Fimela.com, Jakarta Di zaman serba digital, anak-anak hampir tidak bisa lepas dari layar. Mulai dari TV, gadget, hingga komputer di sekolah, semua itu sudah jadi bagian dari rutinitas mereka. Di rumah pun, tak jarang anak meminta menonton video atau bermain game untuk mengisi waktu luang. Meski memang ada sisi positif dari teknologi, terlalu banyak screen time bisa berdampak pada kesehatan fisik maupun mental anak, seperti mata lelah, sulit tidur, hingga kurang bergerak.
Melansir laman natgeokids.com ada banyak manfaat yang bisa diperoleh dari teknologi, seperti belajar lebih cepat, meningkatkan kreativitas, hingga membantu anak bersosialisasi. Namun, keseimbangan tetap penting. Anak butuh aktivitas yang melibatkan gerak tubuh, imajinasi, dan interaksi langsung dengan orang lain. Dengan mengajak mereka melakukan aktivitas alternatif, orang tua bisa menyeimbangkan kebutuhan anak antara dunia digital dan aktivitas nyata, sehingga tumbuh kembang mereka tetap terjaga dengan baik.
Salah satu alternatif terbaik adalah membiasakan anak membaca. Buku cerita, komik, atau majalah anak bisa jadi hiburan sekaligus sarana belajar yang menyenangkan. Membaca sebelum tidur, misalnya, membantu anak lebih rileks dan tidur lebih nyenyak dibandingkan menatap layar. Jika anak sulit fokus, pilih bacaan bergambar atau cerita pendek agar mereka merasa tertarik dan tidak mudah bosan. Lebih baik lagi jika orang tua ikut membaca bersama, karena kegiatan ini bukan hanya melatih imajinasi anak, tetapi juga memperkuat ikatan emosional dalam keluarga.
Pilihan kegiatan positif untuk mengisi waktu anak tanpa gadget
Selain itu, permainan papan atau puzzle juga bisa jadi pengganti seru. Anak bisa belajar strategi, kesabaran, dan kerjasama sambil tetap merasa senang. Misalnya, bermain ular tangga, monopoli, atau puzzle gambar favoritnya. Permainan ini juga bisa jadi cara mengasah logika, kemampuan berhitung, hingga keterampilan menyelesaikan masalah. Bagi orang tua, ini kesempatan bagus untuk ikut bermain dan menunjukkan bahwa waktu berkualitas bersama jauh lebih berharga daripada sekadar duduk di depan layar.
Kalau anak suka bereksperimen, coba kenalkan mereka dengan aktivitas kerajinan tangan. Mulai dari menggambar, mewarnai, membuat origami, hingga prakarya sederhana dengan bahan bekas. Aktivitas ini memberi ruang untuk kreativitas sekaligus melatih keterampilan motorik halus. Bahkan, anak bisa merasa bangga saat hasil karyanya dipajang di rumah atau dijadikan hadiah untuk anggota keluarga. Meski sederhana, kegiatan ini memberi mereka rasa percaya diri dan kebahagiaan karena mampu menciptakan sesuatu dari tangannya sendiri.
Tak kalah penting, ajak anak lebih banyak bermain di luar rumah. Aktivitas sesederhana bersepeda, bermain bola, atau sekadar berlarian di halaman sudah cukup membuat mereka aktif sekaligus sehat. Waktu di alam juga membantu anak lebih tenang, berani bereksplorasi, dan bahagia. Bahkan, jalan santai sambil mengamati serangga atau mengumpulkan daun bisa jadi petualangan kecil yang seru. Dengan membiasakan outdoor play, anak akan belajar menghargai lingkungan sekaligus menjauh dari kebiasaan duduk diam terlalu lama di depan layar.
Melatih kreativitas dan kesabaran lewat aktivitas sederhana
Selain bermain, anak juga bisa diajak mencoba mengoleksi sesuatu. Misalnya perangko, koin, batu warna-warni, atau daun kering. Kegiatan ini melatih anak untuk teliti, sabar, sekaligus menghargai apa yang mereka miliki. Anak belajar merawat koleksinya dengan baik dan memahami nilai dari benda yang mereka kumpulkan. Dari sini, anak bisa menyalurkan rasa ingin tahunya sekaligus melatih disiplin, karena setiap koleksi membutuhkan perhatian khusus agar tetap rapi dan terjaga.
Kalau suka membantu di rumah, memasak atau membuat kue bersama bisa jadi pilihan. Anak bisa belajar mengenal bahan makanan, mencoba rasa baru, sekaligus menghitung takaran resep. Selain melatih keterampilan hidup, kegiatan ini juga mengajarkan kesabaran karena mereka harus menunggu proses masak selesai.
Dengan berbagai pilihan aktivitas seru ini, anak bisa tetap sibuk, kreatif, dan bahagia tanpa harus terpaku pada layar sepanjang hari. Kuncinya adalah memberikan variasi kegiatan yang sesuai dengan minat mereka, sekaligus melibatkan diri sebagai orang tua. Dengan begitu, membatasi screen time tidak lagi terasa sebagai larangan, melainkan kesempatan untuk menciptakan momen berharga bersama keluarga. Dan pada akhirnya, justru kenangan inilah yang akan lebih lama membekas di hati anak dibandingkan waktu mereka di depan layar.
Penulis: Alyaa Hasna Hunafa