Sukses

Lifestyle

Cara Mengatasi FOMO dan Iri saat Scroll Sosial Media

Fimela.com, Jakarta Sebagian besar dari kita pasti pernah membandingkan diri kita dengan tampilan profil sosial media orang lain. Momen dimana kita membuka ponsel dan sosial media untuk mencari hiburan dan membangkitkan mood, tapi yang hadir adalah rasa iri saat melihat kehidupan orang lain dari foto dan video. Kita mulai merasa tertinggal dan merasa bahwa semua orang memiliki kehidupan yang lebih seru dan menyenangkan. 

Sosial media saat ini berhubungan dengan meningkatnya angka kesepian, iri, depresi, dan penurunan kemampuan bersosialisasi. Sosial media yang awalnya menjadi tempat bersosialisasi dengan teman yang jaraknya jauh, saat ini menjadi penyebab cemas dan iri. Perasaan tertinggal ini dikenal dengan FOMO atau fear of missing out. 

Bukan perasaan bangga dan senang yang muncul, melainkan terdapat perasaan kewalahan, malu, iri, dan tertinggal saat teman atau keluarga kita mengunggah pencapaian di sosial media. Unggahan tersebut bisa berupa teman yang dilamar, mendapat bonus di pekerjaan, membeli mobil baru, atau bahkan selera musik yang dirasa lebih bagus dari kita. Lantas, bagaimana cara untuk mengatasi FOMO dan iri saat scroll sosial media? Yuk, pelajari lebih lanjut!

Ambil Jeda untuk Detoks Sosial Media

Apabila perasaan negatif terus muncul saat scroll sosial media, kita sebaiknya mengambil waktu istirahat dari sosial media. Selama waktu jeda, kita bisa mendekatkan diri pada alam, membaca buku, menikmati waktu dengan teman dan keluarga, serta kegiatan lainnya yang tidak membutuhkan ponsel. 

Mengambil waktu istirahat dari sosial media dapat me-reset pikiran dan mental kita dari kehidupan yang terlihat berputar dengan cepat. Saat merasa sudah siap, kita bisa kembali untuk aktif di media sosial. Namun, kita dapat mengatur waktu penggunaannya dan meluangkan waktu atau hari tanpa sosial media.

Mindful scrolling

Coba renungkan sebenarnya apa yang kita cari dari sosial media. Apakah sosial media menjadi tempat untuk mencari hiburan, atau ladang pencari uang, atau hanya wadah berkoneksi dengan teman lama? Apapun itu tujuannya, bandingkan perasaan kita sebelum dan sesudah membuka sosial media. Kalau setiap scrolling, perasaan akhirnya selalu buruk, tandanya tujuan kita belum tercapai dan energi kita beralih ke hal lain.

Kalau kita sudah merasa cemas, sebaiknya berhenti scrolling lagi dan mulai fokus pada koneksi di kehidupan asli. Opsi lain adalah tidak berlarut-larut dalam melihat satu postingan yang membuat kita merasa iri dan FOMO, dan langsung scroll ke postingan atau akun lain.

Tidak Melihat Sosial Media sebagai Tempat Mencari Validasi

Banyak dari kita yang melihat harga dirinya berdasarkan tampilan sosial medianya. Saat merasa foto kurang aesthetic, jumlah pengikut menurun, jumlah suka dan komentar lebih sedikit dari orang lain, kita merasa rendah diri dan malu. Ingat, bahwa nilai kita tidak diukur dari jumlah pengikut dan suka di sosial media. 

Apresiasi hal kecil dalam hidup dan fokus pada tujuan atau pencapaian hidup. Tidak semua hal harus diposting kalau tujuannya hanya untuk bersaing dan unjuk diri. Ubah tujuannya apabila ingin mengunggah sesuatu. Dari niat awal yang ingin mendapat perhatian atau merasa setara dengan orang lain, menjadi keinginan untuk berbagi hal baik dalam hidup. 

Sadar bahwa Semua Orang Berpikir Sama

Kamu tidak sendiri apabila merasa kehidupan orang lain tampak lebih seru dan foto yang diambil selalu bagus. Satu hal yang penting diingat bahwa kita semua selalu berusaha menampilkan yang terbaik di sosial media. Apa yang kita lihat di tampilan profil itu adalah foto dan video terbaik yang dipilih dari ratusan foto. Kita tidak melihat sisi buruk, sedih, atau pose foto yang belum siap. 

Seringkali kita membandingkan sisi terbaik dari orang lain dengan sisi buruk diri kita. Tapi ingat bahwa setiap orang memiliki sisi buruk yang tidak ditampilkan di sosial media. 

Merasa cemas saat membuka sosial media adalah hal yang normal. Namun, apabila kecemasan tersebut sudah mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, mungkin sudah saatnya untuk mengambil tindakan atau bahkan bantuan profesional. Kebiasaan scroll tanpa henti dan selalu membandingkan diri dengan orang lain bisa jadi racun untuk kesehatan mental kita.

Ingat bahwa kamu berharga tanpa perlu menjadi orang lain. Sosial media diciptakan untuk berkoneksi dan membuat kehidupan kita lebih mudah. Jadi, jangan tanggalkan harga dirimu dalam sosial media dan selalu membandingkan diri dengan tampilan profil orang yang sudah diseleksi.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading