Sukses

Health

Serupa Tapi Tak Sama, Ini Beda Saraf Terjepit dan Nyeri Pinggang Biasa

Fimela.com, Jakarta Bagi orang-orang yang kesehariannya bergelut di depan layar disertai duduk berjam-jam, mengalami sakit punggung mungkin jadi hal yang biasa dialami. Apalagi jika tidak disertai dengan aktivitas gerak dan minum air yang cukup, maka akan lebih sering mengalami nyeri pinggang.

Meski tampak sepele, nyatanya nyeri pinggang tak bisa dipandang sebelah mata. Sebab, bila kondisi tersebut terjadi dalam waktu lama, bisa dimungkinkan mengalami saraf terjepit. Oleh karena itu, biar tak salah menanganinya, ketahui beda saraf terjepit dengan nyeri pinggang biasa berikut ini.

Sama-Sama Menyebabkan Nyeri Pinggang

Kesamaan dari nyeri pinggang biasa dan saraf terjepit adalah sama-sama menyebabkan rasa nyeri. Pada nyeri pinggang atau low back pain (LBP), rasa sakit muncul karena otot menegang saat melakukan aktivitas fisik yang berat. Walau bersifat ringan, tetapi nyeri pinggang ini tak bisa disepelekan.

Pasalnya, jika kondisinya berlangsung lama, maka bisa menjadi tanda terjadinya kondisi tertentu dan membutuhkan penanganan serius. Salah satunya adalah saraf terjepit di bagian pinggang atau herniated nucleus pulposus (HNP).

HNP terjadi karena bantalan ruas tulang belakang atau nucleus pulposus menonjol atau bergeser, sehingga menekan saraf tulang belakang dan saraf tepi. Saat mengalaminya, biasanya akan merasakan gejala nyeri pinggang atau punggung bawah dan nyeri punggung atas.

Beda Gejala Saraf Terjepit dan Nyeri Pinggang Biasa

Lantas, apa perbedaan saraf terjepit dengan nyeri pinggang biasa? Bedanya terletak pada jenis dan lokasi timbulnya nyeri, serta intensitas keparahan dari rasa nyeri itu sendiri.

Pada nyeri pinggang biasa, gejalanya bermula dari rasa sakit di bagian punggung bawah, kemudian menyebar ke bagian bawah tulang rusuk hingga ke area pinggang. Awalnya, pinggang mungkin hanya merasa pegal, tetapi lama kelamaan sakitnya bisa menusuk dan bikin susah berdiri tegak atau bergerak. Nyeri pinggang ini dapat membaik dengan sendirinya.

Sebaliknya, saraf terjepit gejalanya cenderung lebih intens. Dari munculnya rasa nyeri atau mati rasa yang paling sering terjadi di satu sisi tubuh. Rasa sakit kemudian meluas ke lengan hingga ke tungkai. Nyeri akan semakin hebat saat malam hari, atau ketika melakukan gerakan tertentu. Kondisi juga kian memburuk saat dipakai duduk.

Gejala lainnya dari saraf terjepit ini juga ditandai dengan rasa nyeri yang mudah terjadi. Otot juga menjadi semakin lemah, munculnya kesemutan, adanya sensasi terbakar pada area bermasalah, serta rasa sakit berkepanjangan dan tak kunjung menghilang. Apabila mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading