Kecerdasan Anak Diturunkan dari Genetik Orangtua? Berikut Faktanya

Fimela Reporter diperbarui 25 Sep 2023, 09:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Kecerdasan merupakan anugerah yang dimiliki oleh individu sebab dengan kecerdasan yang baik kamu akan dapat memiliki kemampuan untuk menyerap informasi secara maksimal serta dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. 

Untuk memiliki kecerdasan yang baik, sebagai orangtua harus mempersiapkan hal-hal yang menjadi pendukung seperti lingkungan yang baik dan kondusif untuk berkembang, serta mengarahkan anak kepada kegiatan yang disukainya. Konon jika kamu menginginkan anak yang cerdas, carilah isteri yang pintar. Begitulah perkataan yang sering didengar pada kehidupan sehari-hari. 

Apalagi stigma saat ini yang dinamakan “kecerdasan” adalah segala hal yang berhubungan dengan pendidikan dan hal-hal yang berbau akademis. Jika anak tidak pintar pasti yang disalahkan adalah orangtua karena tidak dapat mendidik anak dengan benar. Apakah kecerdasan anak hanyalah diturunkan oleh genetik orangtua saja? Benarkah demikian? Simak penjelasan fakta dan jenisnya di bawah ini. 

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Fakta kecerdasan anak diwariskan dari genetik orangtua, benarkah?

Kecerdasan anak apakah semuanya ditentukan oleh orangtua? Tentu saja, tetapi ada yang diwariskan ibu dan juga ada yang diwariskan dari ayah (Foto: Unsplash.com/Alberto Casetta)

Dilansir melalui laman pediasure, terkait dengan kecerdasan yang dipengaruhi oleh faktor genetik, sebuah penelitian menunjukkan bahwa mayoritas kecerdasan anak diturunkan dari ibu. Hal ini bisa terjadi karena gen yang menentukan kecerdasan terletak di kromosom X. Perempuan mempunyai dua kromosom X, sedangkan pria hanya membawa satu kromosom ini. Dengan jumlah kromosom ibu yang lebih banyak, akan memungkinkan seorang anak untuk mendapatkan kecerdasan dari ibu.

Kecerdasan termasuk salah satu gen yang terkondisi. Kategori gen yang disebut gen terkondisi ini hanya dapat bekerja jika berasal dari ibu, meskipun dalam beberapa kasus mungkin juga berasal dari ayah. Teori tersebut berawal dari studi yang dipublikasikan pada tahun 1994 oleh peneliti di Medical Research Council Social and Public Health Sciences Unit dengan mewawancarai sebanyak 12.686 orang berusia 14 hingga 22 tahun.

Hasilnya, dengan memperhatikan beberapa hal seperti IQ anak, ras, pendidikan, dan status sosial ekonomi, hasilnya menemukan kecerdasan anak menurun dari ibu. Namun, bukan berarti seorang ayah tidak menurunkan kecerdasan. Kecerdasan yang diwarisi oleh ayah antara lain bagaimana pengelolaan intuisi dan pengelolaan emosi, hal ini dapat membantu anak untuk mempergunakan kecerdasannya dengan baik. 

3 dari 4 halaman

Selain genetik orangtua ternyata pola asuh juga memengaruhi kecerdasan anak

Tahukah kamu selain dengan warisan genetik orangtua, kecerdasan anak juga dipengaruhi oleh pola asuhnya? (Foto: Unsplash.com/Perfect Snacks)

Meskipun begitu, penelitian memperjelas bahwa genetik  ibu dan ayah bukanlah satu-satunya penentu kecerdasan. Jika kamu bertanya kecerdasan anak menurun dari ibu berapa persen, jawabannya adalah sekitar 40 hingga 60 persen dari kecerdasan seorang anak serta intuisi dan pengelolaan emosi oleh ayah. 

Sisanya, kecerdasan ternyata juga dipengaruhi lingkungan, terutama pola asuh selama periode perkembangan otak kritis. Ini berdasarkan sebuah studi yang dilakukan oleh para ilmuwan di University of Washington, yang menemukan bahwa ikatan emosional yang aman antara ibu dan anak sangat penting untuk pertumbuhan beberapa bagian otak, salah satunya hippocampus. Bagian otak hippocampus menjadi area yang berkaitan dengan memori, pembelajaran, dan respons terhadap stres.

