Sukses

Entertainment

Christian Sugiono, "Menaklukkan" Indonesia dengan Caranya Sendiri

Next

Christian Sugiono

“Menaklukkan” Indonesia dengan cara saya

Sedari awal saya memang tertarik dengan Indonesia. Saya memang berdarah campuran, tapi saya lahir dan besar di sini, hanya saat kuliah saja di Jerman selama 8 tahun. Ketika saya kembali lagi ke sini, saya dengan “isi kepala” dan sudut pandang layaknya orang Jerman, melihat Indonesia itu seru dan seperti menantang saya untuk melakukan sesuatu. Saya ingin mengangkat sesuatu yang menghibur dengan unsur sangat Indonesia, maka akhirnya saya bersama teman-teman membuat malesbangetdotcom (MBDC), situs hiburan tapi bukan gosip seperti infotainment atau menyadur berita Hollywood.

Inilah persembahan 100 % Indonesia asli dengan kemasan digitasl versi saya, karena berita yang diangkat dari seputar Indonesia, dibuat oleh orang lokal, dan menggunakan bahasa Indonesia. Beberapa orang bilang kalau tayangan, situs, atau pengangkatan berita/gosip luar lebih menarik karena bisa dibuat lucu tapi tetap berkarakter. Nah, ini yang saya dan teman-temani lakukan di situs ini. Kami mengangkat suatu isu atau berita dengan penyajian, pendekatan, dan kemasannya menarik, seperti yang biasa ditemukan di konten luar negeri. Dengan membuat situs ini, saya nggak mengatakan kalau saya dan teman-teman adalah yang pertama kali melakukan hal ini, tapi bisa dibilang untuk di zona internet kami pionir.

Berbuat sesuatu yang baik, belum tentu langsung sukses

Pada awal mula kemunculannya, MBDC hanya diakses oleh sedikit orang karena menjadi sebuah situs yang sangat berbeda dari yang ada sebelumnya. Orang banyak yang bingung ini situs apa dan kenapa mengangkatnya seperti itu, belum lagi pemilihan katanya tergolong nyeleneh dan kental terasa bahwa diangkat dari sudut pandang laki-laki yang suka berbicara tanpa disaring terlebih dulu. Namun, kami mempertahankan itu karena itulah konsep yang kami bentuk, termasuk juga karena faktor behind the scene situs ini yang semuanya laki-laki dan kami susah untuk mengganti mindset menjadi bukan laki-laki ketika akan menulis. Di masa awal, situs ini juga kurang dianggap serius karena faktor namanya, padahal saya dan teman-teman menggarapnya dengan sangat serius. Kami membuatnya dengan detail dan sepenuh hati, sama sekali bukan barang mainan, tapi justru dianggap ini hanya main-main. Apa yang kami lakukan dan cara orang menerima berbeda. Tapi, sembari berjalannya waktu, situs ini tetap konsisten dengan konsep awal sambil memperbaiki kualitasnya dan belajar dari kesalahan. Lama-lama publik mulai paham kalau di dalam situs yang bertitel dengan kata “malas”, digarap dengan cara yang serius.

Selain MBDC, obsesi saya pada traveling juga mendatangkan ide untuk mengangkat derajat Indonesia dengan cara unik. Saya membuat “Jalan Jalan Men!”, sebuah video traveling yang rencananya akan mengeksplorasi berbagai tempat di Indonesia. Untuk yang satu ini, memang masih tergolong “anak baru” dan baru ada lima episode video pilot. Bekerja sama dengan Valadoo.com, sebuah situs travel planner, dan beberapa teman, akhirnya jadilah video jalan-jalan yang seru banget mengeksplorasi Indonesia dan mendapat penilaian positif dari pembaca MBDC, karena video ini memang disesuaikan dengan karakteristik pembaca MBDC. Untuk selanjutnya, video ini akan diteruskan ke berbagai kota di Indonesia, tapi tetap dengan format video di internet. Untuk masuk ke media televisi cukup susah karena banyak aturan yang mengutak-atik konsep awal.

