Fimela.com, Jakarta - Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah nutrisi terbaik untuk bayi, terutama selama enam bulan pertama kehidupan. Pemberian ASI sangat direkomendasikan hingga anak berusia dua tahun atau lebih dengan makanan pendamping ASI (MPASI) yang tepat.
Namun, Sahabat Fimela, ada kalanya kondisi medis pada ibu atau anak tidak memungkinkan pemberian ASI eksklusif. Dalam situasi tersebut, susu formula dapat menjadi alternatif yang aman dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi si Kecil.
Memilih susu formula yang tepat memerlukan pertimbangan cermat agar sesuai dengan kebutuhan gizi dan kondisi anak. Panduan ini akan membantu Anda memahami cara memilih susu formula yang baik bagi anak agar tumbuh kembangnya optimal.
Konsultasi Dokter dan Kesesuaian Usia Anak
Langkah pertama dan terpenting dalam memilih susu formula adalah berkonsultasi dengan dokter anak atau petugas medis yang terpercaya. Setiap anak memiliki kebutuhan gizi yang berbeda-beda, dan dokter dapat memberikan anjuran berdasarkan kondisi kesehatan, berat badan, usia, serta kemungkinan alergi atau intoleransi.
Dokter juga dapat merekomendasikan susu formula khusus jika anak memiliki kondisi kesehatan tertentu. Contohnya, bayi prematur atau berat badan lahir rendah membutuhkan kalori dan mineral ekstra untuk mendukung pertumbuhannya.
Selain itu, penting untuk selalu menyesuaikan susu formula dengan usia anak. Susu formula diformulasikan secara khusus sesuai dengan tahap perkembangan dan kebutuhan gizi yang berbeda-beda. Pastikan untuk memperhatikan keterangan rekomendasi usia pada label kemasan susu formula agar nutrisi yang diberikan sesuai.
Misalnya, susu formula Tahap 1 (0-6 bulan) dirancang untuk bayi baru lahir, Tahap 2 (6-12 bulan) disesuaikan untuk bayi yang mulai mengonsumsi MPASI, dan susu pertumbuhan (di atas 1 tahun) untuk anak yang telah melewati usia bayi. Memilih susu yang sesuai usia memastikan anak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
Pertimbangkan Kondisi Kesehatan dan Tipe Protein Susu
Kondisi kesehatan bayi sangat memengaruhi pemilihan susu formula yang tepat. Alergi susu sapi adalah jenis alergi makanan yang sering ditemukan pada bayi, terjadi pada sekitar 7% bayi di bawah 1 tahun.
Gejalanya bisa berupa gangguan pencernaan, pernapasan, atau reaksi kulit. Jika bayi menunjukkan gejala alergi setelah mengonsumsi susu sapi, segera hentikan pemberiannya dan konsultasikan ke dokter. Dokter mungkin akan merekomendasikan susu formula khusus, seperti susu formula terhidrolisa ekstensif atau susu formula asam amino.
Intoleransi laktosa, meskipun jarang terjadi pada bayi, juga perlu dipertimbangkan. Kondisi ini menyebabkan tubuh kesulitan mencerna gula alami dalam susu. Gejala intoleransi laktosa bisa berupa diare, sakit perut, dan perut kembung. Untuk kasus ini, susu formula bebas laktosa dapat diberikan di bawah pengawasan medis.
Selain itu, perhatikan tipe protein dalam susu formula, karena memengaruhi tingkat kemudahan pencernaan oleh si Kecil. Protein standar tersedia dalam bentuk utuh, sementara protein terhidrolisa parsial atau ekstensif sudah dipecah menjadi potongan lebih kecil. Untuk bayi baru lahir dan di bawah 1 tahun, susu formula dengan protein whey lebih mudah dicerna, dengan rasio whey dan kasein sekitar 60:40 yang setara dengan ASI.
Periksa Kandungan Nutrisi Penting dan Kondisi Produk
Semua susu formula yang dijual di pasaran telah memenuhi syarat kandungan minimum yang diatur pemerintah untuk asupan nutrisi sesuai kategori usia. Namun, Sahabat Fimela, ada beberapa nutrisi tambahan yang penting untuk diperhatikan dalam cara memilih susu formula yang baik bagi anak.
Pastikan susu formula mengandung DHA (Docosahexaenoic Acid) dan ARA (Arachidonic Acid) yang penting untuk perkembangan otak, sistem saraf, dan mata bayi. Zat besi juga krusial untuk mencegah anemia defisiensi besi dan mendukung kemampuan belajar anak.
Nutrisi penting lainnya termasuk prebiotik dan probiotik yang berfungsi menjaga pencernaan dan memperbaiki keseimbangan mikrobiota usus. Pilih juga susu fortifikasi yang diperkaya dengan berbagai gizi penting lain, termasuk vitamin A, C, dan D, serta mineral esensial untuk mendukung tumbuh kembang si Kecil.
Terakhir, perhatikan kondisi produk dan tanggal kedaluwarsa. Pilih susu formula dengan wadah yang tertutup rapat, tidak bocor, atau tidak ada bintik karat pada kaleng. Setelah dibuka, susu formula bubuk sebaiknya dikonsumsi paling lama 3 bulan. Hindari susu formula dengan gula berlebih atau tambahan sukrosa untuk menjaga kesehatan gigi dan mengurangi risiko konsumsi gula berlebih pada anak.