Panduan Olahraga Sebelum Sarapan agar Tetap Aman dan Bertenaga

Alyaa Hasna HunafaDiterbitkan 21 November 2025, 15:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Banyak orang memilih olahraga pagi karena terasa lebih segar dan tidak mengganggu aktivitas sepanjang hari. Namun, muncul pertanyaan apakah aman berolahraga sebelum sarapan? Rasa khawatir akan kehabisan energi kadang membuat orang ragu untuk memulai. Padahal, jika dilakukan dengan cara yang tepat, olahraga sebelum makan pagi bisa memberi dorongan energi alami dan membuat tubuh terasa lebih ringan. 

Melansir laman medicalnewstoday.com saat berolahraga dalam kondisi perut kosong, tubuh cenderung menggunakan cadangan energi dari lemak. Inilah yang membuat pembakaran lemak bisa berlangsung lebih efisien. Meski begitu, respons setiap orang bisa berbeda, sehingga penting untuk mendengarkan kondisi tubuh sendiri. Jika tubuh terasa nyaman, kamu bisa menjadikan kebiasaan ini sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Namun jika merasa cepat lelah, berarti tubuh perlu adaptasi bertahap.

Jenis olahraga yang dipilih juga sangat berpengaruh. Aktivitas ringan seperti jalan cepat, jogging santai, yoga, atau bersepeda pelan lebih cocok dilakukan sebelum sarapan. Gerakan yang terlalu intens dapat membebani tubuh yang belum mendapat asupan energi. Karena itu, penting untuk menyesuaikan intensitas latihan dengan kondisi tubuh dan pengalamanmu berolahraga.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Pentingnya hidrasi sebelum dan selama berolahraga

Cairan dalam tubuh tetap harus terpenuhi selama berolahraga. (foto: jcomp/freepik)

Durasi latihan pun perlu diperhatikan agar tubuh tidak “kaget”. Mulailah dengan sesi singkat, misalnya 15–20 menit, lalu tingkatkan perlahan ketika tubuh sudah terbiasa. Waktu yang terlalu panjang dapat membuat kadar gula darah menurun dan memengaruhi konsentrasi. Bila kamu sudah cukup berpengalaman, durasi bisa ditambah tanpa harus melewati batas kemampuan. Dengarkan tubuh karena setiap orang memiliki ritme yang berbeda.

Walaupun belum sarapan, kebutuhan cairan tetap harus dipenuhi. Minum air putih sebelum memulai olahraga membantu mencegah dehidrasi, terutama di pagi hari ketika tubuh baru bangun. Kamu juga bisa menyiapkan botol minum di dekatmu untuk menjaga hidrasi selama bergerak. Tubuh yang terhidrasi dengan baik akan membuat latihan terasa lebih ringan dan nyaman. 

Selama berolahraga, perhatikan sinyal-sinyal kecil dari tubuh. Jika muncul rasa pusing, getaran halus pada otot, mual, atau tiba-tiba lemas, itu tanda tubuh membutuhkan energi lebih cepat. Hentikan latihan dan beristirahatlah untuk menstabilkan kondisi. Memaksakan diri hanya akan meningkatkan risiko cedera atau menurunkan performa harian.

3 dari 3 halaman

Mengisi energi setelah berolahraga dengan sarapan seimbang

Isi ulang energi dengan sarapan yang bergizi seimbang. (foto: jcomp/freepik)

Setelah olahraga selesai, saatnya mengisi ulang energi dengan sarapan bergizi. Pilih sumber karbohidrat kompleks seperti oatmeal atau roti gandum, padukan dengan protein seperti telur atau yogurt. Tambahkan buah segar untuk memberi tubuh serat dan vitamin. Sarapan yang seimbang membantu mempercepat pemulihan otot dan menjaga energi tetap stabil hingga siang hari. Hindari makanan terlalu berminyak agar tubuh tidak terasa berat.

Kunci keberhasilan olahraga sebelum sarapan adalah konsistensi dan adaptasi bertahap. Semakin rutin kamu melakukannya, semakin mudah tubuh menyesuaikan diri dengan pola tersebut. Lama kelamaan, kamu akan mulai merasakan manfaatnya, seperti peningkatan stamina dan fokus yang lebih baik di pagi hari. Rutinitas ini juga dapat membantu memperbaiki kualitas tidur karena tubuh memiliki ritme aktivitas yang lebih teratur. Yang penting, lakukan dengan sabar dan bertahap.

Dengan memahami kebutuhan tubuh dan menerapkan panduan yang tepat, olahraga sebelum sarapan bisa menjadi kebiasaan yang menyenangkan dan penuh manfaat. Kamu dapat memulai hari dengan tubuh yang lebih segar, pikiran yang lebih jernih, dan energi yang lebih stabil. Tak hanya itu, rutinitas ini bisa membantu kamu merasa lebih produktif dan siap menghadapi aktivitas tanpa rasa lesu. 

 

Penulis: Alyaa Hasna Hunafa