Kenali Peaceful Parenting, Filosofi Asuh Anak Tanpa Marah dan Hukuman

Adinda Tri WardhaniDiterbitkan 17 Oktober 2025, 22:30 WIB

ringkasan

  • Peaceful Parenting adalah filosofi pengasuhan yang dikembangkan Dr. Laura Markham, menekankan koneksi emosional, pemahaman, dan kerja sama untuk kesejahteraan anak.
  • Tiga pilar utamanya meliputi regulasi diri orang tua, membangun koneksi kuat, serta membimbing anak dengan empati alih-alih menghukum.
  • Penerapan Peaceful Parenting terbukti meningkatkan regulasi emosi anak, memperkuat ikatan keluarga, mengurangi konflik, dan mendukung kesehatan mental.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, pernahkah Anda mendengar tentang filosofi pengasuhan yang menekankan pada koneksi emosional dan pemahaman, alih-alih hukuman? Konsep ini dikenal sebagai Peaceful Parenting, sebuah pendekatan revolusioner yang dikembangkan oleh Dr. Laura Markham, seorang psikolog klinis dan penulis buku terkenal.

Pendekatan ini berfokus pada pembangunan hubungan yang harmonis dan penuh kasih sayang antara orang tua dan anak. Tujuan utamanya adalah menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan emosional, harga diri, serta perkembangan anak yang sehat dan optimal.

Peaceful Parenting bukan berarti pengasuhan yang permisif, melainkan sebuah metode yang menetapkan batasan dengan empati dan bimbingan yang tegas namun penuh kasih. Ini adalah "permainan jangka panjang" yang membutuhkan kesabaran, kesadaran diri, dan komitmen berkelanjutan dari orang tua.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Tiga Pilar Utama Peaceful Parenting

Dalam Peaceful Parenting, disiplin dipandang sebagai bimbingan, bukan hukuman. Tujuannya adalah mengajarkan anak perilaku yang sesuai dengan membantu mereka memahami konsekuensi tindakan mereka. (Foto: NCI/Unsplash)

Filosofi Peaceful Parenting dibangun di atas tiga gagasan utama yang saling terkait erat, membentuk fondasi untuk hubungan orang tua-anak yang lebih kuat dan harmonis. Memahami pilar-pilar ini adalah kunci untuk menerapkan pendekatan ini secara efektif.

Pilar pertama adalah Regulasi Diri Orang Tua. Ini merupakan komitmen orang tua untuk mengelola emosi mereka sendiri agar tetap tenang, bahkan dalam situasi yang penuh tekanan. Tujuannya bukan berarti tidak pernah merasa kesal, tetapi untuk menenangkan diri sebelum bereaksi terhadap anak. Orang tua diajak untuk berhenti sejenak, melepaskan agenda sementara, dan bernapas saat merasa marah atau frustrasi. Hal ini membantu orang tua untuk merespons secara sadar daripada bereaksi secara impulsif, sekaligus mengenali pemicu pribadi yang mungkin memengaruhi respons mereka.

Pilar kedua adalah Koneksi dan Hubungan. Membangun serta memperkuat ikatan emosional dengan anak adalah inti dari Peaceful Parenting. Hubungan yang kuat ini menjadi cara paling efektif untuk memengaruhi mereka. Koneksi dapat dibangun melalui mendengarkan aktif, empati, dan menghabiskan waktu berkualitas bersama anak, seperti melakukan "waktu spesial" satu lawan satu setiap hari atau memprioritaskan waktu makan malam keluarga tanpa gangguan teknologi. Memvalidasi emosi anak dan menciptakan ruang aman bagi mereka untuk mengekspresi diri juga penting untuk memperkuat koneksi ini.

Pilar ketiga adalah Melatih, Bukan Mengendalikan atau Menghukum. Dalam Peaceful Parenting, disiplin dipandang sebagai bimbingan, bukan hukuman. Tujuannya adalah mengajarkan anak perilaku yang sesuai dengan membantu mereka memahami konsekuensi tindakan mereka. Pendekatan ini menghindari hukuman seperti time-out, memukul, atau berteriak, dan sebaliknya menekankan konsekuensi alami, pemecahan masalah, dan penguatan positif. Orang tua menetapkan batasan yang jelas dengan empati, memberikan dukungan yang dibutuhkan anak untuk memenuhi harapan, dan mengajarkan reparasi (memperbaiki kesalahan) daripada hanya menghukum.

3 dari 4 halaman

Strategi Praktis Menerapkan Peaceful Parenting

Menerapkan Peaceful Parenting dalam kehidupan sehari-hari melibatkan perubahan pola pikir dan praktik yang konsisten. Ini adalah perjalanan yang membutuhkan kesadaran dan usaha, namun hasilnya akan sangat berharga bagi seluruh anggota keluarga.

Salah satu strategi penting adalah Prioritaskan Perawatan Diri (Self-Care). Orang tua perlu menjaga diri sendiri secara fisik dan emosional agar dapat merespons anak dengan tenang dan efektif. Ini termasuk tidur yang cukup, nutrisi seimbang, dan aktivitas yang mengurangi stres. Dengan merawat diri, orang tua akan memiliki kapasitas emosional yang lebih baik untuk menghadapi tantangan pengasuhan.

Kemudian, Dengarkan dan Validasi Emosi Anak. Berikan perhatian penuh saat anak berbicara dan terima emosi mereka tanpa menghakimi. Bantu anak mengelola perasaan mereka dengan memberikan ruang aman untuk berekspresi. Ini mengajarkan mereka bahwa semua emosi valid dan dapat diungkapkan dengan cara yang sehat.

Selain itu, Tetapkan Batasan dengan Empati. Berikan batasan yang jelas dan konsisten, tetapi sampaikan dengan pengertian dan dukungan. Fokus pada pengajaran dan bimbingan, bukan hukuman yang membuat anak merasa buruk. Batasan yang empatik membantu anak memahami ekspektasi sambil tetap merasa dicintai dan didukung.

Penting juga untuk Modelkan Perilaku Positif. Anak-anak belajar dengan meniru orang tua mereka. Modelkan perilaku yang Anda ingin lihat pada anak, termasuk kebaikan, rasa hormat, kesabaran, dan bertanggung jawab atas kesalahan. Dengan menjadi teladan, Anda menunjukkan kepada anak bagaimana cara berinteraksi dan berperilaku di dunia.

Terakhir, Fokus pada Pemecahan Masalah dan Kolaborasi. Alih-alih menghukum, libatkan anak dalam menemukan solusi untuk masalah. Ini mengajarkan mereka keterampilan pemecahan masalah dan tanggung jawab. Melalui kolaborasi, anak merasa dihargai dan memiliki andil dalam keputusan yang memengaruhi mereka.

4 dari 4 halaman

Manfaat Luar Biasa dari Peaceful Parenting

Menerapkan filosofi Peaceful Parenting dapat membawa banyak manfaat signifikan, baik bagi anak maupun orang tua, menciptakan lingkungan keluarga yang lebih bahagia dan sehat.

Manfaat pertama adalah Meningkatkan Regulasi Emosi Anak. Anak-anak yang diasuh dengan pendekatan ini belajar mengelola emosi mereka dengan cara yang sehat, mengembangkan kecerdasan emosional dan keterampilan mengatasi masalah yang lebih baik. Mereka tumbuh menjadi individu yang lebih tangguh secara emosional.

Kedua, Membangun Ikatan Orang Tua-Anak yang Lebih Kuat. Peaceful Parenting mempromosikan kedekatan emosional dan rasa saling menghormati antara orang tua dan anak. Ini menciptakan fondasi yang kuat untuk hubungan yang sehat, di mana anak merasa aman dan dicintai, serta dapat mengandalkan orang tua sebagai tempat berlindung.

Ketiga, Mengurangi Konflik dan Meningkatkan Kerja Sama. Dengan memahami akar penyebab perilaku anak dan menggunakan bimbingan daripada hukuman, konflik dalam keluarga berkurang secara drastis. Anak-anak lebih cenderung bekerja sama karena mereka merasa didengar dan dipahami, bukan hanya dikendalikan.

Keempat, Meningkatkan Kesehatan Mental dan Mengurangi Stres. Baik orang tua maupun anak dapat mengalami penurunan tingkat stres dan kecemasan. Lingkungan yang tenang dan penuh dukungan mengurangi tekanan, sehingga meningkatkan kepuasan dalam pengasuhan dan kesejahteraan mental secara keseluruhan.

Kelima, Mendorong Otonomi dan Tanggung Jawab. Anak-anak mengembangkan rasa otonomi dan tanggung jawab saat diberi kesempatan untuk membuat keputusan dan belajar dari konsekuensi tindakan mereka. Ini membangun kepercayaan diri dan kemampuan mereka untuk menjadi individu yang mandiri.

Terakhir, Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak. Lingkungan yang tenang dan penuh hormat memupuk kepercayaan diri pada anak-anak. Mereka menjadi lebih berani untuk berbicara, mengekspresikan diri, dan pulih lebih cepat dari kesulitan, karena mereka tahu bahwa mereka didukung dan dihargai apa adanya.