Sukses

Health

Efek Samping Kontrasepsi Pria yang Perlu Diketahui

Fimela.com, Jakarta Akhir-akhir ini, kontrasepsi pria telah menjadi topik yang semakin banyak dibicarakan. Dalam beberapa dekade terakhir, penekanan pada kontrasepsi telah ditemukan di antara perempuan dan telah menjadi tanggung jawab mereka untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan. Namun, sekarang sudah saatnya bahwa tanggung jawab tersebut harus dibagi secara adil antara kedua pasangan.

Kontrasepsi pria adalah salah satu opsi yang dapat digunakan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Ada beberapa jenis kontrasepsi pria yang tersedia, seperti kondom, vasektomi, dan obat hormonal. Namun, perlu diketahui bahwa setiap kontrasepsi pria memiliki efek samping yang berdampak pada fisik maupun psikologis.

Oleh karena itu, sangat penting bagi pria untuk mengetahui risiko dan manfaat dari setiap jenis kontrasepsi yang tersedia sebelum memutuskan untuk menggunakannya.

1. Kondom

Dilansir dari World Health Organization (WHO), kondom merupakan jenis kontrasepsi pria yang paling umum digunakan. Kondom dapat membantu mencegah kehamilan serta melindungi dari penyakit menular seksual.

Namun, kondom juga dapat menyebabkan beberapa efek samping, seperti iritasi atau alergi yang disebabkan oleh bahan lateks atau bahan kimia dalam kondom. Beberapa pria juga mengalami kesulitan mempertahankan ereksi saat mengenakan kondom sehingga dapat mengurangi sensasi atau kenikmatan seksual.

2. Vasektomi

Dilansir dari Mayo Clinic, vasektomi adalah jenis kontrasepsi pria yang sifatnya permanen. Vasektomi dilakukan dengan cara memotong atau mengikat saluran yang membawa sperma dari testis ke penis.

Vasektomi menjadi opsi dengan tingkat efektifitas sebesar 98% dapat mencegah kehamilan. Akan tetapi, opsi ini bersifat permanen dan tidak dapat diubah kecuali melalui operasi yang lebih rumit dan mahal.

Perlu diketahui, kontrasepsi vasektomi juga memiliki efek samping yang dapat mengakibatkan pembengkakan, nyeri, dan perubahan sensasi seksual. Selain itu, ada beberapa risiko komplikasi yang jarang terjadi, seperti infeksi atau perdarahan.

Oleh karena itu, sangat penting untuk membicarakan opsi vasektomi dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan sebelum mengambil keputusan menggunakan jenis kontrasepsi ini.

3. Obat hormonal

Sebenarnya, obat hormonal adalah jenis kontrasepsi pria yang masih dalam tahap penelitian. Obat hormonal bekerja dengan mengganggu produksi sperma di testis.

Obat hormonal pria belum tersedia untuk penggunaan umum, tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa obat tersebut dapat menjadi opsi yang efektif di masa depan. Sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam jurnal Contraception menunjukkan bahwa obat hormon pria dapat mengurangi produksi sperma hingga 95% dan efektif mencegah kehamilan.

Namun, hal tersebut masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk menilai keamanan dan efektivitas obat hormon pria dalam jangka panjang. Ada kemungkinan efek samping yang dapat terjadi akibat penggunaan obat hormonal pria, seperti perubahan mood, penurunan libido, penurunan massa otot, dan peningkatan risiko masalah kardiovaskular.

Oleh karena itu, penggunaan obat hormonal pria harus dipantau secara ketat oleh dokter atau penyedia layanan kesehatan.

Pentingnya mempertimbangkan efektivitas dan efek samping dari berbagai jenis kontrasepsi pria

Penggunaan kontrasepsi pria juga dapat memberikan efek yang memengaruhi psikologis pria. Dilansir dari American Urological Association, beberapa pria mungkin akan merasa tidak maskulin atau kurang percaya diri setelah melakukan vasektomi, sebab opsi ini dapat dikaitkan dengan kehilangan kemampuan reproduksi. Disisi lain, penelitian juga menunjukkan bahwa pria yang telah melakukan vasektomi biasanya memiliki tingkat kepuasan yang tinggi dengan keputusan mereka. 

Sementara itu, penggunaan kondom juga dapat memengaruhi sensasi seksual pada beberapa pria dan membuat mereka merasa kurang puas secara seksual. Namun, penelitian lain juga menunjukkan bahwa sebagian pria merasa puas dengan keputusan menggunakan kondom. Hal tersebut dikarenakan kondom juga dapat meningkatkan kepuasan seksual dan memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.

Pengambilan keputusan tentang jenis kontrasepsi yang digunakan adalah hal yang sangat penting dan harus dibicarakan bersama oleh pasangan. Pasangan juga harus mempertimbangkan efektivitas, efek samping, dan preferensi pribadi sebelum memilih jenis kontrasepsi yang tepat.

Ada baiknya juga untuk berkonsultasi dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan agar lebih memastikan bahwa opsi yang dipilih aman dan sesuai dengan kondisi kesehatan individu. Dengan informasi yang tepat dan bimbingan yang baik, maka kamu dan pasangan dapat membuat keputusan yang tepat untuk mengontrol reproduksi yang aman dan efektif.

 

*Penulis: Amelia Septika.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading