4 Bahaya Begadang bagi Kesehatan yang Jarang Disadari

DreyandraDiterbitkan 03 Juli 2025, 14:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Begadang sering dianggap sebagai kebiasaan biasa, terutama di kalangan pelajar, pekerja, hingga gamers. Banyak orang berpikir bahwa tidur larut malam tak akan memberi dampak besar asalkan bisa “balas tidur” keesokan harinya. Padahal, tubuh tidak bekerja seperti itu. Begadang secara terus-menerus bisa mengganggu ritme biologis dan merusak fungsi tubuh secara perlahan.

Penelitian membuktikan bahwa kurang tidur dapat memicu berbagai gangguan kesehatan, baik fisik maupun mental. Dalam artikel ini, kita akan membahas empat bahaya begadang yang sering luput dari perhatian, namun punya konsekuensi serius jika dibiarkan terus-menerus.

What's On Fimela
2 dari 5 halaman

1. Menurunkan Daya Tahan Tubuh

Mudah terserang penyakit. (Copyright Pexels/Andrea Piacquadio)

Salah satu dampak begadang yang paling cepat dirasakan adalah menurunnya sistem imun. Saat tidur, tubuh memproduksi sitokin, yaitu protein yang membantu melawan infeksi dan peradangan. Jika kamu sering tidur larut, produksi sitokin terganggu dan tubuh menjadi lebih rentan terhadap penyakit.

Akibatnya, kamu jadi lebih mudah terkena flu, batuk, atau infeksi lainnya. Bahkan, luka pun akan lebih lama sembuh. Begadang sekali-sekali mungkin tidak terasa dampaknya, tapi jika sudah menjadi kebiasaan, daya tahan tubuh bisa anjlok drastis.

3 dari 5 halaman

2. Mengganggu Kesehatan Jantung

Suka minum teh hijau di rumah? Yuk, intip manfaatnya. (Sumber: Freepik).

Begadang berkaitan erat dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Pola tidur yang tidak teratur dapat memengaruhi tekanan darah, denyut jantung, serta kadar hormon stres seperti kortisol. Dalam jangka panjang, hal ini bisa memicu hipertensi, aritmia, hingga risiko serangan jantung.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidur kurang dari 6 jam per malam memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan kardiovaskular. Jadi, jika kamu ingin menjaga jantung tetap sehat, tidur cukup dan berkualitas adalah langkah yang tidak boleh diabaikan.

4 dari 5 halaman

3. Memicu Gangguan Mental dan Emosional

Ilustrasi seseorang dengan gangguan mental (pexels.com).

Kurang tidur tidak hanya memengaruhi fisik, tapi juga mental. Begadang bisa membuat seseorang lebih mudah cemas, moody, bahkan depresi. Otak yang kelelahan sulit mengelola emosi dengan baik, sehingga kamu lebih mudah tersinggung atau merasa tidak termotivasi.

Tak hanya itu, kualitas tidur yang buruk juga berkaitan erat dengan gangguan kecemasan kronis dan depresi berat. Jangan tunggu sampai suasana hati terus memburuk—mengatur pola tidur bisa jadi langkah awal menjaga kesehatan mental.

5 dari 5 halaman

4. Mengacaukan Berat Badan dan Metabolisme

Begadang sering dikaitkan dengan peningkatan berat badan. Saat kurang tidur, tubuh memproduksi lebih banyak hormon ghrelin (pemicu lapar) dan menurunkan leptin (pengatur rasa kenyang). Akibatnya, kamu cenderung ngemil lebih banyak, terutama makanan tinggi gula dan lemak.

Selain itu, metabolisme tubuh juga melambat karena tidak mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Dalam jangka panjang, hal ini bisa memicu obesitas, diabetes tipe 2, dan gangguan metabolik lainnya. Jadi, tidur cukup bukan hanya soal istirahat, tapi juga tentang menjaga keseimbangan tubuh secara keseluruhan.

Begadang mungkin terlihat seperti hal sepele atau bahkan produktif dalam jangka pendek, tapi efeknya bisa sangat merusak dalam jangka panjang. Mulai dari gangguan imun, jantung, mental, hingga metabolisme, semua bisa terganggu hanya karena kebiasaan tidur yang buruk.

Mulailah prioritaskan tidur sebagai bagian penting dari gaya hidup sehat. Cobalah tidur lebih awal, kurangi paparan layar menjelang tidur, dan buat rutinitas malam yang membantu tubuh rileks. Dengan tidur yang cukup, tubuh dan pikiranmu akan bekerja jauh lebih optimal.