Sukses

Fashion

5 Hal yang Harus Dihindari saat Membeli Barang Preloved Fashion

Fimela.com, Jakarta Saat ini semakin banyak orang yang sadar akan dampak lingkungan industri fashion. Membeli pakaian dan aksesoris preloved atau bekas disinyalir menjadi salah satu cara yang berkelanjutan dan terjangkau untuk memperbarui lemari pakaian seseorang.

Menurut Natalie Tincher, pendiri dan stylist utama di BU Style, sebuah perusahaan gaya pribadi yang berbasis di New York City, popularitas preloved fashion tidak hanya datang dari perspektif keberlanjutan, tetapi juga keunikan dan cerita dibaliknya.

"Banyak kain dan gaya barang bekas yang lebih unik daripada yang kita lihat dalam mode massal saat ini. Jenis pakaian ini sering kali memiliki cerita menarik yang orang rasa dapat ditambahkan ke gaya atau merek pribadi mereka sendiri," Kata Tincher, dikutip Insider.

Namun, terkadang sulit untuk menguraikan apa yang membuat barang preloved yang layak untuk diburu. Berikut ini, Tincher menguraikan beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum berburu preloved fashion.

1.      Pakaian yang membutuhkan perombakan besar

Tincher mengatakan, orang-orang yang pergi berbelanja barang antik atau barang bekas kadang-kadang bisa sangat senang dengan penemuan unik atau pembelian yang bagus sehingga mereka lupa tentang kecocokan yang tepat.

"Singkirkan fakta bahwa kamu menyukai gayanya, tetapi pastikan gaya itu cocok untukmu dan tubuhmu," kata Tincher.

Jika pakaian bekas perlu diubah lebih dari satu ukuran atau melibatkan perubahan besar seperti kaki celana yang meruncing, memasukkan lingkar pinggang, atau mengganti ritsleting, itu mungkin tidak layak untuk dibeli.

2.      Pakaian dengan noda atau bau

Jika pakaian bekas ternodai, kemungkinan perubahan warna tidak akan pudar. Oleh sebab itu hindari pakaian yang meninggalkan bekas noda.

"Penjual mungkin memberi tahu kamu bahwa noda akan hilang, atau mereka akan memberi kamu diskon jika ada noda, tetapi jika masih berbau atau ternoda saat kamu melihatnya di toko, mungkin tidak banyak yang bisa kamu lakukan, jangan beli itu," terangnya.

3. Sepatu bekas yang membutuhkan perbaikan besar

Hindari sepatu bekas yang membutuhkan perbaikan besar. Namun, Teincher mengatakan hal ini tidak berlaku jika sepatu tersebut hanya rusak atau perlu diganti bagian sol dalam saja.

"Kamu selalu dapat mengganti sol dalam jika itu adalah sesuatu yang ingin kamu lakukan untuk menghindari kakimu berada di tempat kaki orang lain berada," kata Tincher. "Tetapi hindari sepatu yang rusak lebih dari itu," lanjutnya.

4.       Item berlabel desainer yang memiliki pola atau jahitan yang tidak cocok

Saat berbelanja barang bekas yang mewah, kamu perlu memperhatikan desain, pola, dan jahitan aslinya. Jika salah satu atau elemen tersebut secara fisik tidak sesuai, itu mungkin bukan karya desainer asli.

Tincher merekomendasikan untuk melakukan penelitian tentang seperti apa barang aslinya, mulai dari warna jahitan hingga jenis kain yang biasanya digunakan oleh merek atau desainer untuk lapisan garmen atau tas tangan pada masa itu.

5.      Tidak melakukan riset sebelum membeli barang bekas mewah

Tincher merekomendasikan untuk melakukan riset sebelum membeli barang bekas. “Jika kamu berada di pasar untuk barang mahal, lakukan sedikit riset terlebih dahulu sehingga kamu tidak ditagih berlebihan di pengecer."tuturnya

Lakukanlah riset tentang perancang atau merek beserta harga rata-rata yang dijual untuk barang bekas.

 

#Elevate Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading