FOBI vs FOMO, Dua Sisi Kecemasan di Era Digital

Nabila MecadinisaDiterbitkan 09 Oktober 2025, 13:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Di era digital yang serba cepat ini, istilah FOMO (Fear of Missing Out) sudah sangat populer, terutama di kalangan pengguna media sosial. Istilah ini menggambarkan rasa cemas atau takut tertinggal informasi, tren, atau momen sosial yang sedang terjadi. Namun, tahukah kamu bahwa ada istilah yang menjadi kebalikan dari FOMO? Istilah tersebut adalah FOBI.

Apa Itu FOBI?

FOBI merupakan akronim dari Fear of Being In. Jika FOMO membuat seseorang ingin selalu terlibat dan hadir dalam segala hal, FOBI justru menggambarkan rasa takut atau enggan untuk terlibat dalam situasi sosial, tren, atau aktivitas yang sedang ramai dibicarakan.

Orang yang mengalami FOBI cenderung merasa tidak nyaman ketika ikut dalam arus yang sedang tren. Mereka lebih memilih menjauh, menghindar, atau tidak berpartisipasi sama sekali, meskipun ada tekanan sosial yang mendorong mereka untuk ikut serta.

Ciri-Ciri Orang dengan FOBI

  • Beberapa tanda yang menunjukkan seseorang mungkin mengalami FOBI antara lain:
  • Merasa cemas atau tertekan jika harus ikut kegiatan sosial yang sedang viral.
  • Sengaja menjauh dari keramaian atau tren populer.
  • Merasa lebih nyaman menjadi "outsider" daripada ikut serta dalam komunitas besar.
  • Menghindari penggunaan media sosial karena merasa jenuh dengan arus informasi yang terlalu cepat.
  • Menganggap ikut tren sebagai sesuatu yang membuang waktu atau tidak otentik.
What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Penyebab FOBI

Penasaran apa perbedaan keduanya? simak penjelasannya berikut ini. (foto: pressfoto/freepik)

FOBI bisa muncul karena berbagai alasan, seperti:

  • Kelelahan sosial (social burnout): Terlalu sering terlibat dalam aktivitas sosial atau tren bisa membuat seseorang merasa jenuh.
  • Kebutuhan akan privasi: Beberapa orang merasa nyaman jika tidak diketahui publik atau tidak selalu ‘terlihat’.
  • Sikap kritis terhadap tren: Ada juga yang merasa bahwa tren tidak selalu positif, sehingga memilih untuk tidak ikut serta. Pengalaman negatif di masa lalu, seperti dibully atau dikritik saat mencoba mengikuti tren, bisa menimbulkan rasa takut untuk terlibat kembali. 

FOBI: Positif atau Negatif?

Tidak seperti FOMO yang sering dikaitkan dengan kecemasan dan gangguan kesehatan mental, FOBI tidak selalu buruk. Justru bagi sebagian orang, FOBI adalah bentuk dari kesadaran diri (self-awareness) dan ketegasan dalam memilih mana yang penting untuk diikuti dan mana yang tidak.

Namun, jika FOBI sudah sampai pada titik membuat seseorang menarik diri secara ekstrem dari lingkungan sosial dan mengganggu kualitas hidup, maka bisa menjadi tanda adanya masalah psikologis yang perlu ditangani lebih lanjut.

 

3 dari 3 halaman

Menemukan Keseimbangan

Penasaran apa perbedaan keduanya? simak penjelasannya berikut ini. (foto: pressfoto/freepik)

Baik FOMO maupun FOBI adalah dua sisi yang ekstrem. Yang ideal adalah menemukan keseimbangan: tahu kapan harus ikut terlibat, dan kapan harus menjauh untuk menjaga kesehatan mental. Tidak semua tren harus diikuti, dan tidak semua keterlibatan harus dihindari.

FOBI adalah fenomena yang semakin relevan di tengah dunia yang semakin terhubung namun juga melelahkan secara sosial. Memahami istilah ini membantu kita mengenali kecenderungan diri sendiri dan orang lain, serta membuka ruang diskusi tentang pentingnya menjaga keseimbangan dalam bersosialisasi di era modern.

 

 

 

Tag Terkait