Sukses

FimelaMom

Kenapa Kulit Gatal Selama Kehamilan Sering Terjadi?

ringkasan

  • Kulit gatal selama kehamilan sangat umum, disebabkan oleh perubahan hormonal, peregangan kulit, dan peningkatan suplai darah, yang membuat kulit lebih sensitif dan kering.
  • Beberapa kondisi gatal spesifik seperti PUPPP dan Kolestasis Intrahepatik Kehamilan (ICP) memerlukan perhatian medis karena ICP berpotensi menyebabkan komplikasi serius pada kehamilan.
  • Mengatasi gatal dapat dilakukan dengan pelembap, kompres dingin, menghindari garukan, memakai pakaian longgar, mandi air suam-suam kuku, serta menjaga hidrasi dan mengelola stres.

Fimela.com, Jakarta - Sahabat Fimela, kehamilan adalah perjalanan luar biasa yang membawa banyak perubahan pada tubuh. Salah satu keluhan umum yang sering dialami adalah kulit gatal selama kehamilan. Kondisi ini dapat muncul kapan saja, mulai dari trimester pertama hingga menjelang persalinan, dan terkadang bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Rasa gatal ini bukan sekadar ketidaknyamanan biasa, melainkan respons tubuh terhadap berbagai perubahan fisiologis yang terjadi. Mulai dari fluktuasi hormon hingga peregangan kulit yang signifikan, semua berkontribusi pada sensasi gatal yang tak terhindarkan. Memahami penyebab di baliknya adalah langkah pertama untuk menemukan solusi yang tepat.

Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa kulit gatal saat hamil sering terjadi, jenis-jenis kondisi gatal yang perlu diwaspadai, serta tips praktis untuk meredakannya. Dengan informasi yang akurat, Sahabat Fimela dapat menjalani masa kehamilan dengan lebih tenang dan nyaman, tanpa terganggu oleh rasa gatal yang membandel.

Mengapa Kulit Gatal Selama Kehamilan Sering Terjadi?

Kulit gatal selama kehamilan adalah kondisi yang sangat umum, dipicu oleh serangkaian perubahan kompleks dalam tubuh ibu hamil. Perubahan hormonal menjadi salah satu pemicu utama; peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat membuat kulit lebih sensitif, kering, dan rentan terhadap iritasi. Hormon-hormon ini juga memengaruhi elastisitas serta kelembapan kulit, menjadikannya lebih mudah gatal.

Selain faktor hormonal, peregangan kulit yang signifikan juga berperan besar. Seiring pertumbuhan janin, kulit di area perut, payudara, dan paha akan meregang secara drastis untuk mengakomodasi perubahan ukuran tubuh. Peregangan ini mengurangi kelembapan alami kulit, menyebabkan kulit terasa kering, menegang, dan akhirnya memicu rasa gatal yang intens, terutama pada trimester ketiga.

Faktor lain yang turut berkontribusi meliputi kulit kering atau xerosis, di mana perubahan hormon memperparah kondisi ini. Peningkatan suplai darah ke kulit selama kehamilan juga bisa menjadi pemicu gatal. Sensitivitas kulit yang meningkat membuat ibu hamil lebih reaktif terhadap pemicu eksternal seperti klorin atau udara dingin, sementara keringat berlebih dapat menyumbat kelenjar keringat dan menyebabkan ruam panas yang gatal, khususnya di lipatan kulit.

Mengenal Jenis-Jenis Gatal Spesifik pada Ibu Hamil

Tidak semua kondisi kulit gatal selama kehamilan sama; beberapa di antaranya merupakan kondisi spesifik yang memerlukan perhatian lebih. Salah satu yang paling umum adalah Pruritic Urticarial Papules and Plaques of Pregnancy (PUPPP), juga dikenal sebagai Polymorphic Eruption of Pregnancy (PEP). Kondisi ini ditandai dengan ruam merah dan gatal yang muncul di area stretch mark pada perut, lalu bisa menyebar ke paha atau bokong. PUPPP biasanya muncul pada trimester ketiga, terutama pada kehamilan pertama, dan umumnya tidak berbahaya bagi ibu maupun janin, serta akan membaik setelah melahirkan.

