Sukses

Beauty

Perbedaan Jerawat Hormonal dan Bacterial Acne: Ciri-Ciri yang Perlu Diketahui

ringkasan

  • Jerawat hormonal muncul di area wajah tertentu seperti dagu dan rahang.
  • Lesi jerawat hormonal lebih dalam dan menyakitkan dibandingkan jerawat biasa.
  • Pola kemunculan jerawat hormonal seringkali siklis, terutama menjelang menstruasi.

Fimela.com, Jakarta - Jerawat adalah masalah kulit yang umum dialami oleh banyak orang, termasuk wanita dewasa. Namun, tidak semua jerawat memiliki penyebab yang sama. Salah satu jenis jerawat yang sering membingungkan adalah jerawat hormonal. Apa sebenarnya jerawat hormonal dan bagaimana ciri-cirinya? Mari kita bahas lebih dalam.

Jerawat hormonal adalah jenis jerawat yang dipicu oleh fluktuasi atau ketidakseimbangan hormon dalam tubuh. Meskipun lebih umum terjadi selama pubertas, jerawat hormonal dapat berlanjut hingga usia dewasa, terutama pada wanita. Perubahan hormonal yang terjadi selama menstruasi, kehamilan, dan menopause seringkali menjadi pemicu utama kemunculan jerawat ini.

Sahabat Fimela, penting untuk mengenali ciri-ciri jerawat hormonal agar dapat mengambil langkah perawatan yang tepat. Berikut adalah beberapa ciri khas jerawat hormonal yang perlu Anda ketahui.

1. Lokasi Kemunculan Spesifik

Jerawat hormonal cenderung muncul di area wajah yang kaya akan kelenjar minyak, seperti pipi bagian bawah, garis rahang, dagu, dan leher. Berbeda dengan jerawat biasa yang muncul secara acak, jerawat hormonal memiliki pola distribusi yang lebih terfokus pada area "U-zone" ini.

2. Jenis Lesi yang Lebih Dalam dan Nyeri

Lesi jerawat hormonal seringkali lebih dalam dan menyakitkan, seperti kista dan nodul. Lesi ini cenderung lebih besar, meradang, dan dapat terasa sakit saat disentuh. Selain itu, jerawat ini juga bisa muncul dalam bentuk komedo putih, komedo hitam, papula, dan pustula.

3. Pola Kemunculan Siklus

Waktu kemunculan jerawat hormonal seringkali siklis, bertepatan dengan fluktuasi hormon. Pada wanita, jerawat ini cenderung memburuk sekitar seminggu hingga 10 hari sebelum menstruasi dimulai, dan kemudian mereda setelahnya. Ini menunjukkan bahwa hormon berperan besar dalam kemunculan jerawat.

4. Kulit Berminyak

Produksi sebum berlebih adalah ciri khas jerawat hormonal. Peningkatan produksi minyak ini disebabkan oleh aktivitas androgen yang meningkat, sehingga kulit tampak mengkilap dan berminyak.

5. Tidak Merespons Perawatan Jerawat Biasa

Jika jerawat tidak kunjung membaik meskipun telah mencoba berbagai produk perawatan kulit, ini bisa menjadi indikasi jerawat hormonal. Jerawat hormonal seringkali membutuhkan penanganan yang lebih spesifik, termasuk resep dokter.

6. Muncul pada Usia Dewasa

Jerawat hormonal sering dikaitkan dengan wanita dewasa, terutama yang berusia 20 hingga 50 tahun. Sekitar 50% wanita berusia 20-an dan 25% wanita berusia 40-an mengalami kondisi ini.

7. Dapat Dipicu oleh Kondisi Medis Tertentu

Jerawat hormonal juga dapat terkait dengan kondisi medis seperti Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS), yang ditandai dengan peningkatan kadar androgen.

Jika Anda mengalami jerawat yang dalam, menyakitkan, atau tidak kunjung membaik dengan perawatan bebas, sebaiknya konsultasikan dengan dermatologis. Penting untuk mengenali pola kemunculan jerawat dan faktor pemicu agar dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat. Dengan informasi ini, Sahabat Fimela dapat lebih memahami kondisi kulit dan menemukan cara untuk merawatnya dengan baik.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading