Sukses

FimelaMom

Manfaat A Good Cry: Mengapa Menangis Penting bagi Perkembangan Anak?

Fimela.com, Jakarta Moms, ada momen ketika tangis anak terasa seperti badai kecil yang sulit diprediksi, yang kadang datang tiba-tiba, kadang muncul karena hal sepele, dan kadang terasa berlebihan. Walaupun begitu, di balik derasnya air mata itu, ada kebutuhan emosional yang justru sangat penting bagi tumbuh kembang mereka. Sama seperti tubuh kita merasa lega setelah bersin, anak pun membutuhkan pelepasan emosional untuk kembali merasa ringan.

Banyak orangtua pernah merasa bingung atau kewalahan saat anak menangis “tanpa alasan.” Tetapi sebenarnya, air mata itu bukan sekadar luapan rasa kesal, melainkan kesempatan bagi anak untuk belajar memahami dirinya sendiri. Inilah sebabnya, memberikan ruang bagi anak untuk menangis justru menjadi bagian penting dari pendampingan emosional yang sehat.

Menangis Membantu Anak Mengenali dan Mengatur Emosi

Moms, anak akan belajar mengendalikan emosinya dengan cara mengalaminya terlebih dahulu. Mereka perlu merasakan bagaimana sedih, kecewa, marah, atau takut itu hadir dalam tubuh mereka sebelum mereka mampu menata dan memulihkannya sendiri.

Mengutip laman Today's Parent, saat anak terbiasa merasakan emosi yang kuat tanpa ditolak, tanpa dinilai berlebihan, dan tanpa disuruh “berhenti menangis,” mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang jauh lebih matang secara emosional. Mereka belajar bahwa emosi tidak berbahaya dan bahwa mereka mampu kembali tenang setelah badai berlalu.

Sebaliknya, jika orang dewasa terlalu cepat menghentikan tangis anak atau menganggapnya remeh, proses belajar ini bisa terhenti. Anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang kesulitan mengekspresikan kebutuhan emosinya atau bahkan merasa cemas ketika harus menghadapi perasaan besar dalam hidup.

Mengapa Anak Perlu Menangis Tuntas

Moms, terkadang anak meledak dalam tangis hanya karena hal kecil, seperti mainan jatuh, sandal tidak cocok, atau kue diberi potongan yang lebih kecil.

Tetapi di balik tangis kecil itu, seringkali ada perasaan besar yang sudah mereka pendam sepanjang hari. Mungkin mereka kelelahan, mengalami kesulitan di sekolah, merasa kurang diperhatikan, atau menyimpan rasa cemas tertentu.

Tangis kecil itu bisa menjadi pintu untuk melepaskan tekanan yang lebih besar.

Layaknya bendungan yang menahan air, emosi anak bisa menumpuk perlahan. Mereka mungkin tidak sadar sedang menahannya, tetapi tubuh mereka tahu bahwa sesuatu perlu dilepaskan.

Ketika Moms memberikan kesempatan untuk menangis tuntas, anak justru mendapatkan ruang aman untuk membersihkan luka emosional yang tidak terlihat.

Air Mata Mengungkapkan Hal yang Lebih Dalam

Moms mungkin pernah melihat anak menangis karena hal sederhana, lalu ketika situasi tenang, ternyata mereka menceritakan hal lainnya yang tidak terduga. Inilah keajaiban dari memberi ruang pada emosi.

Tangis tentang mainan hilang bisa berujung pada cerita bahwa mereka merasa dikucilkan oleh teman. Marah karena mendapat kue lebih kecil bisa membuka perasaan tidak adil terhadap saudara. Menolak pergi ke rumah nenek mungkin ternyata karena mereka pernah ditinggalkan sendirian sebentar dan merasa takut.

Saat Moms hadir sebagai pendengar yang tenang, anak merasa aman untuk menggali perasaan sebenarnya, dan itu adalah hadiah berharga bagi perkembangan emosinya.

Peran Orangtua sebagai Mercusuar dalam Badai Emosi Anak

Ketika anak sedang menangis, kita sebagai orangtua sebenarnya tidak perlu melakukan banyak hal kecuali hadir untuknya. Anak membutuhkan orang dewasa yang tenang, stabil, dan tidak mudah larut dalam badai emosinya.

Moms bisa membayangkan diri sebagai mercusuar, yang tetap menyala tenang di tengah gelombang besar. Atau sebagai tiang bendera yang teguh, sementara emosi anak berkibar kencang di sekitar.

Dengan tetap tenang, Moms mengajarkan satu keterampilan penting: co-regulation, yaitu kemampuan anak menenangkan diri melalui keberadaan orang dewasa yang stabil. Keberadaan Moms membuat anak merasa bahwa meski emosinya besar, mereka tidak sendiri.

Cukup dengan kehadiran, tatapan lembut, dan kalimat sederhana seperti, "Ibu di sini, kok,” anak perlahan belajar bahwa emosi tidak menakutkan. Tangis itu akan mereda dengan sendirinya ketika anak merasa cukup aman.

Mengapa Kita Kadang Sulit Menerima Tangis Anak

Moms, jujur saja: ada saat-saat tangis anak terasa sangat berat. Bukan hanya karena berisik, tetapi karena memicu rasa tidak nyaman dalam diri kita sendiri. Sebagian orang tua merasa malu jika anak menangis di tempat umum, atau merasa gagal jika anak terlihat tidak bahagia.

Ada pula yang membawa pengalaman masa kecilnya sendiri, seperti misalnya dulu dilarang menangis, sehingga kini tangis anak memunculkan rasa takut bahwa anak akan tumbuh “lemah,” padahal itu tidak benar.

Menyadari alasan di balik ketidaknyamanan diri sendiri adalah langkah penting. Dengan memahami diri sendiri, Moms bisa memberikan respon yang lebih tenang dan hangat pada anak.

Tentu, Tidak Semua Tangis Bisa Dibiarkan Begitu Saja

Ada kondisi ketika Moms perlu turun tangan, terutama jika:

  • Anak menangis hingga membahayakan diri atau orang lain
  • Tangis berlangsung terlalu sering dan terlalu lama
  • Ada tanda-tanda gangguan emosional yang memerlukan intervensi profesional

Namun pada sebagian besar kasus, yang anak butuhkan bukan dihentikan, tetapi ditemani.

Ingat, membiarkan anak menangis bukan berarti membiarkan mereka menyakiti orang lain. Batas tetap penting, dan Moms tetap bisa memegang tangan kecil itu sambil berkata, “Kamu boleh menangis, tapi tidak boleh memukul.”

Bagaimana Respon Orangtua Memengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Setiap interaksi Moms menciptakan “internal working model,” yaitu pola pikir dalam diri anak tentang siapa diri mereka dan bagaimana dunia bekerja.

Ketika Moms mendengarkan cerita mereka: anak belajar “Aku menarik.”

Ketika Moms tersenyum melihat mereka: anak belajar “Aku menyenangkan.”

Dan ketika Moms membiarkan mereka menangis tanpa menghakimi: anak belajar “Aku layak ditenangkan, bahkan ketika aku sedang kacau.”

Inilah dasar dari rasa aman dan kepercayaan diri yang mereka butuhkan sepanjang hidup.

Menangis adalah proses alamiah yang sehat. Penting bagi anak untuk belajar bahwa emosi itu wajar, bahwa rasa sakit akan berlalu, dan bahwa mereka tetap dicintai meski sedang tidak baik-baik saja. Dengan membiarkan mereka menangis secara sehat, Moms sedang membangun fondasi emosional yang kuat untuk masa depan mereka.

Kadang, seperti bersin yang lega dan membebaskan, tangis itulah yang membantu mereka kembali ceria. Dan selama Moms hadir di sisi mereka, badai kecil itu akan selalu menemukan jalannya untuk reda.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading