Fimela.com, Jakarta - Menjadi seorang ibu tunggal bukanlah perjalanan yang mudah. Namun bagi Yosi Ariani, status sebagai solo mom justru menjadi ruang untuk tumbuh, bertahan, dan terus berkarya. Terpilih sebagai SuperMom kategori The Strong Solo Mom, Yosi membuktikan bahwa kehilangan tidak pernah memadamkan cahaya seorang ibu—justru menguatkannya.
Yosi adalah ibu dari dua anak, Maliq dan Malika. Sehari-hari, ia menjalani peran sebagai ibu rumah tangga sekaligus beauty content creator. Di balik kesehariannya yang tampak tenang, tersimpan perjalanan hidup penuh liku yang ditempuh dengan ketulusan dan keberanian.
Kehadiran dan kehilangan yang Tak Mudah
Kehamilan dan persalinan Yosi berjalan normal. Namun di kelahiran anak pertamanya, ia sempat mengalami baby blues. ASI yang tak langsung keluar membuatnya harus berbagi peran dengan susu formula dan bantuan keluarga. Dari pengalaman itu, Yosi belajar bahwa menjadi ibu bukan soal sempurna, melainkan tentang bertahan dan terus berusaha.
Kehilangan pasangan hidup menjadi bab paling berat dalam hidupnya. Suaminya meninggal dunia setelah melalui masa sakit panjang pasca-Covid. Dalam kondisi LDM, Yosi harus menerima kabar kepergian sang suami di bulan Ramadan. Ia menyaksikan sendiri proses di ICU, meski tak bisa berada di sisi suami di detik-detik terakhir. Duka itu datang setelah proses panjang naik-turun antara harapan dan keikhlasan.
“Aku sudah menangis di awal,” tuturnya. “Saat akhirnya pergi, aku sudah ikhlas. Ini yang terbaik.”
Membangun Teamwork bersama Anak
Kini, anak-anak menjadi segalanya bagi Yosi. Ia menyebut mereka sebagai teman, penyemangat, sekaligus alasan untuk terus melangkah. Dalam keluarganya, Yosi membangun konsep teamwork. Anak-anak diajak terlibat sejak kecil, memahami pekerjaan, belajar saling membantu, dan melindungi satu sama lain.
Sebagai ibu sekaligus kepala keluarga, Yosi belajar banyak hal: lebih peduli pada kesehatan, lebih mandiri, dan terbiasa berdiskusi dengan anak-anak dalam mengambil keputusan. Manajemen waktu menjadi kunci, begitu pula komunikasi yang terbuka agar anak-anak memahami kondisi dan perjalanan hidup mereka bersama.
Waktu luang Yosi banyak dihabiskan di rumah—decluttering, mencoba menu baru bersama anak-anak untuk memastikan gizi anak terpenuhi, hingga menikmati waktu sederhana menonton bersama. Me time baginya tak selalu harus pergi jauh, meski sesekali ia juga menikmati bergabung dengan komunitas atau solo traveling sebagai ruang untuk mengisi ulang energi.
Di usia yang sering dianggap tak lagi produktif, Yosi justru menemukan kembali kepercayaan dirinya. Meski sempat merasa insecure, dukungan dari orang-orang terdekat membuatnya berani melangkah apa adanya.
Pesan dari Yosi untuk Semua Ibu Hebat
Pesan Yosi sederhana namun penuh makna dalam wawancara eksklusif Fimela, “You’re not alone.”
Untuk anak-anaknya, Yosi hanya ingin mereka tahu satu hal “Jangan takut. I’m here.”
Yosi Ariani adalah potret nyata bahwa kekuatan seorang ibu tidak selalu hadir dalam sorak sorai, melainkan dalam keteguhan hati, keikhlasan menerima, dan keberanian untuk terus mencintai kehidupan. Coz, motherhood is the greatest thing and the hardest thing.