Fimela.com, Jakarta - Sahabat Fimela, musim perayaan, seperti Natal atau liburan akhir tahun, seringkali identik dengan sukacita, kebersamaan, dan perayaan. Namun, bagi sebagian orang, periode ini justru menjadi waktu yang sangat sulit dan membangkitkan kesedihan mendalam. Hal ini terutama dirasakan oleh mereka yang sedang berduka karena kehilangan orang terkasih, di mana ketidakhadiran mereka terasa sangat kuat di momen-momen spesial.
Perasaan duka di tengah suasana meriah bisa memicu emosi kompleks dan membuat seseorang merasa terasing. Tidak jarang, orang yang berduka merasa 'harus' ikut bersenang-senang agar tidak merusak suasana, padahal hati mereka sedang hancur. Ekspektasi sosial untuk 'cepat move on' atau 'kuat' justru bisa menjadi beban tambahan, menghambat proses penyembuhan alami.
Lalu, bagaimana cara mengelola musim perayaan saat berduka agar kita bisa tetap menjaga kesehatan mental dan emosional? Para ahli menyarankan beberapa strategi penting yang dapat membantu Sahabat Fimela menavigasi periode yang menantang ini dengan lebih bijaksana dan penuh empati terhadap diri sendiri.
Menciptakan Ruang Aman Pribadi di Tengah Keramaian
Salah satu strategi krusial saat menghadapi musim perayaan di tengah duka adalah menciptakan 'ruang aman' atau tempat tenang untuk diri sendiri. Ketika menghadiri acara sosial atau kumpul keluarga, penting untuk memiliki tempat di mana Anda bisa menyendiri dan menenangkan diri sejenak.
Maria Bailey, pendiri Grief Specialists, sebuah jaringan ahli duka, menyarankan untuk menanyakan apakah ada ruangan tenang yang bisa digunakan. Ia menjelaskan, "Jika Anda akan pergi ke pesta Natal di rumah seseorang, atau Anda akan pergi ke rumah seseorang untuk Hari Natal, tanyakan apakah Anda bisa memiliki tempat berlindung."
Mengetahui bahwa ada ruang tenang di mana Anda bisa meluangkan waktu untuk menenangkan diri dapat membuat bersosialisasi terasa tidak terlalu menakutkan. Bailey menambahkan, "Jika Anda berpikir Anda mungkin membutuhkan waktu istirahat, jika Anda merencanakannya terlebih dahulu, maka Anda memegang kendali dan Anda bisa bersantai." Ini memberikan Anda kontrol atas emosi dan situasi, mengurangi tekanan untuk terus 'tampil bahagia'.
Pentingnya Komunikasi Terbuka dan Perencanaan Matang
Sebelum musim perayaan tiba, sangat penting untuk mempertimbangkan dengan cermat apa yang paling tepat untuk Anda. Setelah itu, komunikasikan secara jujur dan terbuka dengan keluarga mengenai apa yang akan dan tidak akan Anda lakukan.
Kebutuhan setiap orang yang berduka berbeda, dan harus dihormati. Anda mungkin ingin memperlakukan musim perayaan seperti hari biasa, menjadi sukarelawan untuk amal, atau tetap merayakan seperti biasa namun dengan batasan. Jika Anda memilih perayaan seperti biasa, buatlah rencana cadangan jika situasinya menjadi terlalu berat atau memicu kesedihan yang tak tertahankan. Komunikasi yang efektif dalam keluarga sangat dibutuhkan untuk memberikan dukungan emosional antar anggota keluarga yang sedang berduka.
Alysha Tagert, seorang terapis trauma, menyarankan untuk mengidentifikasi kebutuhan diri dan mengkomunikasikannya dengan jelas kepada orang lain. Ini termasuk memberi tahu teman dan keluarga apakah Anda membutuhkan ditemani atau justru ruang sendiri selama liburan.
Melanjutkan Tradisi Lama atau Menciptakan yang Baru
Jika Anda merasa sanggup, pertimbangkan tradisi apa yang mungkin ingin Anda lanjutkan. Melanjutkan tradisi tertentu dapat menjadi cara yang menghormati dan membawa kembali kenangan orang yang telah tiada ke dalam lingkungan keluarga.
Ini bisa berupa hal sederhana seperti mendengarkan musik favorit mereka, mengunjungi tempat yang selalu Anda datangi bersama, atau bahkan menciptakan tradisi baru yang didedikasikan untuk mengenang mereka. Misalnya, membeli hadiah untuk diri sendiri atas nama orang yang telah meninggal, memilih sesuatu yang Anda tahu mereka ingin Anda nikmati. Pastikan Anda melakukan apa yang membuat Anda merasa lebih baik, bukan karena merasa harus sepenuhnya mengikuti rutinitas yang sama persis dengan orang tersebut.
Memberi Ruang untuk Proses Berduka yang Sehat
Yang paling penting, Sahabat Fimela, adalah memberi ruang bagi kesedihan Anda. Jangan menekan atau mengabaikan perasaan sulit yang muncul. Seperti yang dikatakan Solanki, "Dengan itu maksud saya, jika [perasaan itu] muncul, jangan menekannya." Menekan emosi hanya akan memperpanjang proses duka dan dapat berdampak buruk pada kesehatan mental.
Izinkan diri Anda untuk merasakan emosi tersebut, entah itu dengan menuliskan perasaan Anda, meluangkan waktu untuk menemui terapis atau konselor, atau sekadar menangis. Memberi ruang bagi kesedihan memungkinkan Anda untuk juga memberi ruang bagi hal-hal baik dan kebahagiaan yang akan datang. Ingatlah, proses berduka adalah perjalanan pribadi yang unik bagi setiap individu, dan tidak ada cara yang 'benar' atau 'salah' untuk berduka.