Usia Berapa Anak Sebaiknya Melakukan Tes Minat dan Bakat? Ini Penjelasannya

Siti Nur ArishaDiterbitkan 10 Desember 2025, 12:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap anak memiliki potensi dan kemampuan alami yang berbeda. Ada anak yang menunjukkan ketertarikan pada angka sejak kecil, ada yang gemar menggambar dengan detail luar biasa, dan ada pula yang sudah pandai berbicara jauh di atas kemampuan usianya. Potensi-potensi ini sering kali muncul secara alami, dan menjadi tanggung jawab orang tua untuk mengenalinya sejak dini agar dapat diarahkan dengan tepat.

Dilansir dari Raising Children, mengenali kemampuan anak secara menyeluruh, baik melalui pengamatan maupun tes formal dapat membantu mendukung tumbuh kembang mereka secara optimal. Tes minat dan bakat menjadi salah satu cara yang efektif untuk mengetahui keunggulan alami anak, baik dalam hal intelektual, sosial, maupun kreatif. Dengan pemahaman tersebut, orang tua dapat memberikan stimulasi dan dukungan yang sesuai agar anak belajar dan berkembang dengan bahagia.

Mengenali potensi anak juga membantu mencegah kebosanan atau rasa frustrasi ketika mereka merasa tantangan belajar tidak sesuai dengan kemampuannya. Sebaliknya, ketika anak mendapatkan stimulasi yang tepat, ia akan merasa lebih bersemangat, percaya diri, dan mampu menikmati proses belajar dengan cara yang menyenangkan. Yuk simak penjelasan berikut ini Sahabat Fimela!

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Kapan Waktu yang Tepat untuk Tes Minat dan Bakat?

Untuk tes formal seperti IQ test, biasanya disarankan dilakukan saat anak berusia 6 tahun ke atas, meski beberapa anak bisa melakukannya lebih awal tergantung pada kesiapan dan kemampuan fokus mereka. (foto/dok: freepik)

Pertanyaan yang sering muncul di kalangan orang tua adalah kapan waktu yang tepat untuk melakukan tes minat dan bakat. Menurut para ahli, tes ini bisa mulai dipertimbangkan saat anak memasuki usia sekolah, yaitu sekitar 4 hingga 6 tahun. Pada usia tersebut, kemampuan berpikir logis, bahasa, dan sosial anak mulai berkembang pesat, sehingga hasil pengukuran akan lebih akurat.

Untuk tes formal seperti IQ test, biasanya disarankan dilakukan saat anak berusia 6 tahun ke atas, meski beberapa anak bisa melakukannya lebih awal tergantung pada kesiapan dan kemampuan fokus mereka. Tes ini membantu mengidentifikasi apakah anak memiliki kemampuan kognitif di atas rata-rata serta menentukan pendekatan belajar yang paling sesuai.

Namun, proses mengenali potensi anak tidak harus selalu dimulai dari tes formal. Orang tua juga bisa melakukan identifikasi informal sejak dini, dengan cara sederhana seperti mengamati kebiasaan anak, mengumpulkan hasil karya mereka, atau mencatat minat yang sering muncul. Misalnya, apakah anak lebih senang menyusun mainan secara detail, gemar bertanya hal kompleks, atau cepat menangkap konsep baru.

Jenis Tes yang Bisa Membantu Mengenali Potensi Anak

Terdapat beberapa jenis tes yang umum digunakan untuk mengetahui minat dan bakat anak. Masing-masing memiliki tujuan dan manfaat yang berbeda tergantung pada kebutuhan.

1. Tes IQ (Intelligence Quotient)

Tes ini mengukur kemampuan intelektual anak, termasuk bahasa, logika, penalaran, dan daya ingat. Biasanya dilakukan oleh psikolog pendidikan berpengalaman. Hasil tes ini dapat membantu orang tua dan guru memahami kapasitas belajar anak serta memberikan pendekatan yang sesuai.

2. Tes Bakat atau Aptitude Test

Tes ini menilai kemampuan berpikir, mengenali pola, dan bernalar. Bentuknya lebih sederhana dan bisa dilakukan di sekolah. Tes ini berguna untuk melihat sejauh mana anak mampu menyelesaikan masalah secara logis dan kreatif, serta membantu menemukan bidang akademik yang sesuai dengan potensinya.

3. Tes Adaptif (Off-Level Test)

Tes adaptif menyesuaikan tingkat kesulitan soal berdasarkan kemampuan anak. Misalnya, seorang anak kelas 4 bisa saja menunjukkan hasil setara siswa kelas 6. Tes ini biasa digunakan dalam program pencarian bakat atau sekolah dengan program khusus untuk anak berbakat.

 

3 dari 3 halaman

Mengapa Penting Mengetahui Potensi Anak Sejak Dini

Mengetahui minat dan bakat anak sejak dini membawa banyak manfaat, tidak hanya untuk prestasi akademik tetapi juga bagi kesejahteraan emosional dan sosialnya. (foto/dok: freepik)

Mengetahui minat dan bakat anak sejak dini membawa banyak manfaat, tidak hanya untuk prestasi akademik tetapi juga bagi kesejahteraan emosional dan sosialnya. Anak yang mendapat dukungan sesuai kemampuannya cenderung lebih bahagia, fokus, dan bersemangat menjalani aktivitas belajar.

Selain itu, hasil tes juga membantu orang tua menentukan waktu yang tepat untuk memulai sekolah, memilih program pendidikan yang sesuai, hingga mencari kegiatan pengembangan diri yang cocok dengan minat anak. Misalnya, jika anak menunjukkan kemampuan artistik, orang tua bisa menyalurkannya ke kelas menggambar atau musik.

Bagi anak dengan kemampuan intelektual yang lebih cepat, dukungan tambahan seperti kegiatan sains, bahasa asing, atau klub literasi bisa menjadi cara untuk menyalurkan rasa ingin tahu mereka tanpa menimbulkan tekanan.

Tips untuk Orang Tua: Dukung Tanpa Tekanan

Meski hasil tes bisa membantu mengenali kemampuan anak, penting untuk diingat bahwa setiap anak berharga apa adanya, terlepas dari tinggi atau rendahnya skor yang mereka dapatkan. Orang tua berperan penting untuk memastikan anak merasa dihargai bukan hanya karena prestasinya, tetapi karena siapa dirinya.

Salah satu cara terbaik untuk membangun kepercayaan diri anak adalah dengan memberikan apresiasi pada usahanya, bukan hanya hasilnya. Orang tua juga bisa mengajarkan bahwa setiap anak memiliki kekuatan yang berbeda yaitu ada yang unggul di akademik, ada yang cepat beradaptasi secara sosial, dan ada yang kreatif di bidang seni.

Dengan dukungan yang lembut dan konsisten, anak akan belajar bahwa kemampuan mereka adalah anugerah yang bisa terus berkembang tanpa harus dibandingkan dengan orang lain.

Penulis: Siti Nur Arisha