3 Cara untuk Keluar dari Pertemanan Toxic

Fimela Reporter diperbarui 18 Agu 2023, 10:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Pernah merasa berada di sebuah pertemanan yang menyebabkan banyak masalah dan menyakiti perasaanmu? Maka, udah saatnya kamu untuk mencoba keluar dari situasi tersebut. Tanpa kamu sadari, kamu sudah berada pada pertemanan yang toxic. Pertemanan sudah dikatakan sebagai toxic jika kamu merasa semakin buruk, menyalahkan diri sendiri, tidak percaya lagi dengan teman, selalu ada pertengkaran, rasa cemburu, bahkan tidak ingin bertemu dengan teman - temanmu lagi. 

Rasa untuk keluar dari hubungan tersebut dapat sulit untuk dilakukan karena adanya rasa menghargai, walaupun terdapat rasa sakit yang ditimbulkan. Namun, untuk menyayangi diri sendiri, ada baiknya untuk berani mengambil keputusan dengan cara memisahkan diri dari pertemanan tersebut. Lalu, bagaimana ya, cara agar kita dapat mempertimbangkan keputusan tersebut hingga akhirnya berani untuk keluar dari pertemanan toxic? Simak, caranya berikut ini : 

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

1. Refleksikan kembali sifat dan perbuatan yang dilakukan

Hubungan pertemanan toxic/copyright freepik/drobotdean

Mungkin saja kamu merasa bahwa temanmu tidak akan selalu buruk dan mereka tidak menyadari akibat dari perbuatan yang dilakukan. Maka kamu bisa memilih untuk bersikap terbuka dan langsung mengutarakan apa yang kamu rasakan agar temanmu tidak mengulanginya lagi. Kamu bisa saja untuk melihat kembali pro dan kontra dari sifat atau tindakan yang dilakukan oleh temanmu. Saran dari sudut pandang temanmu yang lain pun dapat ikut andil untuk menemukan keputusan yang benar, apalagi jika telah terjebak hingga akhirnya kamu mengorbankan diri sendiri. 

Namun, perlu dipertimbangkan lagi apabila kamu belum bisa menerima hal tersebut. Maka, tidak ada salahnya untuk keluar dari pertemanan. Semua orang bisa berubah, tetapi harus dimulai dari dirinya sendiri. Jika di dalam pertemananmu, kamu sudah merasa buruk dan diremehkan kembali, maka sudah saatnya untuk beranjak pergi. 

3 dari 4 halaman

2. Berikan waktu untuk dirimu sendiri

Luangkan waktu untuk diri sendiri/copyright/freepik/rawpixel

Kehilangan teman merupakan hal yang menyakitkan. Tentunya, perlu waktu untuk berdamai dengan segala hal yang telah dilalui bersama. Mungkin untuk saat ini, kamu akan merasa buuk, tetapi jangan sampai berlarut - larut hingga akhirnya menyalahkan diri sendiri. Setiap orang, terutama dalam pertemanan akan berubah. Ingatlah bahwa ini bukan salahmu, pertemanan yang berakhir bukan berarti membuatmu menjadi orang yang tidak berharga. Akan selalu ada kesempatan untuk memulai sesuatu yang baru, lingkungan baru, dan pertemanan baru yang lebih baik. 

4 dari 4 halaman

3. Berpikir kembali sebelum berhubungan dengan orang lain

Ilustrasi pertemanan/copyright freepik/lookstudio

Saat memulai kembali hubungan pertemanan dengan orang lain, maka ada baiknya untuk bersikap lebih terbuka dan menetapkan batasan dalam pertemanan. Temanmu perlu memahami dengan baik perilaku apa saja yang tidak akan kamu terima dan bagaimana perilaku tersebut bisa mempengaruhimu. 

Setelah memutuskan pertemanan toxic, maka pikirkan secara baik - baik apabila temanmu kembali menghubungi. Renungi kembali supaya keputusanmu tidak salah. Jangan kembali terlibat dalam konflik yang sama dan jangan pernah takut untuk menjauh dari mereka. 

Percayalah bahwa kedepannya kamu akan menemukan teman - teman yang baik dan mendukungmu secara penuh, tanpa harus menyakiti dan mengubahmu menjadi orang lain secara seutuhnya. 

 

Penulis : Syifa Azzahra