Sukses

Health

Hasil Penelitian Prokes Covid-19 Orang yang Belum Divaksin Vs Orang Sudah Vaksin

Fimela.com, Jakarta Hasil penelitian terbaru dari Health Collaborative Center adalah mengidentifikasi skor Covid-19 Prevention Behavior Index (CPBI) di Indonesia. Penelitian ini menggambarkan kondisi makro dari perilaku pencegahan dan penerapan protokol kesehatan terhadap pencegahan Covid-19 di masyarakat. 

Hasil yang cukup mengkhawatirkan adalah, orang-orang yang belum divaksin atau tidak mau divaksin, justru tindakan dalam kesehariannya cenderung tidak mematuhi protokol kesehatan. Alasan paling dominan belum atau tidak mau divaksin adalah mengingat orang yang telah divaksinasi masih dapat terinfeksi Covid-19. 

"Hasil penelitian, 32 persen yang belum divaksin kurang percaya manfaat vaksin. Menurut mereka, orang yang sudah divaksin saja masih bisa kena, jadi ngapain divaksin," ujar Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK yang juga Founder Health Collaborative Center, dalam pemaparan virtual dalam rangka Hari Kesehatan Nasional, Senin (15/11). 

Sementara itu, orang yang sudah divaksinasi, justru memiliki kekhawatiran lebih tinggi terhadap pandemi Covid-19. Yang berimbas lebih ketat dalam menerapkan protokol kesehatan ketimbang orang yang belum divaksinasi.

"Ada faktor dari past experience yang membuat mereka lebih khawatir dengan Covid-19 meski sudah divaksin. Seperti pernah jadi survivor, ada anggota keluarga yang kena, mengalami kehilangan, kontak erat dengan orang terpapar Covid-19, dan tingkat ketahukan terhadap pemberitaan Covid-19 yang dimuat media," lanjutnya.

Hasil Penelitian dalam Angka

Dalam penelitian ini, melibatkan 1800 responden dengan komposisi 72% perempuan dan 28% laki-laki. Para responden telah mewakili 24 provinsi di Indonesia dengan profil pekerjaan dan latar belakang pendidikan yang bervariatif.

Hasil penelitian yang didapatkan, yakni 35% responden yang belum divaksin, 65% responden sudah divaksin, 21% responden sudah pernah terinfeksi Covid-19, 30% responden diketahui memiliki anggota keluarga yang sudah pernah terinfeksi Covi-19, 45% responden diketahui pernah kontak erat dengan penderita Covid-19.

Skor CPBI dapat dibaca dengan semakin tinggi skor yang dihasilkan, artinya semakin patuh masyarakat terhadap protokol kesehatan. Melalui faktor tingkat kekhawatiran para responden, didapatkan skor CPBI 53 untuk masyarakat yang khawatir terhadap pandemi Covid-19 dan skor 40 untuk masyarakat yang tidak khawatir terhadap pandemi Covid-19.

Sementara dilihat dari skor CPBI dengan faktor pelaksanaan vaksinasi, didapatkan skor 48 bagi yang belum melakukan vaksinasi dan 52 bagi yang sudah melakukan vaksinasi. Berdasarkan skor di atas, tingkat kepatuhan dalam menjalankan protokol kesehatan juga dipengaruhi oleh tingkat ketakutan terhadap pemberitaan Covid-19 akibat adanya pemberitaan melalui media, seperti pemberitaan mengenai rumah sakit penuh, tenaga kesehatan yang kewalahan, serta banyaknya masyarakat yang meninggal saat gelombang kedua Covid-19 berlangsung.

Rekomendasi

Dengan hasil penelitian di atas, terdapat beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan seperti:

Memaksimal vaksin dosis kedua

Indonesia termasuk negara dengan peringkat tertinggi dalam pelaksanaan vaksinasi dosis pertama, namun juga perlu ditindaklanjuti dengan pemberian vaksin dosis lengkap.

Mengedukasi semua kalangan

Baik yang belum divaksin dan tidak siap divaksin dengan pendekatan yang berbeda sesuai dengan latar belakang.Edukasi di kalangan masyarakat masih diperlukan dan menyasar pada tingkat terkecil di daerah seperti di tiap kecamatan, dengan identifikasi mengapa masyarakat di daerah tersebut masih belum mau menerima vaksin.

Melakukan apresiasi kepada pemerintah

Dengan adanya kebijakan wajib vaksin untuk akses ke ruang publik serta perjalanan dan perlu dioptimalkan dengan lebih intensif. Adanya kebijakan untuk wajib vaksin dan menggunakan aplikasi Peduli Lindungi dalam melakukan perjalanan dan ke ruang publik, merupakan strategi yang efektif untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi.

 

#ElevateWomen 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading