Sukses

Fashion

Purana Hadirkan Pameran Imersif “A Tapestry of Nature & Culture”, Merajut 16 Tahun Perjalanan Wastra dan Inovasi

Fimela.com, Jakarta Selama enam belas tahun berkarya, Purana telah menjadi salah satu label mode yang konsisten mengangkat keindahan wastra Nusantara dalam wujud modern dan berkelanjutan. Setiap karya Purana memadukan warisan budaya dengan inovasi desain, menjadikannya bukan hanya sekadar busana, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap identitas bangsa. Tahun ini, Purana merayakan perjalanannya melalui sebuah pameran bertajuk Purana 16 Years: A Tapestry of Nature & Culture, yang digelar di Cikini 82, Jakarta Pusat.

Pameran ini menjadi perwujudan perjalanan panjang Purana dalam merangkai benang antara masa lalu, masa kini, dan masa depan. Lebih dari sekadar retrospektif, A Tapestry of Nature & Culture mengajak pengunjung menyelami kisah di balik setiap kain, aroma, suara, hingga ruang yang dihadirkan. Dengan konsep multi-sensori, pameran ini menampilkan instalasi yang hidup—menggambarkan transformasi Purana sebagai brand yang tumbuh bersama alam dan budaya.

Melalui eksplorasi visual dan pengalaman imersif, Purana mengajak publik untuk memahami filosofi di balik setiap karyanya yang menghormati akar tradisi sekaligus berani menatap masa depan. Pameran ini tidak hanya memperlihatkan evolusi gaya, tetapi juga menegaskan misi Purana dalam menghidupkan kembali nilai-nilai lokal melalui karya yang kontekstual dan berjiwa muda.

“Kami ingin pengunjung tidak hanya melihat, tetapi merasakan perjalanan kami,”

Menurut Nonita Respati selaku Founder dan Creative Director Purana, pameran ini menjadi refleksi dari perjalanan kreatif yang sarat makna. Bangunan tempat pameran berlangsung dipilih karena karakternya yang bersejarah namun tampil kontras di tengah wajah modern Jakarta — merepresentasikan filosofi Purana: heritage meets contemporary.

“Hal ini sempurna menggambarkan semangat Purana yang menghormati masa lalu sambil melihat ke masa depan,” tuturnya. Pameran ini dibagi menjadi tiga babak besar yang menggambarkan perjalanan dan evolusi Purana: Pusaka, Titian, dan Langgeng.

Babak Pusaka (2009–2021): Akar Tradisi dan Cerita Komunitas

Babak pertama, Pusaka, menjadi gerbang nostalgia yang menampilkan arsip kain dan kolaborasi Purana bersama komunitas pengrajin lokal. Dengan dominasi warna sepia dan alunan gamelan lembut, pengunjung diajak menyusuri akar tradisi yang menjadi fondasi Purana.

Di ruang ini, pengunjung dapat mencetak motif batik dari arsip lama Purana serta menikmati minuman jamu di bar “Art of Jamu” persembahan Deltomed yang menghadirkan cita rasa rempah khas Indonesia.

Babak Titian (2022–2025): Kolaborasi Alam dan Seni Kontemporer

Memasuki Titian, suasana berubah menjadi hutan hujan tropis Indonesia. Ruangan ini dipenuhi instalasi dari kardus daur ulang karya DUS DUK DUK dan pertunjukan visual wayang kulit modern karya Hanafi Kurniawan Sidhartha (HKSIDH/Rembol) — seorang perupa muda yang dikenal sebagai protégé dari maestro Nasirun.

Di tengah nuansa hijau dan aroma tanah yang menenangkan, berdiri Bar Elixir oleh Herbana, yang menyajikan mocktail herbal segar sebagai simbol keseimbangan antara alam dan kehidupan modern.

Babak Langgeng (2025 & Beyond): Menatap Masa Depan Gaya Hidup

Babak terakhir, Langgeng, menjadi simbol komitmen Purana untuk bertransformasi beyond fashion. Di ruang ini, Purana memperkenalkan dua lini baru yaitu Purana Home & Living dan Puragraph.

Purana Home & Living menghadirkan koleksi perlengkapan rumah seperti taplak, sarung bantal, hingga piranti makan kolaborasi dengan Sango Ceramics. Koleksi ini mengajak masyarakat membawa nilai estetika wastra ke dalam ruang personal mereka.

Sementara Puragraph adalah lini busana baru yang terinspirasi dari arsitektur tradisional Indonesia, khususnya rumah Joglo. Setiap desain menerjemahkan filosofi arsitektur Nusantara menjadi bentuk busana modern yang relevan bagi penikmat fashion masa kini.

Proyek ini dikurasi oleh Erika Amalia, desainer dan wirausahawan kreatif yang memastikan koleksi Purana tetap berpijak pada akar budaya sambil mengikuti tren global.

Kolaborasi, Regenerasi, dan Semangat Keberlanjutan

Tak hanya berfokus pada karya, Purana juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas disiplin dan pemberdayaan generasi muda. Pameran ini melibatkan mahasiswa dari berbagai sekolah seni dan desain seperti LaSalle College Jakarta, Institut Kesenian Jakarta, dan ESMOD sebagai pemandu pameran.

Mereka tak hanya memperkenalkan karya Purana kepada pengunjung, tetapi juga menjadi bagian dari regenerasi kreatif yang memastikan warisan budaya tetap hidup di tangan muda.

Workshop Brushed Batik: Membatik dengan Cara yang Lebih Bebas

Salah satu kegiatan paling menarik di pameran ini adalah workshop brushed batik, yang memperkenalkan teknik membatik menggunakan kuas alih-alih canting tradisional. Teknik ini memberikan kebebasan berekspresi lebih luas, menciptakan sapuan warna yang lembut dan modern, tanpa meninggalkan esensi batik sebagai warisan budaya.

Workshop ini dirancang agar pengunjung tidak hanya belajar, tetapi juga menemukan pengalaman personal dalam berinteraksi dengan kain dan warna, menjadikan wastra sebagai medium seni yang hidup.

Penulis: Siti Nur Arisha

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading