Cara Menyampaikan Kritik Tanpa Terlihat Menyerang, Pantang Bikin Lawan Bicara Rendah Diri

MirantiDiterbitkan 20 Oktober 2025, 15:51 WIB

Fimela.com, Jakarta Kritik sering kali menjadi situasi yang menegangkan, karena satu kata yang tidak tepat dapat membuat orang merasa diserang atau tersinggung. Namun, jika kritik disampaikan dengan cara yang benar, hal ini dapat memperkuat hubungan, meningkatkan kinerja, dan menciptakan komunikasi yang lebih baik. Kunci untuk menyampaikan umpan balik adalah dengan bersikap profesional, jelas, dan santai, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat diterima tanpa menimbulkan konflik.

Untuk menyampaikan kritik tanpa terkesan menyerang, penting untuk memilih kata-kata, intonasi, dan waktu yang tepat. Fokuslah pada fakta dan perilaku, bukan pada karakter atau kepribadian individu, dan gunakanlah bahasa yang ramah namun tetap tegas. Dalam artikel ini, kami akan mengulas strategi yang efektif untuk memberikan kritik yang konstruktif agar dapat diterima dengan baik, membantu orang lain dalam proses pengembangan, serta menjaga hubungan tetap harmonis.

What's On Fimela
2 dari 8 halaman

1. Fokus pada Perilaku, Bukan Karakter

ilustrasi perempuan ngobrol/Photo by Christina @ wocintechchat.com Unsplash

Ketika memberikan umpan balik, sangatlah penting untuk memisahkan antara tindakan atau hasil kerja dengan karakter pribadi orang yang menerima kritik. Sebagai contoh, daripada mengatakan "Kamu tidak teliti," lebih baik jika kita mengungkapkan, "Laporan ini masih mengandung beberapa kesalahan yang perlu diperbaiki." Dengan cara ini, fokus pada perilaku atau hasil membuat kritik menjadi lebih objektif dan tidak menyerang sifat individu. Pendekatan semacam ini memudahkan orang untuk menerima masukan dengan lebih tenang, tanpa merasa tertekan atau dipermalukan.

Selain itu, dengan menekankan pada aspek perilaku, kita dapat menciptakan diskusi yang lebih produktif untuk mencari solusi atau perbaikan. Hal ini sangat penting agar tujuan dari kritik, yaitu peningkatan kinerja, dapat tercapai tanpa menimbulkan konflik yang tidak perlu. Dengan cara ini, kita dapat membantu orang lain untuk berkembang dan memperbaiki diri, sehingga hasil kerja mereka dapat menjadi lebih baik di masa depan. Kritik yang disampaikan dengan cara yang tepat akan lebih mudah diterima dan dapat memberikan dampak positif bagi semua pihak yang terlibat.

3 dari 8 halaman

2. Gunakan Bahasa Positif dan Bersahabat

Gambar kerja dari Lifestylememory di Freepik.

Memilih kata-kata yang tepat memiliki pengaruh besar terhadap cara kritik diterima oleh orang lain. Sebagai alternatif untuk menggunakan istilah yang negatif atau menyakitkan, cobalah untuk menyampaikan kritik dengan cara yang lebih konstruktif, seperti "Kamu bisa mencoba pendekatan ini agar hasil lebih maksimal." Dengan menggunakan bahasa yang positif, kritik akan lebih terlihat sebagai sebuah saran ketimbang serangan yang merugikan.

Selain pemilihan kata, intonasi serta ekspresi wajah juga berperan penting dalam bagaimana kritik diterima. Suara yang tenang dan bersahabat, ditambah dengan senyuman atau gerakan tubuh yang terbuka, akan menciptakan suasana yang lebih kolaboratif dalam dialog. Hal ini membuat orang yang menerima kritik lebih mungkin untuk mendengarkan dan merespons saran dengan sikap yang lebih terbuka dan positif.

4 dari 8 halaman

3. Berikan Contoh Konkret

Gambar Lowongan Pekerjaan. Sumber: Unsplash/Van Tay Media

Kritik akan lebih mudah diterima jika disertai dengan contoh yang jelas, bukan sekadar komentar umum. Sebagai contoh, alih-alih mengatakan "Presentasimu kurang jelas," lebih baik jika Anda menyebutkan, "Di slide ketiga, beberapa data kurang terlihat jelas; mungkin bisa diperbesar atau disederhanakan." Dengan memberikan contoh yang spesifik, orang akan lebih mudah memahami bagian mana yang perlu diperbaiki.

