Akhirnya Bisa Tidur Nyenyak! Rahasia Sleep Training agar Bayi Tidur Mandiri Tanpa Drama

Annisa Kharisma DewiDiterbitkan 26 Desember 2025, 08:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, setelah kehadiran si kecil rasanya tidur malam menjadi semakin di rindukan. Bagi banyak orang tua, salah satu tantangan terbesar di tahun pertama adalah membantu bayi tidur nyenyak tanpa perlu digendong, disusui, atau diayun terus-menerus. Di sinilah sleep training berperan penting, sebuah proses untuk membantu bayi belajar tidur mandiri dan tetap terlelap sepanjang malam.

Namun, agar sleep training berhasil, dibutuhkan kesabaran, konsistensi, dan tentu saja, pemahaman tentang metode yang paling cocok untuk bayi dan keluarga. Dilansir dari sleepfoundation.com, terdapat berbagai cara untuk sleep training bayi agar berhasil tanpa membuat si kecil serta orangtua menjadi stress.

Apa Itu Sleep Training?

Secara sederhana, sleep training adalah cara melatih bayi agar bisa tidur sendiri dan kembali terlelap ketika terbangun di tengah malam. Tujuannya bukan hanya membuat orang tua bisa istirahat lebih baik, tapi juga membantu bayi membentuk kebiasaan tidur yang sehat sejak dini.

Biasanya, sleep training mulai dilakukan saat bayi berusia 4–6 bulan, ketika ritme tidur alami mereka mulai terbentuk dan tidak lagi terlalu sering butuh menyusu di malam hari.

 

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Beberapa Metode Sleep Training yang Bisa Dicoba

Yuk, simak beberapa metode sleep training yang bisa kamu coba, Sahabat Fimela! [Dok/freepik.com]

Tidak ada satu metode sleep training yang cocok untuk semua bayi, Sahabat Fimela. Yang penting adalah menemukan pendekatan yang sesuai dengan karakter si kecil dan kenyamanan keluarga. Berikut beberapa metode yang umum digunakan:

1. Ferber Method (Metode Bertahap)

Metode ini dilakukan dengan membiarkan bayi menangis sebentar sebelum orang tua datang menenangkannya. Lama waktu menunggu perlahan ditambah setiap malam, hingga bayi terbiasa menenangkan diri tanpa bantuan. 

2. Pick Up/Put Down (Angkat dan Letakkan)

Metode lembut ini cocok untuk orang tua yang tak tega mendengar bayi menangis lama. Saat bayi mulai menangis, angkat sebentar untuk menenangkan, lalu letakkan kembali sebelum ia tertidur. Ulangi hingga bayi terbiasa tidur tanpa digendong.

3. Fading Method (Pendekatan Bertahap)

Dalam metode ini, orang tua tetap berada di kamar bayi, namun sedikit demi sedikit menjauh setiap malam. Cara ini membantu bayi merasa aman, tetapi tetap belajar tidur mandiri.

4. No Tears Method (Tanpa Tangisan)

Seperti namanya, metode ini fokus pada menciptakan rutinitas tidur yang lembut dan konsisten tanpa ada tangisan. Misalnya, dengan mandi air hangat, pijatan lembut, atau lagu nina bobo sebelum tidur.

 

 

3 dari 3 halaman

Kapan Waktu yang Tepat Memulai Sleep Training?

Usia enam bulan adalah waktu ideal untuk memulai sleep training. [Dok/freepik.com/gpointstudio]

Menurut para ahli, usia enam bulan adalah waktu ideal untuk memulai sleep training. Di usia ini, sebagian besar bayi sudah siap tidur lebih lama di malam hari tanpa perlu makan, dan belum terlalu terbiasa dengan kebiasaan tidur yang bergantung pada pelukan atau gendongan.

Tanda lain bahwa bayi siap sleep training adalah ketika ia mulai bisa menenangkan dirinya sendiri,misalnya, mengisap jari atau memeluk guling kecil saat mengantuk.

Tips agar Sleep Training Berhasil

Agar sleep training berjalan sukses, berikut beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:

1. Konsisten dengan rutinitas tidur.

Buatlah rutinitas yang sama setiap malam seperti mandi, memakai piyama, menyusui, lalu mematikan lampu. Rutinitas membantu bayi mengenali tanda bahwa waktunya tidur telah tiba.

2. Ciptakan lingkungan yang nyaman.

Pastikan kamar bayi tenang, suhu ruangan sejuk, dan pencahayaan redup. Musik lembut atau white noise juga bisa membantu bayi lebih rileks.

3. Jangan buru-buru menggendong.

Ketika bayi terbangun, tunggu sebentar sebelum menenangkannya. Kadang, ia bisa menenangkan dirinya sendiri tanpa bantuan.

4. Bersabar dan jangan bandingkan.

Setiap bayi berbeda. Ada yang cepat beradaptasi, ada yang butuh waktu lebih lama. Yang penting adalah tetap tenang dan tidak menyerah.