Perempuan dan Cortisol: Hormon Stres yang Mengganggu Kulit dan Kesehatan

Hilda IrachDiterbitkan 29 Desember 2025, 15:45 WIB

ringkasan

  • Stres kronis meningkatkan kadar kortisol yang merusak kulit.
  • Kortisol dapat menyebabkan jerawat, penuaan dini, dan kulit kering.
  • Mengelola stres melalui tidur, nutrisi, dan olahraga penting untuk kesehatan kulit.

Fimela.com, Jakarta - Stres adalah bagian dari kehidupan yang tak terhindarkan, terutama bagi perempuan. Stres kronis dapat berdampak signifikan pada kesehatan kulit, dan salah satu penyebab utamanya adalah hormon kortisol. Hormon ini dilepaskan oleh kelenjar adrenal sebagai respons terhadap stres, dan meskipun bermanfaat dalam jumlah kecil, kadar kortisol yang tinggi dapat merusak kulit. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana kortisol memengaruhi kulit perempuan dan cara mengelola stres untuk menjaga kesehatan kulit.

Kortisol, yang sering disebut sebagai "hormon stres", berfungsi sebagai mekanisme adaptasi jangka pendek. Namun, ketika kadar kortisol tetap tinggi akibat stres kronis, kulit menjadi lebih rentan terhadap berbagai masalah. Dr. Keira Barr, seorang dermatologis bersertifikat, menjelaskan bahwa otak dan kulit saling terkait, sehingga stres dapat membuat kulit lebih rentan terhadap iritasi dan infeksi.

Menurut Dr. Amélie Seghers, peningkatan kadar kortisol dapat menyebabkan berbagai masalah kulit, seperti jerawat, penuaan dini, dan kulit kering. Mari kita lihat lebih dalam dampak kortisol pada kulit perempuan.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Dampak Kortisol pada Kulit Wanita

Kadar kortisol yang tinggi secara kronis dapat menyebabkan berbagai masalah kulit, antara lain:

  • Peningkatan Produksi Minyak dan Jerawat: Kortisol merangsang kelenjar sebaceous untuk memproduksi lebih banyak minyak, yang dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat. Sebuah studi menemukan korelasi kuat antara stres dan keparahan jerawat pada wanita.
  • Penuaan Dini: Kadar kortisol yang tinggi dapat memecah kolagen dan elastin, mempercepat pembentukan garis halus dan kerutan.
  • Kulit Kering dan Gangguan Fungsi Penghalang Kulit: Kortisol melemahkan fungsi penghalang kulit, mengurangi kemampuannya untuk mempertahankan kelembapan, yang menyebabkan kulit kering dan lebih rentan terhadap iritasi.
  • Penyembuhan Luka yang Lebih Lambat: Kadar kortisol yang tinggi mengganggu proses penyembuhan luka, memperlambat pembentukan sel kulit baru dan produksi kolagen.
  • Peningkatan Sensitivitas dan Peradangan: Stres dapat meningkatkan respons peradangan, membuat kulit lebih reaktif dan sensitif.
3 dari 3 halaman

Mengelola Stres untuk Kesehatan Kulit

Untuk mengurangi dampak kortisol pada kulit, para ahli merekomendasikan pendekatan holistik. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:

  • Prioritaskan Tidur: Tidur yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan kulit.
  • Nutrisi Seimbang: Konsumsi makanan sehat yang kaya antioksidan dan hindari gula olahan serta alkohol.
  • Latihan Fisik Teratur: Olahraga membantu mengurangi hormon stres dan meningkatkan sirkulasi darah.
  • Praktik Mindfulness: Teknik relaksasi seperti meditasi dan yoga dapat membantu mengatur kadar kortisol.
  • Hidrasi yang Cukup: Pastikan tubuh terhidrasi untuk menjaga kelembapan kulit.
  • Konsultasi Dermatologis: Jika stres memengaruhi kulit, konsultasikan dengan dermatologis bersertifikat.

Mengelola stres adalah kunci untuk menjaga kesehatan kulit. Dengan memahami dampak kortisol dan menerapkan langkah-langkah pencegahan, Sahabat Fimela dapat merawat kulit dengan lebih baik dan mengurangi dampak negatif dari stres.