Fimela Figure: Cerita Lira Krisnalisa Mengejar Passion Hingga Bisa Membuka Lapangan Kerja Lewat Brand Modest Wearnya Jenna & Kaia

Anisha Saktian Putri diperbarui 29 Mar 2024, 19:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Mencari rezeki dan menghasilkan uang sesuai passion atau hobi memang menjadi impian setiap orang karena akan dijalankan dengan kebahagian tanpa beban. Hal inilah yang dilakukan oleh seorang perempuan bernama Lira Krisnalisa. 

Lira bercerita kepada Fimela, jika sejak kecil dirinya menyukai fashion hingga bekerja dan memiliki anak. Kecintaan terhadap fashion dimulai dengan senang mix and match pakaian, melihat fashion week, senang dengan brand fashion. Bahkan, mendesain busana bridesmaid dengan niat tidak asal hingga menjadi reseller pakaian ketika bekerja. 

Dari passionnya tersebut, tidak ada kata terlambat di usia 30 tahun, Lira memutuskan untuk membuat brand fashion yang khusus membuat pakaian modest wear yang diberi nama Jenna & Kaia, sesuai dengan nama kedua anaknya. 

Langkah awal ia memutuskan untuk fokus di dunia bisnis fashion ialah dengan mengambil keputusan resign dari pekerjaannya yang telah lama ia geluti. Selain itu alasan ia harus melepas pekerjaan karena ingin mengurus anaknya. 

“Di akhir tahun 2015 memilih resign karena aku dulunya memang kerja kantoran dan ngga ada basic fashion hanya passion dan hobi aja. Sebelum resign karena memang mau urus anak juga aku udah mikir mau ngapain nih setelah resign. Karena aku orangnya biasanya aktif akhirnya tiga bulan sebelum resign udah bikin brand Jenna & Kaia dari photo produk seadanya dan dibikinin lah Instagram. Jadi pure dari diri sendiri jadi terus ngulik,” kata Lira Krisnalisa Founder & Chief Creative Officer Jenna and Kaia kepada Fimela. 

Lira memilih busana modest wear karena dirinya pun menggunakannya, terlebih pasar muslim atau modest wear di Indonesia cukup besar. Dari situlah, koleksi pertama Jenna & Kaia di tahun 2016 merupakan pakaian modest wear dengan menggabungkan beberapa fabric dalam satu baju.

Sayanganya, empat tahun bisnisnya berjalan pandemi di tahun 2020 pun mengubah koleksinya. Lira mengatakan Jenna & Kaia di tahun tersebut membuat home set batik namun kurang laku dipasaran. Hingga akhirnya, Lira pun mencoba terobosan baru dengan mulai memberikan sentuhan ensemble pada bajunya seperti menggunakan payet. 

“Aku tuh suka hunting kain kan sendiri kesana kemari jadilah baju dengan beberapa fabric di awal koleksi namun pandemi jadi susah untuk cari kain karena aku tipe yang lebih suka pegang langsung. Jadi menyesuaikan tren di tahun pandemi bikin home set tapi ngga lalu. Nggak patah semangat akhirnya coba kasih payetan di baju eh banyak peminat hingga akhirnya jadi ciri khas brand ini,” kata Lira. 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Support System dan Bisa Membuka Lapangan Kerja Baru

Jenna and Kaia. [dok. Lira Krisnalisa]

Lira menyampaikan, brand Jenna & Kaia memiliki ciri pakaian menggunakan assemble dengan awal mulanya hanya dikerjakan oleh dua orang yang waktu itu kehilangan pekerjaan karena pandemi.

“Karyawan cerita di lingkungan kantor banyak yang kehilangan pekerjaan, jadi ada dua orang ke kantor untuk diajarin untuk payet baju. Akhirnya dari baju asimetris ribet sekarang koleksi Jenna & Kaia simple tapi tetep ada assemblynya, jadi bisa timeless untuk ke kantor hingga kondangan. Tapi Jenna & Kaia juga punya lini busana lebih simple dan polos,” tuturnya.

