Sukses

FimelaMom

Dari Beauty Influencer ke Womenpreneur Mandiri, Tasya Farasya Tampil sebagai Ibu Multiperan Inspiratif

Fimela.com, Jakarta Di balik citra glamornya sebagai salah satu beauty influencer paling berpengaruh di Indonesia, Tasya Farasya kini menampilkan sisi lain dari dirinya: sosok ibu multiperan yang tangguh dan penuh empati. Menjalani kehidupan sebagai single mom bukanlah hal mudah, tetapi Tasya membuktikan bahwa perempuan bisa tetap berdiri kokoh, membangun karier, mengasuh anak, dan menjalankan bisnis dengan hati dan prinsip.

Nama Tasya Farasya sudah lama menjadi simbol kesuksesan perempuan modern. Dari dunia kecantikan, ia membangun kerajaan bisnisnya sendiri, mulai dari brand makeup Mother of Pearl, hingga lini F&B Golden Black Coffee yang semakin dikenal. Tak berhenti di situ, ia juga aktif sebagai creatorpreneur, mengelola konten dan kolaborasi dengan berbagai brand besar melalui gaya komunikasinya yang jujur dan autentik.

Namun di balik kesibukan profesionalnya, Tasya tetap menekankan peran sebagai ibu dengan penuh kesadaran dan kedewasaan emosional. Ia tak ingin hanya dikenal sebagai sosok sukses di layar, tetapi juga sebagai ibu yang hadir dan kuat untuk kedua anaknya.

Keberhasilan Tasya bukan datang dari keberuntungan semata, melainkan dari ketekunan dan kemampuannya beradaptasi. Ia membuktikan bahwa perempuan bisa memegang kendali penuh atas hidupnya tanpa bergantung pada siapa pun, sekaligus tetap menjaga kehangatan sebagai seorang ibu.

Gaya Parenting Realistis: Tidak Memanjakan, Tidak Menuntut Balasan

Dalam salah satu video YouTube-nya, Tasya berbicara jujur tentang filosofi keibuannya. Ia memilih untuk tidak menjadikan anak sebagai pusat hidup secara berlebihan. Bukan karena kurang cinta, melainkan karena ia percaya setiap anak memiliki jalan hidupnya sendiri.

“Kadang ada orang yang terlalu fokus sama anaknya karena takut nanti anaknya jauh. Padahal nggak boleh punya fear kayak gitu. Anak tuh punya hidupnya sendiri. Gue ngelakuin ini semua karena sayang, bukan karena berharap balasan di masa depan,” ungkapnya.

Bagi Tasya, anak bukanlah investasi yang harus “mengembalikan” sesuatu. Anak adalah titipan yang perlu dibekali dengan kekuatan, nilai hidup, dan kemandirian. Cara berpikir ini menunjukkan kedewasaan emosional yang jarang dibicarakan secara terbuka: bahwa cinta sejati seorang ibu bukan soal memiliki, tetapi melepaskan dengan penuh percaya diri.

Terinspirasi dari Prinsip Ali bin Abi Thalib

Dalam membesarkan anak-anaknya, Tasya terinspirasi oleh prinsip pengasuhan yang dikaitkan dengan Ali bin Abi Thalib:

Usia 1–7 tahun: Jadikan anak sebagai raja atau ratu, layani dengan kasih sayang, namun tetap beri arahan.

Usia 7–14 tahun: Jadikan anak “tawanan,” bukan dalam arti keras, tetapi berikan batasan dan ajarkan disiplin.

Usia 14–21 tahun: Jadikan anak sahabat, ajak berdiskusi, berbagi pandangan, dan saling memahami.

“Saking banyaknya buku parenting yang gue baca, akhirnya gue cuma pegang satu kalimat itu. Fase satu anak jadi ratu, fase dua dikasih boundaries, fase tiga nanti jadi sahabat,” tutur Tasya dalam videonya.

Figur Ibu Modern yang Menginspirasi

Tasya Farasya adalah cerminan ibu modern masa kini: mandiri, berdaya, dan autentik. Ia menunjukkan bahwa menjadi ibu bukan berarti kehilangan diri, dan bahwa cinta seorang ibu sejati terlihat dari kebebasan yang ia berikan kepada anak-anaknya untuk tumbuh dan menemukan jati diri mereka sendiri.

Melalui kerja keras, dedikasi, dan kejujurannya dalam berbagi kisah, Tasya menginspirasi banyak perempuan untuk berani menjalani hidup sesuai nilai yang mereka yakini. Bagi Tasya, kekuatan perempuan sejati bukan hanya tentang bertahan, tetapi tentang keberanian untuk terus melangkah, tanpa bergantung, tanpa kehilangan arah.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading