Sukses

Beauty

Dampak Deodoran Beralkohol pada Kulit Sensitif: Apa yang Perlu Diketahui?

ringkasan

  • Deodoran beralkohol dapat menyebabkan iritasi dan kerusakan pada lapisan kulit sensitif.
  • Penggunaan deodoran beralkohol dapat memicu dermatitis kontak dan perubahan warna kulit.
  • Ahli dermatologi merekomendasikan produk bebas alkohol dan bahan hipoalergenik untuk kulit sensitif.

Fimela.com, Jakarta - Deodoran beralkohol sering menjadi pilihan banyak orang karena kemampuannya mengeringkan cepat dan membunuh bakteri penyebab bau badan. Namun, bagi Sahabat Fimela yang memiliki kulit sensitif, penggunaan deodoran ini bisa menimbulkan masalah serius. Apa saja dampak yang mungkin terjadi? Mari kita simak lebih lanjut.

Alkohol dalam deodoran dapat menghilangkan minyak alami kulit dan merusak lapisan pelindungnya. Hal ini membuat kulit menjadi kering, teriritasi, dan lebih rentan terhadap peradangan. Beberapa orang mungkin merasakan sensasi perih atau terbakar, terutama setelah bercukur. Kemerahan, pengelupasan, dan rasa gatal juga menjadi masalah umum yang dihadapi.

Menurut Dr. Jeremy Brauer, seorang dermatolog bersertifikat, "Untuk kulit sensitif, alkohol bisa menjadi masalah besar. Ia menghilangkan minyak alami dan merusak penghalang kulit, membuat kulit kering dan teriritasi." Oleh karena itu, penting untuk memahami dampak deodoran beralkohol pada kulit sensitif.

Penyebab Iritasi dan Kerusakan Lapisan Kulit

Penggunaan deodoran beralkohol dapat menyebabkan iritasi yang signifikan. Iritasi ini terjadi karena alkohol menghilangkan kelembapan dari kulit, sehingga menyebabkan:

  • Kulit terasa kering dan pecah-pecah.
  • Peradangan yang dapat menyebabkan kemerahan dan rasa gatal.
  • Pengelupasan kulit yang membuat tampilan ketiak menjadi tidak menarik.

Hal ini diperparah jika Sahabat Fimela menggunakan deodoran setelah bercukur, di mana kulit dalam kondisi lebih sensitif. Seperti yang dijelaskan oleh sebuah artikel di Medium, "Alkohol adalah iritan yang kuat yang dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan teriritasi."

Pemicu Dermatitis Kontak dan Perubahan Warna Kulit

Selain iritasi, deodoran beralkohol juga dapat memicu dermatitis kontak. Gejala dermatitis ini meliputi:

  • Ruam dan kemerahan di area ketiak.
  • Benjolan kecil dan pengelupasan kulit.
  • Perubahan warna kulit yang dapat membuat ketiak tampak tidak merata.

Menurut American Academy of Dermatology, "Pilih produk bebas pewangi dan bebas alkohol untuk ketiak sensitif, terutama di musim panas." Iritasi yang berulang dapat memperburuk hiperpigmentasi, terutama bagi mereka yang memiliki kulit kaya melanin.

Rekomendasi Ahli untuk Kulit Sensitif

Para ahli dermatologi merekomendasikan untuk menghindari deodoran beralkohol bagi individu dengan kulit sensitif. Dr. Alicia Zalka menyatakan bahwa produk bebas alkohol cenderung tidak mengeringkan kulit ketiak yang halus. Beberapa bahan yang disarankan untuk dicari dalam deodoran meliputi:

  • Lidah buaya: Menenangkan dan melembapkan kulit.
  • Minyak kelapa: Membantu menjaga kelembapan kulit.
  • Shea butter: Melindungi dan melembapkan kulit.

Melakukan uji tempel pada produk baru juga sangat disarankan. Caranya, oleskan sedikit produk di bagian dalam lengan dan tunggu 24 jam untuk melihat apakah ada reaksi. Ini penting untuk menghindari iritasi lebih lanjut.

Dengan informasi ini, Sahabat Fimela dapat lebih bijak dalam memilih deodoran yang sesuai dengan kondisi kulit. Menghindari produk beralkohol dan memilih bahan yang lembut akan membantu menjaga kesehatan kulit ketiak.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading