkan pengakuan dari salah satu pasien dry eyes JEC, ia merasa sangat tergangu dengan adanya ganguan dry eyes, apalagi dirinya adalah seorang yang bekerja di bidang desain.

6 dari 7 halaman

Layanan pemeriksaan dry eyes

Layanan pemeriksaan dry eyes. (Foto: Fimela Reporter/Sherly Julia Halim)

Menyigapi kondisi dry eyes, JEC Eye Hospitals menyiapkan berbagai macam layanan pemeriksaan dengan menggunakan teknologi, sebagai berikut: 

  1. Dry Eye Questionnaire, Schirmer Test (menilai volume air mata), 
  2. Tear Break Up Time/TBUT (menilai stabilitas air mata), 
  3. Ocular Surface Staining (menilai derajat peradangan), 
  4. Meibography (menilai kondisi kelenjar Meibom di kelopak mata),
  5. TearLab® Osmometer (menilai kadar osmolaritas air mata). 
7 dari 7 halaman

Treatment yang bisa dilakukan

Dr. Nina Asrini Noor, SpM, Dokter Spesialis Mata dan Ketua Dry Eye Service JEC Eye Hospitals and Clinics sedang menjalankan terapi E-eye® Intense Pulse Light (IPL) untuk memperbaiki kualitas lapisan minyak air mata pada pasien di Rumah Sakit Mata JEC @ Kedoya, Jakarta (7/18). E-eye® Intense Pulse Light (IPL) merupakan salah satu solusi unggulan dari layanan JEC Dry Eye Service. Rasio perbaikan keluhan dry eye menggunakan terapi E-Eye® IPL mencapai lebih dari 80 persen. Proses terapi E-Eye® IPL terbagi ke dalam 3 sesi, yaitu hari pertama, hari ke-15 dan hari ke-45, dengan durasi tindakan pada masing-masing mata berlangsung singkat: hanya 3-5 menit.

Setelah melakukan pemeriksaan Dr. Nina Asrini Noor, SpM. akan memberikan saran treatmen seperti:

  1. Intense Pulse Light (IPL), tegnologi yang dituntukan langsung kearah mata dan menargetkan kepada saraf-saraf kelenjar mata agar badapt menambahkan kualitas lapisan lipid menjadi lebih baik dan  kadar penguapan air mata berkurang,
  2. Menggunakakan terapi manual dengan obat tetes mata khusus dari dokter atau gel khusus dari dokter mata.

“Perlu diingat kalau lamanya teratmet dinilai dari kondisi mata. Jika kondisi dry eye parah maka akan membutuhkan 6 bulan sampai satu tahun pengobatan,” ujar Dr. Nina Asrini Noor, SpM.

 

 *Fimela reporter Sherly Julia Halim