Fimela.com, Jakarta Kehadiran para selebriti di Met Gala kerap kali menjadi fokus utama. Padahal, di balik penampilan mewah dan berkelas selebriti, ada pameran busana dari desainer ternama yang sebenarnya menjadi bagian utama dari Met Gala itu sendiri.
Masih diselenggarakan di Metropolitan Museum of Art, Met Gala 2025 mengambil tema "Superfine: Tailoring Black Style". Bukan hanya sebagai dresscode untuk tamu undangan, tema tersebut juga diaplikasikan pada pameran busana di dalam museum.
Tema "Superfine: Tailoring Black Style" menjadi pameran pertama Costume Institute yang berfokus secara eksklusif pada desainer kulit hitam. Sekaligus menjadi yang pertama dalam lebih dari 20 tahun yang didedikasikan untuk pakaian pria.
Advertisement
Berbeda dengan pameran Met Gala sebelumnya yang menyoroti desainer terkenal, pameran ini mencakup sejumlah desainer yang sedang naik daun, seperti Agbobly.
Advertisement
Ekspresi etos sejarah
View this post on Instagram
“Sangat menarik untuk memamerkan desain dari desainer yang lebih muda dan sedang naik daun ini,” kata Miller mengutip dari The Republic.
Pameran ini mencakup gaya kulit hitam selama beberapa abad, tetapi tema pemersatu adalah dandisme, dan bagaimana desainer telah mengekspresikan etos tersebut sepanjang sejarah.
Pameran tersebut, yang dibuka untuk umum pada 10 Mei 2025 yang dibagi menjadi 12 bagian konseptual. Terdiri dari Kepemilikan, kehadiran, keistimewaan, penyamaran, kebebasan, juara, kehormatan, jook, warisan, keindahan, keren, dan kosmopolitanisme.
Dibagi jadi 12 bagian
Seperti pada bagian Kepemilikan yang menampilkan dua mantel seragam yang dikenakan oleh orang-orang yang diperbudak. Salah satunya dari Maryland yang hadirkan beludru ungu berhiaskan benang metalik emas. Pakaian tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan kekayaan pemiliknya.
Di bagian Penyamaran, potret orang-orang yang melarikan diri dari perbudakan menggunakan pakaian mewah untuk menyembunyikan identitasnya. Menmapilkan jaket bersulam dari Off White yang sengaja mempermainkan peran gender.