Kondisi serius yang perlu diwaspadai adalah Kolestasis Intrahepatik Kehamilan (ICP) atau Kolestasis Obstetrik. ICP adalah gangguan hati yang menyebabkan penumpukan asam empedu di dalam darah, dengan gejala utama gatal yang sangat intens tanpa ruam, terutama di telapak tangan dan kaki, sering memburuk di malam hari. Kondisi ini memerlukan diagnosis dan penanganan medis segera karena berisiko menyebabkan komplikasi serius seperti kelahiran prematur dan gawat janin. Penyebabnya diduga melibatkan faktor genetik, hormonal, dan lingkungan.

Selain itu, ada Prurigo Kehamilan yang ditandai dengan bintik merah gatal pada kaki, perut, dan lengan, sering memburuk di malam hari, kemungkinan karena perubahan sistem kekebalan tubuh. Eksim Kehamilan juga bisa terjadi, di mana ibu hamil dengan riwayat eksim mungkin mengalami perburukan gejala, atau bahkan muncul pada yang sebelumnya tidak pernah mengalaminya, akibat perubahan hormonal dan sistem kekebalan. Terakhir, Pemfigoid Gestationis, penyakit autoimun langka berupa ruam lepuhan yang muncul pada usia kehamilan 20 minggu atau masa nifas, meskipun namanya mengandung “herpes”, kondisi ini tidak terkait dengan virus herpes.

Kapan Harus Waspada dan Cara Mengatasi Kulit Gatal Saat Hamil

Meskipun sebagian besar kasus kulit gatal selama kehamilan tidak berbahaya, ada beberapa tanda yang menunjukkan Sahabat Fimela perlu segera berkonsultasi dengan dokter. Waspada jika gatal sangat intens, terutama di telapak tangan dan telapak kaki, atau jika disertai gejala lain seperti urine gelap, mata atau kulit yang menguning. Gejala-gejala ini dapat menjadi indikasi kolestasis kehamilan, sebuah kondisi serius yang memerlukan penanganan medis segera untuk mencegah komplikasi pada ibu dan janin. Selain itu, segera periksakan diri jika gatal muncul tiba-tiba dan menyebar cepat, menyebabkan nyeri parah, disertai kesulitan bernapas atau pembengkakan, atau jika kulit bernanah dan terlihat terinfeksi.

Untuk meredakan kulit gatal selama kehamilan yang tidak berbahaya, ada beberapa langkah yang bisa Sahabat Fimela coba di rumah. Pertama, oleskan pelembap secara teratur, terutama setelah mandi, dan pilih yang bebas pewangi serta alkohol. Kompres area yang gatal dengan handuk dingin atau es batu yang dibungkus kain selama 5-10 menit untuk mengurangi peradangan. Penting untuk menghindari menggaruk karena dapat memperparah gatal dan menyebabkan luka atau infeksi; jaga kuku tetap pendek dan alihkan perhatian.

Berikut adalah beberapa tips tambahan untuk mengatasi kulit gatal:

  • Pilih Pakaian Longgar dan Menyerap Keringat: Gunakan pakaian berbahan katun yang longgar untuk mengurangi gesekan dan iritasi.
  • Mandi dengan Air Suam-suam Kuku: Hindari air panas yang dapat membuat kulit kering. Tambahkan oatmeal koloid atau baking soda ke air mandi untuk efek menenangkan.
  • Cukupi Asupan Cairan: Minum air putih yang cukup membantu menjaga hidrasi kulit dari dalam.
  • Kelola Stres: Stres dapat memperburuk gatal; lakukan teknik relaksasi seperti latihan pernapasan atau yoga prenatal.
  • Gunakan Humidifier: Alat ini membantu menjaga kelembapan udara, terutama di lingkungan kering, sehingga mengurangi kekeringan kulit.

Jika gatal tidak membaik dengan perawatan di rumah atau disertai gejala yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter. Penanganan yang tepat akan memastikan Sahabat Fimela dan janin tetap sehat sepanjang masa kehamilan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading