Sukses

FimelaMom

Varises Ibu Hamil Sering Hilang Sendiri! Yang Perlu Diketahui Tentang Varises, Selama Kehamilan dan Setelahnya

ringkasan

  • Varises selama kehamilan disebabkan oleh peningkatan volume darah, tekanan rahim, dan perubahan hormon, serta faktor genetik yang juga berperan.
  • Sebagian besar varises akan membaik atau hilang dalam 3-12 bulan setelah melahirkan, namun beberapa dapat menetap dan memerlukan penanganan medis lebih lanjut.
  • Pencegahan dan penanganan non-medis meliputi menjaga berat badan, rutin berolahraga, mengatur posisi tubuh, menggunakan stoking kompresi, serta menghindari pakaian ketat dan sepatu berhak tinggi.

Fimela.com, Jakarta - Varises adalah kondisi umum di mana pembuluh darah vena melebar dan membengkak, sering terlihat menonjol di permukaan kulit. Kondisi ini umumnya muncul di kaki, namun Sahabat Fimela perlu tahu bahwa varises juga bisa terjadi di area panggul, vagina (varises vagina), hingga sekitar anus (wasir), menyebabkan rasa tidak nyaman. Meskipun umumnya tidak membahayakan janin, varises dapat menimbulkan nyeri yang mengganggu aktivitas sehari-hari ibu hamil.

Kemunculan varises pada masa kehamilan disebabkan oleh berbagai faktor kompleks, termasuk peningkatan volume darah, tekanan dari rahim yang membesar, serta fluktuasi hormon. Perubahan-perubahan fisiologis ini secara signifikan memengaruhi sistem peredaran darah, khususnya pada pembuluh vena yang bertugas mengembalikan darah ke jantung. Memahami penyebabnya sangat penting untuk penanganan yang tepat.

Banyak ibu hamil bertanya-tanya Yang Perlu Diketahui Tentang Varises, Selama Kehamilan dan Setelahnya, terutama tentang bagaimana mengelola gejala dan apakah varises akan hilang pasca melahirkan. Artikel ini akan mengupas tuntas informasi penting seputar varises, mulai dari penyebab, gejala, hingga cara pencegahan dan pengobatan, agar Sahabat Fimela dapat menjalani masa kehamilan dengan lebih nyaman dan tenang.

Penyebab Utama Varises pada Ibu Hamil

Varises yang dialami ibu hamil bukan tanpa sebab, melainkan dipicu oleh serangkaian perubahan fisik dan hormonal yang terjadi dalam tubuh. Salah satu pemicu utamanya adalah peningkatan volume darah yang signifikan. Saat hamil, volume darah Bunda akan meningkat sekitar 45 persen untuk mendukung kebutuhan nutrisi dan oksigen janin yang sedang berkembang.

Peningkatan volume darah ini secara langsung memengaruhi sistem peredaran darah, khususnya pada pembuluh vena. Tekanan di dalam pembuluh darah vena, terutama di area kaki, menjadi lebih tinggi karena harus bekerja ekstra melawan gravitasi untuk mengembalikan darah ke jantung. Beban kerja ekstra ini membuat pembuluh vena lebih rentan melebar dan membengkak, memicu terbentuknya varises.

Selain volume darah, rahim yang terus membesar seiring pertumbuhan janin juga memberikan tekanan mekanis pada pembuluh darah. Rahim yang berkembang menekan pembuluh darah besar di panggul, khususnya vena cava inferior yang berada di sisi kanan tubuh. Tekanan ini menghambat aliran darah dari kaki kembali ke jantung, meningkatkan tekanan pada pembuluh vena di kaki dan memicu varises.

Perubahan hormon juga berperan besar dalam kemunculan varises. Peningkatan kadar hormon progesteron selama kehamilan menyebabkan dinding pembuluh darah vena menjadi lebih rileks dan lemah, serta lebih elastis. Pelebaran dan melemahnya dinding pembuluh darah ini membuatnya lebih rentan terhadap peregangan dan penumpukan darah, yang pada akhirnya menyebabkan varises.

Beberapa faktor lain yang meningkatkan risiko varises pada ibu hamil meliputi:

  • Riwayat keluarga dengan varises: Faktor genetik berperan dalam menentukan risiko.
  • Kelebihan berat badan: Semakin banyak berat badan yang naik saat hamil, semakin besar tekanan pada sistem kardiovaskular.
  • Usia kehamilan yang lebih tua: Wanita yang hamil di atas 35 tahun lebih berisiko.
  • Kehamilan kembar: Produksi hormon dan volume darah lebih banyak, serta tekanan lebih besar.
  • Pernah melahirkan sebelumnya: Risiko meningkat seiring bertambahnya jumlah kehamilan dan persalinan.
  • Kurang bergerak atau terlalu lama berdiri/duduk: Gaya hidup ini dapat memperburuk risiko.

Gejala dan Perjalanan Varises Pasca Persalinan

Mengenali gejala varises sangat penting agar Sahabat Fimela bisa mengambil langkah penanganan yang tepat. Gejala varises pada ibu hamil dapat bervariasi, namun umumnya meliputi pembuluh darah yang menonjol dengan warna biru, merah, atau ungu. Selain itu, kaki sering terasa berat, pegal, dan tidak nyaman, terutama setelah beraktivitas atau berdiri lama.

Secara lebih rinci, gejala yang mungkin dirasakan antara lain:

  • Pembuluh darah menonjol, berwarna biru, merah, atau ungu.
  • Kaki terasa berat, pegal, dan tidak nyaman.
  • Rasa nyeri, berdenyut, atau kram otot, terutama pada area kaki.
  • Sensasi gatal atau panas pada kulit di sekitar varises.
  • Pembengkakan di pergelangan kaki.
  • Perubahan warna kulit di sekitar varises.
  • Gejala dapat memburuk saat cuaca hangat atau jika ibu hamil terlalu lama berdiri.

Salah satu pertanyaan terbesar bagi ibu hamil yang mengalami varises adalah apakah kondisi ini akan hilang setelah melahirkan. Kabar baiknya, sebagian besar varises yang muncul selama kehamilan akan membaik atau bahkan hilang dengan sendirinya. Ini biasanya terjadi dalam waktu 3 hingga 12 bulan pasca melahirkan, seiring dengan pemulihan tubuh, normalnya volume darah, dan stabilnya kadar hormon.

Namun, pada beberapa wanita, varises bisa menetap lebih lama atau bahkan tidak hilang sama sekali. Kondisi ini lebih mungkin terjadi jika ada faktor risiko seperti riwayat keluarga dengan varises, kehamilan kembar, atau riwayat melahirkan sebelumnya. Penting bagi Sahabat Fimela untuk memantau kondisi varises dan tidak ragu berkonsultasi jika ada kekhawatiran.

Meskipun jarang, varises yang tidak membaik atau tidak mendapat perawatan yang tepat setelah kehamilan dapat menyebabkan komplikasi serius. Kondisi ini bisa meliputi pembengkakan kronis, perubahan warna kulit menjadi gelap, kulit yang menebal dan mengeras, serta munculnya luka di kaki yang sulit sembuh. Oleh karena itu, penanganan yang tepat sangatlah penting untuk mencegah masalah jangka panjang.

Strategi Efektif Mengatasi dan Mencegah Varises

Mengatasi dan mencegah varises selama dan setelah kehamilan memerlukan pendekatan proaktif dari Sahabat Fimela. Salah satu langkah penting adalah menjaga berat badan ideal. Mengontrol kenaikan berat badan selama kehamilan dapat mengurangi tekanan berlebih pada pembuluh darah, sehingga meminimalkan risiko varises. Selain itu, rutin berolahraga ringan seperti berjalan kaki, senam hamil, atau berenang sangat dianjurkan untuk melancarkan sirkulasi darah.

Pengaturan posisi tubuh juga memegang peranan krusial. Hindari berdiri atau duduk terlalu lama; jika harus duduk, ubah posisi sesering mungkin dan hindari menyilangkan kaki yang dapat menghambat aliran darah. Saat beristirahat, tinggikan posisi kaki dan pinggul lebih tinggi dari perut untuk membantu melancarkan peredaran darah kembali ke jantung. Tidur miring ke kiri juga efektif mengurangi tekanan pada vena cava inferior.

Penggunaan stoking kompresi khusus adalah cara efektif lain untuk membantu memperbaiki sirkulasi darah dari kaki ke jantung, mengurangi bengkak, dan mencegah varises bertambah parah. Sahabat Fimela disarankan mengenakan stoking ini sebelum beranjak dari tempat tidur di pagi hari. Selain itu, hindari pakaian ketat yang dapat menghambat aliran darah dan sepatu berhak tinggi yang membebani kaki; pilihlah sepatu datar untuk kenyamanan dan kesehatan vena.

Terakhir, diet sehat juga mendukung pencegahan varises. Hindari makanan tinggi gula dan garam yang dapat menyebabkan retensi cairan dan pembengkakan. Sebaliknya, konsumsi banyak cairan, terutama air putih, untuk menjaga volume aliran darah tetap optimal dan mendukung fungsi pembuluh darah yang sehat.

Pilihan Penanganan Medis dan Waktu Tepat Berkonsultasi

Jika varises tidak membaik secara alami atau menimbulkan ketidaknyamanan yang signifikan setelah melahirkan, Sahabat Fimela mungkin memerlukan penanganan medis. Umumnya, dokter akan menyarankan untuk menunda pengobatan hingga 6-9 bulan pasca melahirkan, karena banyak varises memang akan hilang dengan sendirinya dalam periode tersebut. Namun, jika kondisi memburuk, ada beberapa pilihan pengobatan yang tersedia.

Pilihan pengobatan medis meliputi:

  • Skleroterapi: Menyuntikkan larutan garam ke pembuluh darah varises kecil atau sedang untuk mengiritasi dan menutupnya. Prosedur ini tidak memerlukan anestesi dan varises dapat hilang dalam beberapa minggu.
  • Perawatan Laser: Efektif untuk varises yang lebih kecil, dapat membuat varises memudar dan hilang.
  • Embolisasi Vena: Prosedur menggunakan kateter untuk menutup vena yang rusak.
  • Bedah Terbuka atau Radiofrekuensi: Pilihan lain untuk kasus yang lebih parah yang memerlukan intervensi lebih lanjut.

Penting bagi Sahabat Fimela untuk mengetahui kapan harus mencari bantuan medis. Jika Anda merasa khawatir dengan perubahan tubuh akibat varises, atau jika varises menimbulkan rasa sakit yang parah, pembengkakan ekstrem, perubahan warna kulit yang signifikan, atau luka yang tidak kunjung sembuh, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh dan merekomendasikan penanganan yang paling sesuai dengan kondisi Anda, memastikan kesehatan dan kenyamanan Anda tetap terjaga.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading