Mengenal Jenis-Jenis Hepatitis dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai

Alyaa Hasna HunafaDiterbitkan 31 Desember 2025, 08:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Hepatitis adalah peradangan pada hati yang terjadi sebagai respon tubuh terhadap infeksi atau cedera. Kondisi ini bisa dipicu oleh berbagai hal, mulai dari infeksi virus, penyakit yang menyerang hati, hingga paparan racun seperti bahan kimia, alkohol, atau obat-obatan tertentu. Bersumber dari my.clevelandclinic.org, gejalanya dapat muncul mendadak lalu hilang dalam waktu kurang dari enam bulan yang disebut hepatitis akut, atau menetap dalam jangka panjang dan semakin memburuk, dikenal sebagai hepatitis kronis.

Jenis-jenis hepatitis yang perlu diketahui:

1. Hepatitis Virus

Jenis Hepatitis ini yang paling sering terjadi dan disebabkan oleh infeksi virus. Beberapa yang umum dikenal adalah Hepatitis A, B, dan C, sedangkan Hepatitis D dan E lebih jarang ditemukan. Setiap jenis dapat bersifat akut (sementara) maupun kronis (jangka panjang), dan masing-masing memiliki cara penularan serta tingkat keparahan yang berbeda.

2. Hepatitis Toxic

Jenis ini muncul akibat paparan zat berbahaya, seperti bahan kimia, alkohol, atau obat-obatan tertentu. Hepatitis toxic bisa berkembang secara akut dengan gejala yang tiba-tiba, atau menjadi kronis jika paparan berlangsung terus-menerus. Contoh yang sering terjadi adalah hepatitis akibat alkohol dan hepatitis akibat obat-obatan.

3. Hepatitis Autoimun

Hepatitis jenis ini jarang terjadi dan bersifat kronis. Kondisi ini muncul ketika sistem kekebalan tubuh keliru mengenali sel hati sebagai ancaman dan menyerangnya, sehingga menimbulkan peradangan. Jika tidak ditangani, hepatitis autoimun dapat menyebabkan kerusakan hati yang serius dalam jangka panjang.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Apa Saja Gejala Hepatitis?

Beberapa gejala Hepatitis yang terkadang tidak kita sadari. (foto: jcomp/freepik)

Hepatitis sering disebut sebagai penyakit “diam-diam” karena gejalanya tidak selalu langsung terasa. Banyak orang baru menyadari ada masalah ketika tubuh mulai menunjukkan tanda-tanda seperti mudah lelah, kehilangan nafsu makan, diare, atau nyeri di perut bagian kanan atas. Kadang juga muncul demam, terutama jika penyebabnya adalah infeksi virus.

Namun, pada kondisi yang lebih serius seperti hepatitis kronis, gejala bisa semakin mengganggu kehidupan sehari-hari. Penderita mungkin mengalami kulit dan mata yang menguning, gatal terus-menerus, perubahan warna urin menjadi gelap, hingga kebingungan atau rasa kantuk berlebihan akibat fungsi hati yang menurun. Gejala-gejala ini menunjukkan bahwa hati sedang mengalami kerusakan lebih lanjut.

Penting untuk diketahui bahwa hepatitis tidak hanya disebabkan oleh virus. Alkohol, obat-obatan tertentu, maupun paparan bahan kimia juga bisa menjadi pemicu. Karena itu, menjaga gaya hidup sehat, membatasi konsumsi alkohol, serta berhati-hati dalam penggunaan obat menjadi langkah penting untuk mencegah kerusakan hati sejak dini.

3 dari 3 halaman

Menjaga Kesehatan Hati dengan Deteksi Dini dan Gaya Hidup Sehat

Mengonsumsi lebih banyak sayur dan buah baik untuk penyakit Hepatitis. (foto: jcomp/freepik)

Mengatasi hepatitis tidak bisa dilakukan dengan satu cara yang sama, karena penyebabnya beragam. Pada umumnya, penanganan mencakup perubahan gaya hidup sehat seperti menghindari alkohol, memperbanyak konsumsi buah dan sayur, serta cukup beristirahat.

Apakah hepatitis bisa sembuh total? Jawabannya tergantung jenisnya. Hepatitis A umumnya dapat pulih dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus, hepatitis C bisa disembuhkan dengan DAA (direct-acting antivirals), sementara hepatitis B kronis dapat dikendalikan dan dalam beberapa kasus ditangani dengan transplantasi hati. Karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan tenaga medis agar mendapat penanganan yang tepat sesuai kondisi masing-masing.

Pada akhirnya, hepatitis adalah penyakit yang membutuhkan perhatian serius karena dampaknya bisa berbeda-beda tergantung jenis dan tingkat keparahannya. Dengan mengenali gejala sejak dini, menjalani gaya hidup sehat, serta mengikuti pengobatan yang tepat sesuai anjuran dokter, risiko komplikasi dapat diminimalisir. Pencegahan dan deteksi dini menjadi kunci utama untuk menjaga kesehatan hati dan kualitas hidup yang lebih baik.

 

Penulis: Alyaa Hasna Hunafa