7 Alasan Kenapa Makin Dewasa, Hidup Makin Terasa Hampa

Endah Wijayanti diperbarui 03 Apr 2024, 07:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Kehidupan adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan warna-warni, tetapi sayangnya, tidak selalu terdapat pelangi di ujung setiap cerita. Saat kita semakin dewasa, sering kali kita merasakan beban yang semakin berat menekan bahu kita. Terkadang, hidup terasa hampa, dan di sinilah kita mulai bertanya-tanya: mengapa?

Bagaimanapun, jangan biarkan perasaan hampa itu menghancurkan semangatmu. Di balik gelapnya awan, selalu ada sinar matahari yang menanti untuk menerangi langkahmu. Mari kita telaah, apa sebenarnya yang membuat hidup terasa hampa saat dewasa, dan bagaimana kita bisa menghadapinya dengan penuh semangat.

 

 

What's On Fimela
2 dari 8 halaman

1. Makin Banyak Tekanan dan Tuntutan Sosial yang Dihadapi

Saatnya untuk berhenti galau./Copyright shutterstock.com

Dalam perjalanan menuju kedewasaan, kita seringkali merasa terjebak dalam jaringan kompleks dari harapan-harapan sosial. Tekanan dari keluarga, teman, dan masyarakat umumnya menjadi beban yang semakin berat. Kita mungkin merasa perlu untuk memenuhi standar tertentu, baik dalam hal pekerjaan, hubungan, maupun pencapaian pribadi lainnya. Tekanan ini seringkali membuat hidup terasa seperti berjalan di atas kawat tipis, dengan setiap langkah harus dipertimbangkan dengan hati-hati.

Ingatlah bahwa setiap orang memiliki kecepatan dan jalannya sendiri. Kita tidak harus berlomba dengan siapapun kecuali diri kita sendiri. Jadikan tekanan tersebut sebagai pendorong untuk terus berkembang, bukan sebagai beban yang menghambat langkahmu.

 

 

3 dari 8 halaman

2. Sibuk Memproses Realitas yang Mungkin Berbeda dari Ekspektasi

ilustrasi perempuan cantik/linlypu/Shutterstock

Ketika kita masih muda, kita mungkin memiliki impian dan harapan yang tinggi tentang bagaimana hidup kita akan terbentuk. Namun, realitas seringkali tidak selalu seindah yang kita bayangkan. Kita harus memproses kenyataan bahwa impian kita mungkin tidak tercapai sesuai dengan rencana kita. Hal ini bisa menjadi pukulan keras bagi semangat dan antusiasme kita, membuat kita merasa kecewa dan terjebak dalam siklus pemikiran negatif.

Saat menghadapi realitas yang tak sesuai harapan, yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah menerima dan belajar dari situasi tersebut. Jadikan setiap pengalaman sebagai batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang.

 

 

4 dari 8 halaman

3. Ada Proses Adaptasi yang Cukup Sulit dan Kompleks

Ilustrasi./Copyright pexels.com/@d-ng-nhan-324384

Dengan bertambahnya usia, kita seringkali dihadapkan pada perubahan besar dalam hidup, baik itu berpindah tempat tinggal, berpindah pekerjaan, atau bahkan mengalami kehilangan orang yang kita sayangi. Proses adaptasi terhadap perubahan-perubahan ini bisa sangat sulit dan kompleks. Terkadang, kita merasa kehilangan arah dan tidak lagi mengetahui siapa kita sebenarnya di tengah-tengah perubahan ini.

Di balik setiap perubahan ada peluang untuk belajar dan berkembang. Jangan biarkan ketakutan akan hal baru menghalangi langkahmu. Jadilah seperti bambu yang lentur, mampu menyesuaikan diri dengan segala bentuk perubahan tanpa kehilangan kekuatan.

 

 

5 dari 8 halaman

4. Merasa Belum Cukup Puas dengan Diri Sendiri

ilustrasi perempuan sedih/theshots.co/Shutterstock

Dalam masyarakat yang terobsesi dengan kesempurnaan dan pencapaian, mudah bagi kita untuk merasa tidak puas dengan diri sendiri. Kita seringkali membandingkan diri kita dengan orang lain dan merasa bahwa kita tidak cukup baik. Ini bisa membuat kita terjebak dalam perasaan tidak berharga dan meragukan kemampuan kita sendiri. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki perjalanan dan keunikan mereka sendiri, dan tidak adanya kesempurnaan adalah hal yang manusiawi.

