Sukses

Entertainment

Peduli Lingkungan, Leonardo DiCaprio Prihatin dengan Sampah di Bantar Gebang

Fimela.com, Jakarta Leonardo DiCaprio dikenal sebagai artis Hollywood yang punya kepedulian besar pada lingkungan. Baru-baru ini, Bantar Gebang menjadi lokasi penimbunan sampah Jakata-Bekasi, menimbulkan keprihatinan bagi aktor kelahiran 11 November 1974 ini.

Seperti diketahui, Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) yang dibaung di Bantar Gebang menimbulkan timbunan sampah yang menggunung. Akibatnya di kawasan itu menjadi rusak karena dampak limbah plastik dan sebagainya.

Keprihatinan tersebut Leonardo DiCaprio curahkan melalui sebuah postingan foto di akun Instagram pribadinya. Ia menyoroti keadaan Bantar Gebang yang mempunyai timbunan sampah. Postingan tersebut memperlihatkan keadaan alam sekitar akibat pembuangan sampah.

Pemain film Titanic ini khawatir dengan keadaan alam sekitar Bantar Gebang. Postingan yang diunggah Leonardo itu menceritakan tentang penduduk sekitar yang mencari makan dari sungai yang sudah tekontaminasi.

 
 
 
View this post on Instagram

#Regram #RG @everydayclimatechange: This is Elisabetta Zavoli @elizavola taking over the @everydayclimatechange Instagram account this week and sharing my documentary work of the ‘Landfill midwife’ project. . Some men, from Cikiwul village, catch up fishes in the highly polluted muddy waters that percolate from Bantar Gebang biggest dump zone. Banter Gebang landfill receives the waste of about 15 millions people living in Jakarta. Trash pickers need the litter to make a living and the Indonesian society needs trash pickers to recycle all possible materials that otherwise would be just discarded. . Indonesia, is ranked the second largest plastic polluter in the world behind only China with reports showing that the country produces 187.2 million tonnes of plastic waste each year of which more than 1 million tons leaks into the ocean. Recent studies discovered that as plastics decay, they emit traces of methane and ethylene, two powerful greenhouse gases, and the rate of emission increases with time. The emissions occur when plastic materials are exposed to ambient solar radiation, whether in water or in the air, but in air, emission rates are much higher. Results show that plastics represent a heretofore unrecognized source of climate-relevant trace gases that are expected to increase as more plastic is produced and accumulated in the environment. Polyethylene, used in shopping bags, is the most produced and discarded synthetic polymer globally and was found to be the most prolific emitter of methane and ethylene. It’s estimated that over 8 billion tons of virgin plastic have been produced since 1950, making plastic one of the largest man-made materials on the planet, behind steel and cement. Of that volume, more than half was produced in the last 16 years, amid a global boom in single-use, disposable plastic. Current annual production levels are expected to double in the next 20 years. #everydayclimatechange #climatechange #globalwarming #climatechangeisreal #environment #waste #plasticwaste #plastics #dumpsite #midwife #health #garbage #trash #plasticpollution #Indonesia #Jakarta #childbirth #children #mothers #pregnantwomen

A post shared by Leonardo DiCaprio (@leonardodicaprio) on

"Beberapa pria, dari desa Cikiwul, menangkap ikan di perairan berlumpur yang sangat tercemar yang merembes dari zona pembuangan terbesar Bantar Gebang. TPA Banter Gebang menerima limbah sekitar 15 juta orang yang tinggal di Jakarta. Pemulung membutuhkan sampah untuk mencari nafkah dan masyarakat Indonesia membutuhkan pemulung untuk mendaur ulang semua bahan yang mungkin akan dibuang begitu saja," tulisnya.

"Indonesia, berada di peringkat pencemar plastik terbesar kedua di dunia setelah Cina, dengan laporan menunjukkan bahwa negara itu menghasilkan 187,2 juta ton sampah plastik setiap tahun yang lebih dari 1 juta ton bocor ke laut," Lanjut Leonardo DiCaprio.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading