Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, tahukah kamu bahwa alergi susu sapi merupakan salah satu alergi makanan paling umum yang dialami anak-anak, terutama di tahun pertama kehidupannya? Meski sering dianggap sepele, kondisi ini ternyata bisa berdampak besar pada tumbuh kembang si kecil bila tidak dikenali dan ditangani dengan tepat.
Menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sekitar 2–7,5% anak di Indonesia mengalami alergi susu sapi. Gejalanya sering kali menyerupai gangguan ringan seperti flu, kolik, atau masalah pencernaan, sehingga banyak orang tua yang tidak sadar bahwa anaknya memiliki alergi ini. Padahal, jika dibiarkan tanpa penanganan, alergi susu sapi dapat menghambat penyerapan nutrisi penting dan berisiko menyebabkan gangguan pertumbuhan maupun kekurangan gizi.
Untuk meningkatkan kesadaran ini, Danone Indonesia melalui kegiatan edukatif Bicara Gizi mengangkat tema “Listen to The Little Sign: Saatnya Orang Tua SADAR Alergi Susu Sapi pada Anak”. Kampanye ini bertepatan dengan peringatan World Allergy Awareness Day yang jatuh pada 16 Oktober 2025, dan menjadi momentum penting untuk mengingatkan orang tua agar lebih peka terhadap tanda-tanda alergi sejak dini.
Konsep SADAR Alergi (Screening Awal dan Asupan Rekomendasi Alergi) yang digaungkan Danone mengajak orang tua untuk melakukan deteksi dini dan berkonsultasi langsung dengan dokter anak guna mendapatkan diagnosis dan rekomendasi nutrisi yang tepat.
Alergi Susu Sapi Bukan Sekadar Masalah Pencernaan
Bukan hanya berpengaruh pada fisik, alergi susu sapi juga dapat memengaruhi fungsi kognitif dan kualitas hidup anak. Tak jarang, kondisi ini juga menjadi sumber stres emosional bagi para ibu yang khawatir apakah asupan nutrisi anaknya sudah mencukupi.
Penelitian yang dimuat dalam Annals of Medical Research (2023) mengungkapkan bahwa para ibu dengan anak yang memiliki alergi susu sapi cenderung mengalami kecemasan dan stres karena terbatasnya informasi akurat dan sulitnya menemukan nutrisi pengganti yang sesuai.
Menurut dr. Tiara Nien Paramita, Sp.A, banyak orang tua belum memahami bahwa tanda-tanda alergi susu sapi bisa muncul dalam bentuk ringan seperti ruam, muntah, atau anak yang tampak lebih rewel dari biasanya.
“Setiap anak memiliki kondisi alergi yang berbeda. Karena itu, penting bagi orang tua untuk tidak mengandalkan informasi umum dari internet, melainkan segera berkonsultasi dengan dokter anak agar diagnosis dan tata laksana nutrisinya tepat,” jelas dr. Tiara.
Kenali “Little Sign” Alergi Susu Sapi pada Anak
Berikut beberapa tanda pada anak setelah mengonsumsi susu sapi yang perlu diwaspadai antara lain:
- Ruam merah dan gatal di kulit yang muncul setelah mengonsumsi produk susu.
- Muntah berulang setelah minum susu atau turunannya.
- Eksim atau kulit kering bersisik yang sulit sembuh.
- Masalah pencernaan seperti diare, sembelit, atau bahkan pendarahan pada saluran cerna.
Selain itu, anak dengan riwayat keluarga alergi memiliki risiko lebih tinggi mengalami alergi susu sapi. Jadi, semakin cepat orang tua mengenali tanda-tandanya, semakin besar peluang anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Langkah yang Bisa Dilakukan Orang Tua
dr. Ray Wagiu Basrowi, Medical & Scientific Affairs Director Danone Indonesia, menekankan pentingnya peran orang tua dalam deteksi dini dan tata laksana nutrisi. “Melalui inisiatif SADAR Alergi, kami ingin membantu orang tua memahami bahwa setiap anak memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda. Konsultasi dengan dokter sangat penting agar anak mendapatkan formula dan asupan nutrisi paling sesuai dengan kondisinya,” ujarnya.
Beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua di rumah, di antara lain:
- Identifikasi gejala sejak dini dan catat perubahan pada anak.
- Hindari makanan dan minuman mengandung protein susu sapi.
- Selalu baca label makanan dengan teliti.
- Pantau tumbuh kembang anak secara rutin bersama dokter anak.
- Pastikan kebutuhan gizi tetap terpenuhi melalui rekomendasi nutrisi dari dokter.