Ingatlah bahwa pertumbuhan adalah proses yang berkelanjutan. Setiap langkah kecil yang kita ambil adalah bagian dari perjalanan menuju versi terbaik dari diri kita sendiri. Banggakan pencapaianmu, sekecil apapun itu, dan berikan dirimu penghargaan yang pantas.

 

 

6 dari 8 halaman

5. Mulai Kehilangan Makna dalam Hidup

Ilustrasi perempuan galau/copyrightshutterstock/Mix and Match Studio

Saat kita semakin dewasa, kita mungkin mulai merasa kehilangan makna dalam hidup kita. Rutinitas sehari-hari terkadang bisa membuat kita merasa terjebak dalam lingkaran tanpa ujung, tanpa tujuan yang jelas. Ini bisa menyebabkan perasaan kosong dan kehilangan arah dalam hidup. Namun, dengan mencari makna yang lebih dalam dan menemukan tujuan yang memberi kita semangat, kita dapat menemukan kembali arti hidup yang sejati.

Makna hidup sebenarnya terletak dalam bagaimana kita memberikan arti pada setiap detik yang kita jalani. Coba luangkan waktu untuk bersyukur atas hal-hal kecil dalam hidupmu, dan kamu akan merasakan kebermaknaan yang sesungguhnya.

 

 

7 dari 8 halaman

6. Ada Gejolak dan Ketidakstabilan Emosi yang Cukup Berat

Ilustrasi galau, sedih, kecewa. (Photo by Anthony Tran on Unsplash)

Proses pertumbuhan dan kedewasaan seringkali disertai dengan gejolak emosi yang kuat. Kita mungkin merasa gelisah, cemas, atau bahkan depresi dalam menghadapi tantangan-tantangan hidup. Ketidakstabilan emosi ini bisa membuat kita merasa terombang-ambing dan sulit untuk menemukan kedamaian dalam diri. Namun, penting untuk diingat bahwa merasa rentan dan emosional adalah bagian alami dari pengalaman manusia, dan tidak ada yang salah dengan merasa demikian.

Stres, kecemasan, atau bahkan depresi bisa menjadi teman sehari-hari. Namun, jangan biarkan emosi tersebut mengendalikan dirimu. Belajarlah untuk mengelolanya dengan bijaksana, entah itu melalui meditasi, olahraga, atau terapi. Jadikan emosi sebagai pembelajaran dan penguat karaktermu.

 

 

8 dari 8 halaman

7. Masih Terlalu Sering Membanding-bandingkan Diri dengan Orang Lain

ilustrasi/copyright pixabay.com/Chuotanhls

Salah satu penyebab utama dari perasaan hampa dalam hidup adalah kebiasaan membandingkan diri kita dengan orang lain. Saat kita terlalu fokus pada apa yang dimiliki orang lain dan merasa bahwa kita tidak cukup baik dibandingkan dengan mereka, kita akan selalu merasa tidak puas dengan diri sendiri. Penting untuk menghargai diri kita sendiri dan memahami bahwa setiap orang memiliki perjalanan mereka sendiri, tanpa perlu membandingkannya dengan orang lain.

Setiap orang memiliki perjalanan dan kisah hidupnya sendiri. Fokuslah pada perjalananmu sendiri, dan gunakan keberhasilan orang lain sebagai inspirasi, bukan sebagai alat untuk merasa rendah diri.

Dalam menghadapi perasaan hampa dan kekosongan dalam hidup, penting untuk mengingat bahwa kita tidak sendirian. Banyak dari kita mengalami perjuangan yang serupa dalam perjalanan menuju kedewasaan.

Dengan mencari dukungan dari orang-orang terdekat, mengembangkan keterampilan emosional, dan belajar untuk menerima diri sendiri sepenuhnya, kita dapat melangkah maju dengan lebih percaya diri dan menemukan arti yang lebih dalam dalam hidup kita.