Bolehkah Pakai Cat Kuku Gel di Masa Kehamilan? Ini Kata Ahli!

Nabila MecadinisaDiterbitkan 17 Desember 2025, 10:37 WIB

ringkasan

  • Penggunaan cat kuku gel umumnya aman dalam batas wajar selama kehamilan dengan tindakan pencegahan, namun beberapa bahan kimia seperti Toluene dan Formaldehida perlu diwaspadai.
  • Paparan sinar UV/LED dari pengering kuku dapat meningkatkan risiko penuaan dini dan kanker kulit, sehingga perlindungan seperti tabir surya atau sarung tangan sangat dianjurkan.
  • Untuk praktik aman, pilih produk non-toksik, pastikan ventilasi baik, lakukan penghapusan yang benar, batasi frekuensi, pilih salon bersih, dan selalu konsultasikan dengan dokter.

Fimela.com, Jakarta - Sahabat Fimela, pertanyaan seputar keamanan perawatan kecantikan selama kehamilan seringkali muncul, salah satunya adalah tentang penggunaan cat kuku gel. Banyak ibu hamil ingin tetap tampil menawan, namun juga sangat mengutamakan kesehatan diri dan buah hati. Lantas, bagaimana sebenarnya pandangan para ahli mengenai Bolehkah pakai cat kuku gel di masa kehamilan?

Secara umum, penggunaan cat kuku gel dalam batas wajar selama kehamilan dianggap aman oleh banyak ahli dan organisasi medis, asalkan beberapa tindakan pencegahan khusus diikuti. Namun, penting bagi Sahabat Fimela untuk memahami potensi risiko yang terkait dengan paparan bahan kimia tertentu serta sinar UV yang digunakan dalam proses pengeringan. Informasi komprehensif ini akan membantu Anda membuat keputusan yang tepat.

Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai aspek terkait penggunaan cat kuku gel, mulai dari kandungan kimia yang perlu diwaspadai hingga tips praktik aman yang bisa Anda terapkan. Dengan begitu, Anda bisa merawat kuku dengan lebih tenang dan percaya diri selama masa kehamilan yang berharga ini. Mari kita selami lebih dalam fakta-fakta pentingnya.

What's On Fimela
2 dari 5 halaman

Kandungan Kimia yang Perlu Diperhatikan

Beberapa bahan kimia yang sering ditemukan dalam produk cat kuku, termasuk cat kuku gel, dapat menimbulkan kekhawatiran bagi ibu hamil. Memahami zat-zat ini adalah langkah awal untuk membuat pilihan yang lebih aman.

  • Toluene: Toluene adalah pelarut yang digunakan untuk mengencerkan cat kuku agar mudah diaplikasikan dan menghasilkan permukaan yang halus. Pelarut ini dikenal berbahaya bagi sistem saraf jika terpapar dalam jumlah besar. Meskipun jumlah toluene yang terserap melalui kulit atau terhirup dari aplikasi cat kuku pada jari dan kuku kaki umumnya kecil dan tidak diharapkan meningkatkan risiko masalah pada kehamilan atau bayi yang disusui, beberapa ahli menyarankan untuk menghindarinya karena dikaitkan dengan keterlambatan perkembangan pada anak.
  • Formaldehida: Zat ini berfungsi untuk mengeraskan cat kuku dan juga digunakan di salon untuk mendisinfeksi alat perawatan kuku. Formaldehida dapat menjadi karsinogen potensial dan iritan pernapasan. Meskipun tubuh manusia secara alami memproduksi formaldehida dan ditemukan dalam makanan sehat, paparan berlebihan harus tetap dihindari demi keamanan.
  • Dibutyl Phthalate (DBP): DBP ditambahkan pada cat kuku untuk membuatnya lebih fleksibel dan tidak mudah retak atau pecah. Meskipun jumlah kecil DBP telah ditemukan pada manusia dan tidak diharapkan menyebabkan masalah pada kehamilan atau bayi yang disusui berdasarkan penelitian yang ada, DBP dikaitkan dengan gangguan hormonal.
  • Methyl Methacrylate Monomer (MMA): MMA adalah agen pengikat yang membantu menempelkan kuku palsu pada kuku alami, sering ditemukan dalam kuku akrilik dan gel. Bahan ini dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, dan paru-paru, serta memicu reaksi alergi yang tidak diinginkan.
  • Trimethylbenzoyl Diphenylphosphine Oxide (TPO): Uni Eropa telah melarang TPO sejak 1 September 2025, bahan kimia yang membantu cat kuku gel mengeras di bawah lampu UV. Zat ini diklasifikasikan sebagai toksikan reproduksi dan karsinogen. Meskipun larangan ini berlaku di Eropa, penting bagi Sahabat Fimela di mana pun untuk menyadari potensi risiko dari bahan ini.
3 dari 5 halaman

Risiko Paparan Sinar UV/LED

Proses pengeringan cat kuku gel umumnya menggunakan lampu UV atau LED yang memancarkan sinar UVA, dan ini juga menjadi perhatian khusus bagi ibu hamil.