Next

Christian Sugiono

Ini cara saya membuktikan cinta

Di kepala saya, masih banyak ide lainnya yang ingin saya buat sebagai bukti keseriusan saya mencintai Indonesia. Tapi, saya nggak akan menggunakan cara pembuktian cinta negara dengan cara yang mellow mendayu-dayu seperti pada umumnya. Kenapa saya bisa bilang begitu? Saya mengambil contoh cara menilai sebuah film lokal yang bagus untuk kebanyakan orang. Kalau film Indonesia mengangkat jalan cerita yang penuh kesedihan, pemerannya tertindas, dan berkebaya, baru diapresiasi sebagai film lokal yang bagus. Tapi, lain halnya ketika ada film yang mengangkat gaya hidup urban dan modern yang sebenarnya ada, malah dibilang nggak Indonesia banget. Saya nggak setuju dengan hal itu. Kita nggak harus menampilkan Indonesia dari sisi itu saja, kan? Sebagai contoh kalau menampilkan Bali, toh nggak perlu hanya Tari Kecak saja. Di Bali juga ada vila-vila mahal dan unsur gaya hidup Barat, tapi tetap menjadi bagian dari Indonesia. Saya nggak ingin mengikuti cara konservatif. Saya punya cara lain untuk menunjukkan cinta negara dengan jalan yang belum terpikir oleh orang lain. Cara yang segar dan modern, tapi tidak lari dari inti utamanya untuk mengangkat tentang Indonesia. Biasanya apa yang saya pikir susah diterima oleh orang lain. Tapi, untunglah saya punya teman-teman dengan jalan pikiran serupa yang kompak, maka masih bisa mewujudkan ide-ide saya.

Tidak harus membuat sesuatu inovasi baru, kepedulian saya sebagai anak Indonesia juga saya buktikan dengan partisipasi saya di Wikimedia Foundation Indonesia, sebuah yayasan nonprofit yang menjalankan Wikipedia berbahasa Indonesia. Bersama teman-teman dari yayasan tersebut, kami berkeliling ke berbagai kampus di banyak kota besar untuk menyemangati para mahasiswa agar ikut berpartisipasi menulis di Wikipedia Indonesia dengan standar penulisan tertentu. Maksud dari kegiatan ini adalah agar Wikipedia Indonesia nggak hanya dibaca lalu ditinggalkan tanpa ada keinginan untuk dibenahi. Bila terus dibenahi, maka page view Wikipedia Indonesia akan naik, sama halnya seperti Wikipedia berbahasa Jawa. Inti dari semua yang saya lakukan ini adalah saya senang bisa memberikan akses ke banyak orang terhadap ilmu pengetahuan. Terdengar klise, tapi inilah yang sebenarnya.

Mengejar mimpi terbesar

Kalau ditanya mimpi terbesar, saya pasti punya. Saya ingin memiliki science park, sebuah kompleks bangunan, terdiri dari perpustakaan, laboraturium, planetarium, serta blok-blok tertentu yang menampilkan spesies tumbuhan dan hewan tertentu. Jadi, ketika berkeliling di area science park ini, semua orang yang datang bisa mendapatkan ilmu pengetahuan secara langsung dan visual. Ide ini bisa ada karena saya adalah pribadi yang sangat menilai tinggi ilmu pengetahuan jauh lebih dari apapun. Bagi saya, ada dua nilai dalam kehidupan, pertama adalah kebenaran, kedua adalah ilmu pengetahuan. Ini juga dipicu dari betapa berbedanya sistem pendidikan di Jerman dan Indonesia yang jelas banyak harus dibenahi. Sekarang, ini mungkin masih cita-cita. Tapi, dengan saya menceritakan ini kepada banyak orang, mudah-mudahan suatu hari bisa terwujud.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading