Sukses

FimelaMom

10 Kalimat yang Bisa Meredakan Emosi Anak, Patut Dicoba Orangtua

Fimela.com, Jakarta Menghadapi anak yang sedang marah atau menangis histeris memang menguji kesabaran. Baik di rumah, di pusat perbelanjaan, atau saat waktu tidur, anak bisa tiba-tiba meluapkan emosinya. Dalam situasi ini, orangtua kerap spontan mengeluarkan kalimat yang keras, padahal justru bisa memperburuk keadaan.

Anak-anak, terutama balita, masih belajar mengenali dan mengendalikan perasaan mereka. Emosi yang besar sering diekspresikan dengan cara yang tidak tepat, seperti menangis, berteriak, atau melempar barang. Di sinilah peran orangtua sangat penting: memberikan batasan sekaligus rasa aman dengan kata-kata yang lembut namun tegas.

Dilansir dari Care For Kids, ada sepuluh kalimat yang bisa digunakan orangtua untuk menggantikan ucapan spontan bernada marah. Kalimat-kalimat ini tidak hanya menenangkan suasana, tetapi juga membantu anak belajar bahwa emosi boleh dirasakan, asal disalurkan dengan cara yang sehat.

10 Kalimat yang Bisa Meredakan Emosi Anak

1. “Tidak apa-apa merasa marah, tapi aku tidak bisa biarkan kamu memukul. Kita harus tetap aman”

Kalimat ini mengajarkan bahwa emosi itu wajar, tetapi perilaku menyakiti orang lain tidak bisa diterima. Anak belajar memisahkan perasaan dengan tindakan.

2. “Ayo kita ke tempat tenang bersama”

Daripada memberi time out yang terkesan menghukum, ajak anak ke ruang tenang. Dengan begitu, anak merasa ditemani dan lebih mudah menenangkan diri.

3. “Mau sikat gigi boneka dulu atau gigi kamu dulu?”

Memberikan pilihan sederhana membantu anak merasa punya kendali. Cara ini efektif untuk balita yang sering tantrum karena ingin mengatur segalanya sendiri.

4. “Coba ulangi dengan suara biasa ya”

Kalimat ini mengajarkan bahwa cara bicara juga penting. Anak belajar bahwa berbicara dengan nada normal lebih efektif dibanding merengek.

5. “Aku dengar kamu. Ada ide solusi yang bisa kita coba?”

Daripada langsung menolak keluhan anak, ajak mereka mencari jalan keluar. Ini membuat anak merasa suaranya dihargai sekaligus melatih kemampuan berpikir.

6. “Anak besar atau orang dewasa pun bisa punya perasaan besar. Itu wajar dan nanti akan berlalu"

Kalimat ini menormalkan emosi. Anak belajar bahwa rasa marah atau sedih adalah bagian alami dari hidup, dan perasaan itu akan mereda seiring waktu.

7. “Sepertinya kamu belum dengar tadi. Bagaimana kalau kamu bisikkan ulang setelah aku bilang?”

Mengubah instruksi menjadi permainan kecil membuat anak lebih fokus. Cara ini menyenangkan sekaligus memperkuat pesan tanpa harus meninggikan suara.

8. “Kalau kamu lempar mainan, aku pikir kamu sudah tidak mau main lagi. Benar begitu?”

Alih-alih langsung melarang, kalimat ini mengajak anak merefleksikan tindakannya. Anak jadi belajar memahami hubungan antara perasaan dan perbuatannya.

9. “Apa yang bisa kita lakukan supaya makanan ini lebih enak?”

Ketika anak menolak makan, libatkan mereka dalam mencari solusi. Bisa dengan menambahkan saus atau memotong makanan menjadi bentuk yang lebih menarik.

10. “Aku pura-pura tiup lilin ulang tahun, mau ikut?”

Mengajak anak bernapas dengan cara menyenangkan membantu mereka menenangkan diri. Selain itu, teknik pernapasan ini juga menular membuat orang tua ikut lebih rileks.

Mengapa Kalimat Ini Lebih Efektif?

Kalimat bernada positif membantu anak merasa aman dan didengarkan. Anak-anak belajar bahwa emosi tidak perlu ditekan, tetapi bisa dikelola. Orang tua pun tidak perlu masuk ke lingkaran marah-marah yang justru memperbesar masalah.

Sahabat Fimela, yang terpenting adalah kalimat ini tetap memberi batasan jelas tanpa merendahkan anak. Mereka tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, tetapi dengan cara yang membuat mereka merasa dihargai. Selamat mencoba!

Penulis: Siti Nur Arisha

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading