Liburan Tetap Sehat? Strategi Mengatur Waktu Istirahat Anak agar Tidak Berantakan

Nazwa Putri KurniawanDiterbitkan 25 Desember 2025, 18:00 WIB

Fimela.com, Jakarta - Masa liburan kerap menjadi waktu yang paling dinanti, khususnya bagi anak yang ingin leluasa bermain, beraktivitas, dan menikmati hari tanpa tuntutan sekolah. Namun di balik suasana menyenangkan tersebut, perubahan rutinitas harian sering kali membuat waktu istirahat anak menjadi tidak teratur.

Anak bisa terbiasa tidur larut, bangun lebih siang, atau melewatkan waktu istirahat karena terlalu asyik menggunakan gawai dan mengikuti beragam kegiatan. Jika dibiarkan berlarut-larut, kondisi ini dapat membuat anak mudah lelah, sulit berkonsentrasi, serta lebih mudah rewel saat beraktivitas. Karena itu, masa liburan idealnya tidak hanya diisi dengan kesenangan, tetapi juga tetap memperhatikan kebutuhan dasar anak, terutama istirahat yang cukup dan berkualitas.

Mengelola waktu istirahat selama liburan menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua, terutama ketika jadwal aktivitas anak terasa lebih bebas. Berdasarkan sumber dari psychologytoday.com, pola tidur yang tidak terkontrol dapat berdampak pada kesehatan fisik maupun emosional anak, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Anak yang kurang beristirahat cenderung cepat lelah, sulit fokus, dan mengalami perubahan suasana hati yang cukup signifikan. Selain itu, kebiasaan tidur yang berantakan selama liburan juga dapat menyulitkan anak ketika harus kembali menjalani rutinitas sekolah. Inilah sebabnya pengaturan waktu istirahat perlu diperhatikan sejak awal agar anak tetap nyaman tanpa mengurangi keseruan liburan.

Pada dasarnya, liburan yang sehat adalah liburan yang mampu menyeimbangkan antara aktivitas dan waktu istirahat, sehingga anak dapat menikmati setiap momen tanpa mengorbankan kesehatannya. Pendekatan yang tepat, orangtua dapat membantu anak membentuk kebiasaan istirahat yang lebih teratur meskipun sedang tidak berada di masa sekolah.

Langkah sederhana seperti menetapkan jam tidur yang konsisten, menyusun kegiatan harian, serta menciptakan suasana tidur yang nyaman dapat memberikan dampak positif bagi anak. Melalui pengelolaan waktu istirahat yang baik, liburan tidak hanya menjadi waktu bersenang-senang, tetapi juga momen untuk menjaga kondisi anak tetap sehat dan siap menghadapi aktivitas selanjutnya.

2 dari 3 halaman

1. Menjaga jadwal tidur tetap teratur

Menjaga jadwal tidur yang teratur membantu anak tetap bugar dan tidak mudah lelah selama liburan. (Foto: pvproductions/Freepik)

Walaupun sedang libur sekolah, orangtua sebaiknya tetap mempertahankan jam tidur dan bangun anak agar tidak terlalu berbeda dari hari biasa. Pola tidur yang konsisten membantu menjaga jam biologis tubuh anak tetap seimbang, sehingga anak tidak mudah lelah atau sulit tidur ketika liburan berakhir. Dengan jadwal tidur yang teratur, kualitas istirahat anak juga akan lebih baik dan tubuhnya tetap segar untuk beraktivitas keesokan hari.

2. Mengatur keseimbangan antara aktivitas dan istirahat

Liburan sering diisi dengan berbagai kegiatan menarik, namun jadwal yang terlalu padat justru dapat membuat anak cepat kelelahan. Orangtua perlu menyusun aktivitas harian yang seimbang dengan menyelipkan waktu istirahat di sela-sela bermain. Dengan begitu, anak tetap dapat menikmati liburan tanpa merasa kelelahan berlebihan dan memiliki waktu untuk memulihkan energi tubuhnya.

3. Membatasi penggunaan gawai menjelang waktu tidur

Penggunaan gawai di malam hari dapat memengaruhi kualitas tidur anak karena paparan cahaya layar menghambat produksi hormon tidur. Oleh sebab itu, penting bagi orangtua untuk mengurangi atau menghentikan penggunaan gawai setidaknya satu jam sebelum tidur. Kebiasaan ini membantu anak lebih mudah merasa mengantuk dan tidur dengan lebih nyenyak.

3 dari 3 halaman

4. Membangun rutinitas menjelang tidur

Membangun rutinitas menjelang tidur membantu anak lebih rileks dan mudah terlelap meskipun sedang liburan. (Foto: karlyukav/Freepik)

Rutinitas sebelum tidur berperan penting dalam memberi sinyal kepada tubuh anak bahwa waktu istirahat telah tiba. Aktivitas sederhana seperti membaca buku, mendengarkan cerita, atau berbincang ringan dapat membantu anak merasa lebih rileks. Rutinitas yang dilakukan secara konsisten akan membuat anak lebih mudah terlelap meskipun sedang berada dalam suasana liburan.

5. Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman

Kondisi kamar tidur sangat memengaruhi kualitas istirahat anak. Pastikan kamar memiliki pencahayaan yang redup, suhu yang sejuk, dan suasana yang tenang agar anak dapat tidur dengan nyaman. Lingkungan tidur yang kondusif membantu anak memperoleh istirahat yang lebih berkualitas dan bangun dengan tubuh yang lebih segar.

6. Peka terhadap tanda-tanda kelelahan pada anak

Setiap anak memiliki batas energi yang berbeda, sehingga orangtua perlu memperhatikan perubahan perilaku seperti mudah rewel, mengantuk, atau kehilangan fokus. Jika tanda-tanda tersebut muncul, sebaiknya anak diberi waktu untuk beristirahat tanpa memaksakan aktivitas. Dengan memahami kebutuhan tubuh anak, orangtua dapat membantu menjaga kesehatannya selama liburan.

Waktu istirahat yang tepat, liburan tidak hanya menjadi momen bersenang-senang, tetapi juga kesempatan bagi anak untuk tetap sehat, bugar, dan siap kembali menjalani aktivitas sehari-hari.