Memberikan contoh konkret juga menunjukkan bahwa kritik yang Anda berikan bersifat objektif dan berdasarkan fakta, bukan sekadar asumsi atau pendapat pribadi. Hal ini berkontribusi pada terciptanya suasana yang konstruktif, di mana individu merasa didukung untuk melakukan perbaikan, bukan merasa diserang. Dengan cara ini, proses komunikasi menjadi lebih efektif dan semua pihak dapat mengambil manfaat dari kritik yang disampaikan.

5 dari 8 halaman

4. Gunakan Pendekatan “Sandwich”

ilustrasi perempuan bekerja/hoto by Kindel Media/Pexels

Pendekatan ini mencakup cara menyampaikan kritik dengan mengawali dan mengakhiri dengan pujian atau apresiasi. Sebagai contoh, Anda dapat memulai dengan mengakui usaha atau hasil yang baik, kemudian memberikan kritik atau saran untuk perbaikan, dan diakhiri dengan dorongan positif. Dengan metode ini, pesan yang disampaikan menjadi lebih mudah diterima karena individu merasa dihargai sebelum menerima masukan. Hal ini sangat penting dalam komunikasi, terutama dalam konteks profesional.

Strategi yang dikenal sebagai "sandwich" ini juga berperan dalam menjaga hubungan tetap harmonis. Mereka yang menerima kritik akan merasa lebih termotivasi dan tidak defensif, sehingga diskusi yang terjadi menjadi lebih produktif. Dengan cara ini, Anda dapat memberikan masukan yang diperlukan tanpa mengorbankan suasana kerja yang santai. Ini merupakan metode yang efektif untuk mempertahankan profesionalisme sambil menciptakan lingkungan yang mendukung dalam memberikan umpan balik.

6 dari 8 halaman

5. Pilih Waktu dan Tempat yang Tepat

Gambaran bekerja sambil bersenang-senang dengan teman di tempat kerja.

Kritik yang dilakukan di hadapan banyak orang atau pada saat-saat emosional cenderung membuat orang yang dikritik merasa defensif. Oleh karena itu, penting untuk memilih waktu dan tempat yang lebih privat dan nyaman agar individu tersebut merasa aman dan dapat lebih fokus untuk mendengarkan kritik yang disampaikan.

Selain itu, memilih momen yang tepat, seperti setelah proyek selesai atau saat suasana sedang tenang, dapat membantu agar kritik diterima dengan lebih objektif. Dengan menyampaikan kritik secara pribadi dan pada waktu yang sesuai, Anda menunjukkan profesionalisme sekaligus penghormatan terhadap orang tersebut, sehingga pesan yang ingin disampaikan menjadi lebih efektif dan hubungan tetap terjaga dengan baik.

7 dari 8 halaman

6. Ajak Diskusi, Bukan Memerintah

lustrasi Perempuan Bekerja (Foto: https://www.freepik.com/jcomp)

Daripada memaksakan pandangan pribadi, lebih baik mengajak orang lain untuk berdialog dan menemukan solusi secara kolektif. Sebagai contoh, Anda bisa bertanya, "Bagaimana kalau kita coba metode ini?" atau "Apa menurutmu ada cara lain yang bisa memperbaiki hasil ini?" Dengan pendekatan yang bersifat kolaboratif, kritik yang diberikan akan terasa lebih seperti saran yang konstruktif.

Diskusi semacam ini juga memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk menyampaikan pendapat atau tantangan yang mungkin tidak Anda sadari. Dengan cara ini, kritik tidak hanya diterima, tetapi juga dapat menghasilkan solusi bersama yang lebih efektif dan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat.

8 dari 8 halaman

7. Tutup dengan Kalimat Positif dan Dukungan Moral

Ilustrasi meeting di kantor (Photo by Amy Hirschi on Unsplash)

Akhiri kritik dengan kalimat yang menenangkan dan penuh dukungan. Misalnya, “Saya yakin kamu bisa memperbaikinya, karena sebelumnya pun hasil kerjamu bagus.” Kalimat seperti ini menegaskan bahwa kritik Anda berasal dari niat membantu, bukan menjatuhkan.

Penutup yang positif akan membuat penerima kritik merasa dihargai dan termotivasi untuk memperbaiki diri. Selain itu, Anda juga menunjukkan kedewasaan dalam berkomunikasi dan membangun hubungan profesional yang sehat. Kritik yang diakhiri dengan dukungan selalu meninggalkan kesan baik dan mempererat kerja sama di masa depan.