5 Cara Atasi Alergi pada Anak untuk Hidup Lebih Nyaman

Nabila MecadinisaDiterbitkan 23 Desember 2025, 16:31 WIB

ringkasan

  • Alergi pada anak disebabkan oleh reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh terhadap alergen dan dipengaruhi oleh faktor genetik, dengan gejala bervariasi dari ringan hingga anafilaksis yang mengancam jiwa.
  • Cara atasi alergi pada anak meliputi identifikasi dan penghindaran alergen, penggunaan obat-obatan seperti antihistamin dan kortikosteroid sesuai anjuran dokter, serta mencoba pengobatan alami untuk gejala ringan.
  • Pencegahan alergi melibatkan pola hidup bersih dan sehat, pemberian ASI eksklusif, dan konsultasi dokter segera jika gejala memburuk atau terjadi reaksi alergi berat, tanpa eliminasi makanan sembarangan.

Fimela.com, Jakarta - Alergi pada anak adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat pemicu yang sebenarnya tidak berbahaya. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai gejala, mulai dari ringan hingga berat yang perlu diwaspadai Sahabat Fimela.

Si kecil bisa mengalami alergi kapan saja, terutama jika ada riwayat alergi dalam keluarga. Mengenali tanda-tandanya sejak dini sangat penting untuk penanganan yang tepat dan cepat.

Artikel ini akan membahas secara komprehensif cara atasi alergi pada anak, mulai dari identifikasi pemicu hingga langkah penanganan medis dan alami. Dengan informasi ini, Sahabat Fimela dapat membantu menjaga kenyamanan dan kesehatan buah hati di rumah.

2 dari 4 halaman

Mengenali Beragam Pemicu dan Gejala Alergi pada Anak

Faktor genetik berperan besar dalam penyebab alergi pada anak. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki riwayat alergi, risiko anak untuk mengalaminya meningkat signifikan, bahkan hingga 60-80% jika kedua orang tua menderita alergi.

Alergen bisa berasal dari makanan seperti susu, telur, dan kacang-kacangan yang sering menjadi pemicu utama. Pemicu lain termasuk debu, asap rokok, polusi, bulu hewan peliharaan, gigitan serangga, hingga bahan kimia dalam detergen atau sabun.

Gejala alergi bervariasi, mulai dari bersin, batuk, pilek, dan ruam kulit hingga muntah dan diare. Penting untuk membedakan gejala ringan ini dari reaksi berat seperti anafilaksis yang mengancam jiwa.

Anafilaksis ditandai dengan nyeri dada, tekanan darah rendah, bengkak pada lidah dan tenggorokan, serta kesulitan bernapas. Kondisi ini memerlukan penanganan medis darurat segera karena dapat mengancam nyawa.

3 dari 4 halaman

Strategi Efektif Cara Atasi Alergi pada Anak di Rumah

Langkah pertama dalam cara atasi alergi pada anak adalah mengidentifikasi dan menghindari alergen. Sahabat Fimela perlu memperhatikan dengan cermat reaksi anak setelah mengonsumsi makanan tertentu atau terpapar lingkungan tertentu.

Jaga kebersihan rumah secara rutin, bersihkan debu, dan hindari asap rokok di sekitar anak. Untuk alergi makanan, selalu baca label kemasan produk dengan teliti dan hindari makanan pemicu. Gunakan juga produk pembersih dan perawatan kulit yang hipoalergenik.

Penggunaan obat-obatan seperti antihistamin dan kortikosteroid dapat membantu meredakan gejala. Antihistamin menghambat reaksi alergi, sementara kortikosteroid menekan peradangan. Namun, selalu konsultasikan dosis dan jenis obat yang tepat dengan dokter anak.

Untuk gejala ringan, beberapa pengobatan alami seperti kunyit, jeruk nipis, atau madu bisa dicoba. Lidah buaya dan oatmeal juga dapat membantu meredakan gatal pada kulit. Namun, efektivitasnya bervariasi dan tidak boleh menggantikan saran medis profesional jika gejala tidak membaik.

4 dari 4 halaman

Pencegahan dan Kapan Harus Segera ke Dokter

Orang tua perlu semakin waspada dan tidak menyepelekan tanda-tanda yang muncul setelah anak mengonsumsi makanan tertentu. (foto/dok: freepik)

Menerapkan pola hidup bersih dan sehat adalah kunci penting dalam pencegahan alergi. Biasakan anak mencuci tangan secara teratur dan pertimbangkan pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan sebagai langkah pencegahan alergi yang baik.

Untuk anak yang lebih besar, pemberian susu pertumbuhan khusus yang diformulasikan untuk mengurangi risiko alergi kambuh dapat menjadi pilihan. Namun, dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), Ketua Pengurus Pusat IDAI, menegaskan untuk tidak terburu-buru melakukan eliminasi makanan tanpa arahan dokter, karena pembatasan yang tidak tepat justru bisa menghambat tumbuh kembang anak.

Sahabat Fimela harus segera membawa anak ke dokter jika mengalami gejala alergi berat atau syok anafilaktik, seperti sesak napas, bengkak pada wajah atau lidah, atau anak tampak sangat gelisah. Jangan tunda penanganan medis untuk kondisi darurat ini.

Konsultasi dengan dokter juga diperlukan jika gejala alergi ringan tidak membaik atau semakin parah meskipun sudah dilakukan penanganan awal. Dokter dapat melakukan tes alergi untuk identifikasi pemicu spesifik dan memberikan rencana penanganan jangka panjang yang paling sesuai.