Fimela.com, Jakarta - Sahabat Fimela, sebuah studi terbaru telah diluncurkan untuk menyelidiki fenomena 'titik buta' yang signifikan terkait waktu layar pada bayi. Para akademisi dari universitas-universitas terkemuka seperti Leeds, Nottingham, Aston, dan Leeds Trinity akan bekerja sama untuk mengkaji dampak penggunaan layar pada anggota masyarakat termuda. Penelitian penting ini didanai oleh 1001 Critical Days Foundation, sebuah badan amal yang didirikan oleh Dame Andrea Leadsom, mantan menteri kesehatan, dengan tujuan mulia memberikan awal terbaik dalam hidup bagi setiap bayi.
Kekhawatiran mengenai paparan layar pada bayi semakin meningkat, terutama karena perdebatan waktu layar seringkali lebih terfokus pada remaja dan media sosial. Namun, fakta mengejutkan menunjukkan bahwa bahkan bayi baru lahir pun secara anekdot sudah terpapar layar. Mantan menteri pendidikan dan kesehatan, Will Quince, yang kini menjabat kepala eksekutif badan amal tersebut, menegaskan adanya 'titik buta' nyata terhadap bayi dalam diskusi ini.
Studi ini bukan bertujuan untuk menyalahkan orang tua, melainkan untuk menyediakan bukti yang diperlukan guna mengatasi 'titik buta' ini. Informasi yang akurat diharapkan dapat membantu orang tua dan pengasuh dalam membuat keputusan terbaik demi masa depan bayi mereka. Para ahli menekankan bahwa anak-anak seharusnya belajar melalui interaksi langsung dengan orang dewasa dan dunia di sekitar mereka, bukan hanya dari layar.
Meningkatnya Paparan Layar dan Dampak Potensial
Data menunjukkan bahwa beberapa bayi kini menghabiskan lebih dari empat jam sehari di depan layar, sebuah angka yang mengkhawatirkan. Di Jepang, misalnya, penelitian mengindikasikan bahwa tiga dari sepuluh bayi terpapar waktu layar selama empat jam atau lebih setiap hari. Paparan berlebihan ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan para ahli.
Penggunaan waktu layar yang intensif pada usia sangat muda dapat berpotensi menyebabkan masalah jangka panjang. Beberapa dampak yang dikhawatirkan meliputi kesulitan dalam hal perhatian, komunikasi, pemecahan masalah, serta gangguan komunikasi. Perkembangan otak bayi sangat bergantung pada interaksi yang kaya dengan lingkungan, dan waktu layar yang berlebihan dapat mengurangi kesempatan untuk interaksi dunia nyata yang penting bagi perkembangan otak.
Studi yang lebih mendalam diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif tentang bagaimana perangkat digital memengaruhi perkembangan fisik, emosional, dan sosial bayi. Hal ini akan membekali orang tua dengan informasi yang lebih baik untuk menavigasi era digital ini.
Rekomendasi Jelas dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan rekomendasi yang sangat jelas dan ketat mengenai waktu layar untuk bayi dan anak kecil. Pedoman ini bertujuan untuk memastikan tumbuh kembang anak yang sehat dan optimal.
- Anak di bawah satu tahun: Tidak boleh menggunakan layar sama sekali. Mereka harus aktif secara fisik beberapa kali sehari dengan berbagai cara, terutama melalui permainan di lantai yang interaktif. Bayi tidak boleh ditahan di kereta dorong, kereta bayi, kursi tinggi, atau gendongan selama lebih dari satu jam pada satu waktu. Waktu yang dihabiskan dalam posisi duduk (sedentary) harus diisi dengan kegiatan membaca dan bercerita bersama pengasuh.
- Anak usia satu hingga dua tahun: Waktu layar tidak boleh lebih dari satu jam sehari, dan WHO menekankan bahwa "lebih sedikit lebih baik". Untuk anak usia satu tahun, waktu layar yang bersifat pasif seperti menonton TV atau video tidak direkomendasikan.
Rekomendasi ini didasarkan pada pemahaman bahwa otak bayi berkembang pesat dan membutuhkan stimulasi yang tepat. Interaksi langsung dan aktivitas fisik adalah kunci utama dalam proses pembelajaran dan perkembangan mereka.
Masa Depan Penelitian dan Peran Orang Tua
Studi baru yang diluncurkan oleh para akademisi dari empat universitas di Inggris ini akan menjadi krusial dalam memahami dampak waktu layar pada bayi. Penelitian ini akan mengeksplorasi bagaimana perangkat digital memengaruhi perkembangan fisik, emosional, dan sosial bayi, serta implikasinya bagi orang tua. Hasilnya diharapkan dapat memecahkan 'titik buta' yang ada dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh orang tua dan pengasuh.
Penting bagi Sahabat Fimela untuk memahami bahwa tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memberdayakan orang tua dengan pengetahuan. Dengan adanya bukti yang kuat, orang tua dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan mendukung perkembangan optimal anak-anak mereka. Mengurangi waktu layar dan meningkatkan interaksi langsung, membaca, serta aktivitas fisik adalah langkah-langkah konkret yang dapat diambil.
Peran orang tua sangat vital dalam membentuk kebiasaan digital anak sejak dini. Menetapkan batasan yang jelas dan menjadi teladan dalam penggunaan teknologi adalah hal yang esensial. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang tumbuh dengan sehat dan siap menghadapi tantangan dunia modern.