Belajar Peduli, Cara Sederhana Mengajarkan Empati pada Anak di Keseharian

Nazwa Putri KurniawanDiterbitkan 27 Desember 2025, 20:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap anak memiliki benih kepedulian dalam dirinya, hanya saja benih itu perlu diarahkan dan dipelihara agar tumbuh dengan baik. Empati bukan sekadar rasa iba, melainkan kemampuan untuk memahami perasaan orang lain dan meresponsnya dengan ketulusan. Kabar baiknya, orang tua bisa mulai menanamkan nilai ini sejak dini melalui kebiasaan sederhana yang hadir dalam rutinitas sehari-hari.

Dilansir melalui sumber childsplayinaction.com, proses belajar empati tidak selalu membutuhkan penjelasan panjang atau nasihat berulang. Justru lewat momen kecil seperti membiasakan anak mengucapkan terima kasih, membantu teman yang membutuhkan, atau merawat hewan peliharaan anak dapat merasakan arti peduli. Dari pengalaman sederhana itu, mereka belajar bahwa setiap tindakan, sekecil apa pun, memiliki arti besar dan mampu memberikan kebaikan bagi orang lain.

Ketika empati dibiasakan sejak kecil, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih peka, sabar, dan mudah memahami orang lain. Nilai ini tidak hanya memperkaya hubungan sosial, tetapi juga menjadi bekal penting untuk menghadapi berbagai tantangan hidup. Dengan bimbingan orang tua dan latihan konsisten dalam keseharian, empati akan mengakar kuat, membentuk anak menjadi sosok yang hangat, penuh kasih, serta membawa dampak positif bagi lingkungannya.

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

Membiasakan ucapan sederhana

Ajarkan anak untuk mengucapkan kata-kata seperti terima kasih, tolong, atau maaf. Kalimat sederhana ini membantu mereka memahami pentingnya menghargai orang lain. (Foto: Paige Cody/Unsplash)

Membiasakan anak mengucapkan kata sederhana seperti tolong, maaf, dan terima kasih mungkin tampak kecil, namun memiliki peran penting dalam menumbuhkan empati. Ungkapan ini mengajarkan anak untuk menghargai orang lain, menyadari dampak dari tindakannya, sekaligus mengekspresikan kepedulian. Ketika digunakan secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari baik saat meminta bantuan, mengakui kesalahan, maupun setelah menerima kebaikan, anak perlahan memahami bahwa setiap interaksi membutuhkan rasa hormat dan perhatian terhadap perasaan orang lain.

3 dari 6 halaman

Melibatkan anak dalam tugas rumah

Ajak anak membantu pekerjaan kecil, seperti merapikan mainan, menyiapkan meja makan, atau menyiram tanaman. Aktivitas ini menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. (Foto: Kristin Brown/Unsplash)

Mengikutsertakan anak dalam pekerjaan rumah tangga, seperti membereskan mainan, menata meja makan, atau menyiram tanaman, tidak hanya melatih kemandirian, tetapi juga menanamkan kepedulian. Melalui aktivitas sederhana ini, anak belajar bahwa setiap anggota keluarga memiliki tanggung jawab untuk menciptakan kenyamanan bersama. Dengan kebiasaan membantu, mereka perlahan memahami makna kebersamaan, belajar menghargai jerih payah orang lain, sekaligus menyadari bahwa tindakan kecil mampu membawa kebaikan bagi keluarga maupun lingkungan sekitar.

4 dari 6 halaman

Mengajarkan berbagi

Biarkan anak belajar berbagi mainan, makanan, atau kesempatan bermain dengan teman. Dari sini, mereka belajar memahami bahwa kebahagiaan tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain. (Foto: Alexander Dummer/Unsplash)

Melatih anak untuk berbagi, baik berupa mainan, makanan, maupun kesempatan bermain, adalah langkah sederhana yang mampu menumbuhkan empati sejak dini. Melalui pengalaman ini, anak belajar bahwa kebahagiaan akan terasa lebih bermakna ketika dibagikan bersama orang lain. Kebiasaan berbagi juga membantu mereka menjadi lebih peka terhadap kebutuhan sekitar, mengurangi sikap mementingkan diri sendiri, serta menumbuhkan rasa saling menghargai dalam setiap interaksi sosial.

5 dari 6 halaman

Merawat hewan atau tanaman bersama

Memberi makan hewan peliharaan atau merawat tanaman mengajarkan anak tentang tanggung jawab dan kepedulian pada makhluk hidup. (Foto: Jonathan Borba/Unsplash)

Mengikutsertakan anak dalam merawat hewan peliharaan atau menjaga tanaman di rumah bisa menjadi aktivitas menyenangkan sekaligus sarana menumbuhkan empati. Lewat kegiatan sederhana seperti memberi makan, menyiram, dan merawat dengan penuh perhatian, anak belajar bahwa setiap makhluk hidup membutuhkan kasih sayang dan kepedulian untuk tumbuh dengan baik. Rutinitas ini juga melatih tanggung jawab, mengasah kesabaran, serta menunjukkan bahwa kepedulian kecil yang dilakukan terus-menerus dapat membawa manfaat besar bagi lingkungan sekitar.

6 dari 6 halaman

Batasi paparan konflik yang tidak perlu

Anak yang sering melihat pertengkaran tanpa penyelesaian bisa kesulitan belajar empati. Sebaliknya, tunjukkan cara menyelesaikan masalah dengan tenang. (Foto: Kevin Gent/Unsplash)

Anak menyerap banyak hal dari apa yang mereka lihat dan dengar setiap hari. Jika terlalu sering terpapar pertengkaran atau konflik yang tidak diselesaikan dengan baik, mereka bisa merasa bingung bahkan meniru perilaku tersebut dalam keseharian. Karena itu, orang tua perlu membatasi paparan konflik yang tidak perlu dan memberikan contoh penyelesaian masalah dengan cara yang tenang. Dengan pembiasaan ini, anak belajar bahwa perbedaan pendapat sebaiknya dihadapi dengan saling menghormati, sekaligus memahami bahwa empati serta komunikasi adalah dasar penting dalam menciptakan hubungan yang harmonis.