Cara Menghindari Toxic Productivity agar Hidup Lebih Seimbang

Zahara Marsellina PutriDiterbitkan 03 Oktober 2025, 09:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Produktif memang penting, tapi terlalu memaksakan diri justru bisa membuat tubuh dan pikiran kelelahan. Banyak orang merasa bersalah jika tidak terus bekerja, padahal hal itu malah menjerumuskan mereka ke dalam siklus toxic productivity yang sulit diputus. Untuk itu, perlu ada langkah bijak agar produktivitas tetap sehat dan seimbang dengan kehidupan pribadi.

Dilansir dari HealthShots (15/9), berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk keluar dari lingkaran toxic productivity:

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

1. Jaga Kesehatan Fisik

Jaga kesehatan tubuh dengan cara menjalani pola hidup sehat/copyright pexels/Nathan Cowley

Kesehatan tubuh yang baik akan membantu seseorang bekerja lebih optimal. Dengan menjaga pola makan sehat, rutin olahraga seperti yoga atau gym, serta meluangkan waktu untuk relaksasi, tubuh bisa menghasilkan hormon positif yang membuat lebih tahan terhadap stres.

3 dari 6 halaman

2. Tetapkan Batasan Kerja yang Jelas

Tetapkan jam kerja yang konsisten/copyright pexels/Moose Photos

Menentukan jam kerja yang pasti sangat penting, apalagi bagi yang bekerja dari rumah. Setelah jam kerja selesai, tinggalkan pekerjaan untuk esok hari dan gunakan waktu luang untuk beristirahat atau bersama orang terdekat.

4 dari 6 halaman

3. Atur Ekspektasi secara Realistis

Atur ekspektasi kepada diri sendiri secara realistis/copyright pexels/Andrea Piacqadio

Terlalu tinggi menuntut diri sendiri maupun orang lain hanya akan memicu tekanan berlebih. Lebih baik tetapkan target yang sesuai dengan kondisi, terima bahwa kesalahan adalah hal yang wajar, dan fokus mencari solusi ketimbang larut dalam kesalahan kecil.

5 dari 6 halaman

4. Ubah Pola Pikir Menjadi Lebih Positif

Ubah pola pikir ke arah yang lebih positif/copyright pexels/Gerd Altmann

Banyak orang terjebak dengan pola pikir hitam-putih atau merasa harus sempurna agar layak disebut berhasil. Padahal hidup tidak selalu ideal. Belajar menerima bahwa ketidaksempurnaan itu wajar bisa membantu mengurangi rasa cemas dan tekanan yang berlebihan.

6 dari 6 halaman

5. Atur Emosi dengan Baik

Belajar untuk mengelola emosi secara lebih baik/copyright pexels/Andrea Piacquadio

Sering kali orang melarikan diri ke pekerjaan untuk menutupi masalah pribadi atau perasaan negatif. Padahal, hal ini justru memperparah toxic productivity. Mengenali dan mengelola emosi seperti rasa takut gagal, rendah diri, atau perasaan bersalah sangat penting agar tidak terus-menerus terjebak dalam siklus kerja berlebihan.

Menjadi produktif tentu baik, tetapi jangan sampai mengorbankan kesehatan mental dan fisik. Dengan menjaga keseimbangan, hidup akan terasa lebih ringan, pekerjaan lebih menyenangkan, dan waktu bersama orang terdekat pun bisa dinikmati sepenuhnya.