Lebih lanjut, hippocampus pada anak yang memperoleh dukungan secara emosional dan terpenuhi kebutuhan intelektualnya, ditemukan lebih besar dibandingkan anak yang tak memperoleh dukungan emosional dari sang ibu. Maka dari itu, jika menginginkan anak yang cerdas kamu harus buat ikatan yang erat. 

4 dari 4 halaman

4 jenis kecerdasan yang umumnya dijumpai pada anak

Perlu kamu ketahui ada empat kecerdasan yang umumnya dijumpai pada anak, salah satunya adalah kecerdasan visual-spasial (Foto: Unsplash.com/Alan Rodriguez)

Dilansir melalui laman resmi Kementerian Kesehatan, kecerdasan sangat identik dengan kemampuan akademik seseorang yang diwujudkan dalam nilai yang didapat selama pendidikan, namun jika dilihat lebih luas, ada banyak bidang di luar akademis yang membutuhkan kecerdasan maupun keahlian yang berbeda dari tiap individu. 

Tokoh pendidikan sekaligus psikolog yang mencetus teori kecerdasan majemuk atau multiple intelligences Howard Gardner berpendapat, ada 9 (sembilan) tipe kecerdasan pada manusia yang sangat mungkin untuk dikuasai bila diasah dengan baik. Namun ada 4 kecerdasan manusia yang umumnya mudah dijumpai pada anak. Kecerdasan tersebut antara lain: 

1. Kecerdasan Visual-Spasial

Anak dengan kecerdasan visual-spasial memiliki kemampuan untuk berpikir secara abstrak dan sangat lihai dalam memvisualisasikan sesuatu. Mereka yang unggul dalam bidang ini sangat tertarik pada hal-hal berupa bentuk dan sudut pandang fisik. Mampu menafsirkan gambar, grafik, dan bagan dengan baik serta mengenali sebuah pola dengan mudah, membaca peta, menyusun puzzle, menyusun teka-teki,  menggambar dan melukis, serta menikmati seni visual. Anak dengan kecerdasan ini akan diarahkan pada aktivitas yang berbau dengan desain, seni, serta artistik. 

2. Kecerdasan Linguistik-Verbal

Kecerdasan linguistik-verbal mengacu pada kemampuan penggunaan kata-kata dengan baik, entah itu saat menulis, membaca, maupun berbicara. Mereka peka dalam menemukan perbedaan dari arti kata, urutan kata, bahkan ritme dalam sebuah ungkapan. Mampu menjelaskan sesuatu dengan baik, menulis dengan baik, senang membaca, menulis, dan berinteraksi dengan orang lain, tertarik dengan bahasa asing serta dapat menyisipkan humor saat bercerita. Anak dengan kecerdasan ini dapat diarahkan untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bahasa. 

3. Kecerdasan Logis-Matematis

Jika kamu melihat anakmu cenderung mengaitkan suatu hal dalam logika atau senang mengalisis sebuah masalah, mungkin saja anak kamu termasuk dalam tipe kecerdasan logis-matematis. Pemilik kecerdasan ini percaya jika pendekatan ilmiah bisa memberikan solusi yang terbaik dalam memecahkan masalah. Mampu dan memiliki keterampilan memecahkan masalah dengan analisis dan hubungan sebab-akibat, senang berpikir dan mengeluarkan ide yang abstrak, senang melakukan eksperimen ilmiah dan mampu membuat argumen yang sesuai dengan penalaran. Anak dengan kecerdasan logis-matematis dapat diarahkan dengan melakukan kegiatan seperti robotik, catur, dan kegiatan strategi lainnya. 

4. Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan kinestetik mengacu pada orang menyukai aktivitas fisik. Mereka memiliki keterampilan motorik yang baik dan kemampuan fisik yang mumpuni. Anak dengan kecerdasan kinestetik-jasmani ini senang memahami sesuatu sambil melakukan aktivitas yang menggerakan tubuh. Mungkin kamu melihatnya adalah seorang anak yang tidak dapat duduk diam terlalu lama. Betul, dibandingkan dengan kecerdasan lainnya, anak dengan kecerdasan kinestetik-jasmani tidak suka duduk dengan terlalu lama. Maka dari itu, kamu dapat menunjang aktivitas mereka dengan kegiatan yang menyenangkan. Misalnya memberikan waktu pada mereka untuk beraktivitas sebentar, bahkan kamu bisa membiarkan mereka menyerap materi sambil berolahraga. Hal ini normal dilakukan oleh anak dengan kecerdasan kinestetik. 

 

Penulis: Tisha Sekar Aji.

Hashtag: #Timeless