  • Sinar UVA: Lampu kuku, baik yang disebut “UV” maupun “LED”, keduanya memancarkan radiasi UV, terutama sinar UVA. Sinar UVA telah dikaitkan dengan penuaan dini pada kulit dan peningkatan risiko kanker kulit. Meskipun paparan UV dari lampu kuku umumnya minimal dan setara dengan lampu penerangan kamar, paparan berulang dapat memiliki efek kumulatif yang perlu diwaspadai.
  • Perlindungan dari Sinar UV: Untuk meminimalkan kemungkinan risiko yang berkaitan dengan penggunaan lampu kuku UV, para ahli merekomendasikan beberapa tindakan pencegahan. Sahabat Fimela dapat mengoleskan tabir surya spektrum luas dengan perlindungan UVA ke tangan setidaknya 20-30 menit sebelum sesi manikur. Alternatif lain adalah menggunakan sarung tangan pelindung khusus yang didesain untuk membiarkan ujung kuku terbuka, sehingga tangan terlindungi dari paparan sinar UV.
4 dari 5 halaman

Praktik Aman Penggunaan Cat Kuku Gel Selama Kehamilan

Jika Sahabat Fimela memilih untuk tetap menggunakan cat kuku gel, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk meminimalkan risiko dan menjaga keamanan.

  • Pilih Produk Non-Toksik: Selalu cari cat kuku gel yang bebas dari “toxic trio” yaitu toluene, formaldehida, dan DBP, serta bahan kimia berbahaya lainnya. Beberapa merek kini menawarkan formula yang diklaim aman untuk kehamilan, jadi pastikan untuk membaca label produk dengan cermat.
  • Ventilasi yang Baik: Pastikan aplikasi cat kuku gel dilakukan di area yang berventilasi baik untuk menghindari menghirup uap kimia. Ibu hamil mungkin memiliki indra penciuman yang lebih sensitif, sehingga ventilasi yang memadai sangat penting untuk kenyamanan dan keamanan.
  • Pembersihan yang Tepat: Penghapusan cat kuku gel yang tidak benar dapat merusak lempeng kuku, terutama karena kuku mungkin lebih rapuh selama kehamilan. Gunakan penghapus cat kuku bebas aseton atau kapas yang dibasahi aseton, dan hindari merendam kuku terlalu lama dalam cairan penghapus.
  • Frekuensi Penggunaan: Penggunaan sesekali umumnya dianggap aman, tetapi penggunaan yang terlalu sering atau paparan jangka panjang dapat meningkatkan risiko. Disarankan untuk membatasi penggunaan cat kuku gel dan memberikan jeda agar kuku dapat bernapas dan pulih. Pertimbangkan untuk menggunakannya hanya pada acara-acara tertentu.
  • Kebersihan Salon: Sangat penting untuk memastikan bahwa salon kuku yang Anda kunjungi memiliki standar kebersihan yang baik dan mensterilkan semua peralatan dengan benar. Ibu hamil lebih rentan terhadap infeksi, sehingga alat manikur dan pedikur yang disanitasi dengan baik adalah suatu keharusan.
  • Konsultasi dengan Dokter: Sebagai tindakan pencegahan, selalu diskusikan kekhawatiran yang ada dengan penyedia layanan kesehatan Anda sebelum melanjutkan perawatan kuku. Dokter kandungan Anda dapat memberikan saran yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan pribadi Anda.
5 dari 5 halaman

Kapan Sebaiknya Menghindari Cat Kuku Gel Sepenuhnya

French manicure menampilkan kuku alami dengan ujung berwarna putih. Kamu bisa melakukannya dengan cat kuku biasa, cat kuku gel, atau akrilik. Tipe ini menjadi tren karena kuku bisa terlihat bersih dan mudah pengerjaannya. Foto: Instagram.

Ada beberapa situasi di mana ibu hamil sebaiknya menghindari penggunaan cat kuku gel sepenuhnya untuk alasan keamanan.

  • Sebelum Prosedur Medis: Hindari penggunaan cat kuku, termasuk gel, sebelum prosedur medis seperti operasi caesar atau operasi lainnya. Hal ini penting untuk memastikan pemantauan kadar oksigen melalui kuku dapat dilakukan dengan akurat oleh tim medis.
  • Kuku Rapuh atau Rusak: Jika selama kehamilan kuku Sahabat Fimela menjadi rapuh, mudah patah, atau menunjukkan tanda-tanda kerusakan lainnya karena perubahan hormonal, sebaiknya hindari penggunaan cat kuku gel. Fokuslah pada perawatan kuku agar tetap pendek, sehat, dan kuat, serta biarkan kuku bernapas tanpa lapisan tambahan.