Lira mengatakan tidak menyangka bisnisnya menjadi lapangan pekerjaan bagi orang lain. Dari awal hobi di dunia fashion hingga niat bantu suami tapi kini bisa memberikan pekerjaan untuk orang lain.

“Niat awal bantu suami dan hobi tapi alhamdulilah jadi bisa hasilin uang dan buka lapangan kerja baru. Banyak karyawan jadi aku juga tambah banyak belajar lagi,” katanya.

Orang terdekat seperti keluarga dan teman menurut Lira menjadi salah satu sumber kekuatan Lira untuk tetap konsisten dalam menjalankan bisnisnya ini.

Awal terjun ke dunia fashion, Lira banyak sharing bersama temannya yang sudah terjun ke dunia fashion lebih dahulu. Hingga, ia menyampaikan almarhum sang ibu yang selalu memotivasinya dari 0 hingga ibundanya tutup usia.

“Ada temanku yang banyak bantu dulu pas aku mau mulai bahkan sekarang brand dia tidak jalan lagi. Dan ibuku yang selalu support mulai dari nyari kain panas-panasan kesana kemari, minta pendapat karena fashion ibuku lebih bagus. Ia dukung sampai tutup usia. Aku tipe yang jalanin dulu, padahal lebih bagus sih set goals lebih dahulu ya,” paparnya.

Selain itu, Lira mengatakan suaminya berperan sekali dalam manajemen bisnisnya. Hingga akhirnya, sang suami pun bergabung dengan Lira untuk mengembangkan bisnis hingga saat ini Jenna & Kaia sudah memiliki 20 store di Indonesia.

“2016-2018 suami nanya pengen liat laporan keuangannya, trus ps dicek laporanya ngga kelas ngga sesuai, dari situ akhirnya suami bantu. Sekarang aku urusan kreatif hingga produksi. Suami berhubungan dengan manajemen,” katanya.

3 dari 3 halaman

Strategi Jenna & Kaia untuk Mengembangkan Bisnis

Lira Krisnalisa Founder & Chief Creative Officer Jenna and Kaia. [dok. Lira Krisnalisa]

Lira menyampikam pertama kali produksi mulai dari enam pcs, hingga semakin naik dari enak ke 10 trus ke 12. Itupun dilakukannya dengan hati-hati. Mulai memasarkannya lewat media sosialnya dan awalnya hanya dibeli oleh teman-temannya. 

Ingin memperluas pasarnya, Lira pun rutin mengikuti pameran seperti bazaar. Ia pun selalu siap dengan risiko yang akan dihadapi demi kemajuan brandnya ini.

“Aku awal memang suka ikut pameran, pameran gratis, lambat laun jadi kenal banyak orang. Ikut pameran di kementerian, pokoknya banci pameran deh. Risiko pameran sepi nggak masalah karena terkadang cukup dapat pelajaran bukan hanya uang,” paparnya. 

Lira menyampaikan meski tidak memiliki basic fashion, namun ia terus belajar. Mulai dari belajar dari sosial media, riset sendiri, ikut workshop, hingga les privat basic jahit, gambar, dan buat pola. Hingga akhirnya koleksi-koleksi Jenna & Kaia bisa dipamerkan di ajang fashion week sampai ke Paris. 

Untuk koleksi sendiri, setiap bulannya ia dan tim akan meluncurkan koleksi terbaru setiap bulannya. Dengan inspirasi dari berbagai hal termasuk ketika Lira traveling. Dengan warna-warna ciri khasnya, earth tone dan pastel. Dan potongan loose sesuai dengan etika busana modest wear. 

“Dari aku sendiri yang penting konsisten, pasti ada momen berat tapi terima aja, anggap bukan rezeki tapi jadi pelajaran. Grafik selalu naik turun jadi jangan cepat putus asa,” tutupnya