Sukses

Fashion

FIMELA FEST 2019: 5 Sosok Perempuan Fearless di Industri Fashion Tanah Air

Fimela.com, Jakarta Sebagai seorang perempuan masa kini, sudah seharusnya kita sanggup berkontribusi pada dunia dan bermanfaat bagi nusa, bangsa, dan sesama. Perempuan sudah sepatutnya saling mendukung satu dengan yang lainnya agar memberikan efek positif pada dunia.

Di Indonesia sendiri, banyak sekali sosok perempuan fearless yang sangat inspiratif. Kali ini, yuk kita lihat siapa saja sih deretan desainer perempuan fearless yang sukses mengharumkan nama bangsa?

1. Ghea Panggabean

Ghea Panggabean dikenal sebagai desainer yang konsisten dengan karya bernuansa etnik. Sebagai seorang lulusan Lucie Clayton College of Dressmaking Fashion Design, London (1976-1978) dan Chelsea Academy of Fashion, London (1979), Ghea kembali ke tanah air dan menggunakan ilmunya untuk melestarikan kembali deretan tradisi khas Indonesia.

Ia berhasil mempopulerkan jumputan, lurik, batik, dan deretai kain khas lainnya dalam setiap rancangannya. Prestasinya sendiri sudah tak perlu dipertanyakan lagi. Ghea Panggabean berhasil meraih "Best Asian Designer Award" tahun 1987 di Singapura, Apparel Trophy sebagai desainer pakaian siap pakai terbaik Indonesia tahun 1987 dari Redaktur Mode, dan Adikarya Wisata Award tahun 1987. Selain dipasarkan di sejumlah gerai toko di Jakarta, karya Ghea juga dapat ditemukan di Aseana Boutique di Kuala Lumpur, Malaysia yang kemudian dipasarkan lagi hingga ke Amerika, Prancis, dan Belgia. 

 

2. Anne Avantie

Anne Avantie juga dikenal akan bakatnya pada busana nasional. Mulai berkarier sejak tahun 1989 ia berhasil bereksplorasi pada kebaya dengan modifikasi yang ia lakukan. Rancangannya selalu menghadirkan kesana mewah dan tradisonal yang berpadu jadi satu. Pencapaiannya telah meraih prestasi seperti Kartini Award 2005 dari Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia, mengikuti pergelaran di Kuala Lumpur Asia Fashion Week 2004, dan acara pergelaran tren Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) di mana ia bergabung.

3. Obin

Memiliki nama asli Josephine Warratie Komara, Obin memulai karier di tahun 1970. Saat itu ia pergi ke Solo dan berbagai daerah untuk mempeljari batik dan mengumpulkan potongan kain dari seluruh Indonesia. di tahun 1986 ia mendirikan Bin House dan ia mengikuti Design Contest Textile Internasional di Tokyo, Jepang, dan berhasil menjadi juara.

Pada September 2009, ia mewakili Indonesia dalam festival mini bertajuk Indonesian Inspired yang diadakan Asia House London. Saat itu ia berbicara tentang batik dan memamerkan koleksinya. Bahkan deretan aktris dunia seperti Mick Jagger hingga Julia Robert juga mengagumi karyanya. Kariernya kian melesat hingga kini ia memberdayakan lebih dari 25oo pengrajin kain dari berbagai daerah di Indonesia untuk melestarikan wastra nusantara di mata dunia.

4. Peggy Hartanto

Memiliki passion di bidang fashion membuat Peggy Hartanto tahu betul apa keinginan dia. Lulus SMA ia mengambil bangku pendidikan di Austraalia dan mengmabil pengalaman kerja di Collette Dinningan selama 1,5 tahun. Di sana ia bekerja di bidang produksi dan quality control. Pengalaman tersebut memperkaya sepak terjangnya dalam merintis label yang ia dirikan.

Memiliki garis rancangan modern, membuat karyanya digunakan oleh selebritas dunia seperti Anne Heche, Amanda Schull, Victoria Summer, hingga Giuliana Rancic. Beberapa karya yang ia buat bahkan menghadirkan kain khas Indinesia. Bahkan, ia masuk ke dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia: The Arts yang merupakan jajaran orang berpengaruh dalam bidang seni dari seluruh dunia di bawah usia 30 tahun.

5. Chitra Subijakto

Lewat label Sejauh Mata Memandang miliknya, Chitra banyak berkontribusi untuk aksi positif terhadap banyak bidang. Seperti yang baru-baru ini ia lakukan. Keprihatinan terhadap biota laut yang terancam menjadikan ispirasi kuat dalam berkarya. Ia mengangkat isu tersebut untuk koleksi terbarunya. Bertajuk Laut Kita, Chitra bersama dengan desainer visual Felix Tjahyadi melakukan kolaborasi bertajuk 'Laut Kita' instalasi seluas 330 meter tersebut menjadi sebuah aksi atas kekhawatiran dirinya pada laut yang diprediki pada tahun 2050 nanti akan lebih banyak ditemukan plastik daripada ikan. Koleksi pakaian yang dihadirkan ramah lingkungan. Deretan material seperti katun dan serat kayu sangatlah aman dan ramah lingkungan. Melalui fashion, Chitra berhasil menyadarkan anak muda untuk lebih cinta pada produk lokal sekaligus lebih peduli akan lingkungan.

Ingin memahami lebih dalam tentang fearless women? Yuk, daftarkan diri kamu sekarang juga di sini dan raih kesempatan untuk datang ke Fimela Fest 2019.

 

 

#GrowFearless with FIMELA

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading