Sukses

Health

Picu Kematian di India, Kenali Gejala dan Penyebab Virus Nipah

Fimela.com, Jakarta Virus Nipah kini tengah ramai diperbincangkan. Virus ini membawa sejumlah kekhawatiran di masyarakat, sebab telah menewaskan dua orang warga Kerala, India. Departemen Kesehatan Kerala mengeluarkan peringatan kesehatan di distrik Kozhikode setelah dua kematian tersebut. Selain dua korban meninggal dunia, dilaporkan terdapat dua pasien orang dewasa dan seorang anak yang terjangkit virus Nipah yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit.

Dilansir dari laman reuters.com, sebanyak lebih dari 700 orang, termasuk di antaranya 153 petugas kesehatan sedang menjalani tes untuk memeriksa penyebaran virus tersebut. Virus Nipah diketahui dapat menyebar dari manusia ke manusia dengan tingkat kematian yang tinggi. Oleh sebab itu, pemerintah India tengah mengupayakan pelacakan kontak orang yang terinfeksi dan melakukan isolasi sedini mungkin.

Dikutip dari Kementerian Kesehatan, virus Nipah pertama kali diidentifikasi berdasarkan laporan wabah yang terjadi pada peternakan babi di sebuah desa di Sungai Nipah, Malaysia pada tahun 1998-1999 yang menyebar hingga ke Singapura. Dari wabah tersebut, dilaporkan sebanyak 276 kasus konfirmasi dengan total kematian sebanyak 106 kematian.

Sebelumnya, India juga pernah menghadapi wabah Nipah, tepatnya di Bangladesh pada bulan Januari hingga Februari 2023 lalu. Dilaporkan terdapat sebanyak 11 kasus dan 8 kematian. Dari 11 kasus yang ditemukan tersebut, 10 kasus memiliki riwayat konsumsi getah kurma dan 1 kasus dikarenakan kontak erat dokter yang merawat salah satu kasus Nipah. Hal ini tentu membawa kekhawatiran masyarakat di dunia, termasuk Indonesia. Namun, sebelum berlarut dalam kekhawatiran pahami apa itu virus Nipah.

Gejala Virus Nipah

Virus Nipah atau NiV merupakan penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia. Virus ini dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi virus Nipah, atau dapat menyebar langsung antar manusia. Virus Nipah termasuk ke dalam genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae. Virus ini dapat ditularkan dari hewan, baik hewan liar atau domestik seperti babi, kuda, kambing, domba, kucing, dan anjing, dengan kelelawar buah yang termasuk ke dalam famili Pteropodidae sebagai host alamiahnya.

Umumnya, hewan yang terinfeksi virus ini tidak mengalami gejala apapun, namun beberapa mengalami demam akut, sesak napas, dan gejala neurologis seperti gemetar, berkedut, dan kejang otot. Perlu diwaspadai juga bila hewan pembawa mengalami batuk yang tidak biasa.

Pada manusia, infeksi virus Nipah menyebabkan gejala yang bervariasi mulai dari tanpa gejala atau asimtomatik, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), hingga ensefalitas (radang otak) yang fatal.  Berikut beberapa gejala awal seseorang yang terinfeksi virus Nipah:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Muntah
  • Sakit tenggorokan

Gejala-gejala tersebut dapat diikuti dengan pusing, mudah mengantuk, penurunan kesadaran, hingga tanda neurologis lain yang menunjukkan ensefalitas akut. Beberapa orang juga mengalami pneumonia atopik dan gangguan pernapasan berat. Masa inkubasi virus ini berlangsung sekitar 4-14 hari. Namun, dalam beberapa kasus masa inkubasi bisa mencapai 45 hari.

Pada kasus yang parah, ensefalitas dan kejang akan muncul dan berlanjut menjadi koma dalam 24-48 jam hingga kematian. Tingkat kematian akibat infeksi virus Nipah bahkan mencapai 75% tergantung kemampuan wilayah tersebut dalam menangani kasus Nipah.

Penyebab dan Potensi Wabah Virus Nipah

Dilansir dari World Health Organization (WHO), virus Nipah berasal dari kelelawar buah yang ditularkan ke babi atau hewan pembawa lainnya saat terjadi penebangan hutan besar-besaran yang menyebabkan populasi kelelawar tersebut berpindah mendekati area peternakan. Virus Nipah dapat menular ke manusia melalui:

  • Kontak langsung dengan heewan yang terinfeksi virus Nipah, melalui zat ekskresi atau sekresi hewan seperti urin, air liur, darah, atau sekresi pernapasan.
  • Konsumsi daging mentah atau tidak matang dari hewan yang terinfeksi, atau makanan yang telah terkontaminasi dengan cairan tubuh hewan terinfeksi virus Nipah tersebut.
  • Kontak dengan orang yang terinfeksi virus Nipah seperti melalui droplet, urin, atau darah.

Penularan dari manusia ke manusia umumnya terjadi pada keluarga atau tenaga kesehatan yang kontak erat dengan pasien terinfeksi virus Nipah. Proses penularan yang mudah inilah yang menjadikan virus Nipah diduga bisa berpotensi menjadi pandemi.

Seorang epidemiolog, Dicky Budiman menyebutkan bahwa virus Nipah termasuk highly pathohenic virus. Sampai saat ini, belum ditemukan vaksin untuk mencegah terpapar virus Nipah dan juga belum ada pengobatan spesifik untuk penyakit ini. Pengobatan yang ada ditujukan sebagai terapi suportif dan simtomatik untuk meredakan gejala yang dialami seperti infeksi pernapasan dan komplikasi neurologis.

Oleh karena itu, virus ini berpotensi menjadi wabah. Diperlukan upaya dari pemerintah dan seluruh warga Indonesia untuk mencegah penularan virus Nipah. Menurut catatan Kementerian Kesehatan, di Indonesia sendiri hingga saat ini belum dilaporkan kasus konfirmasi penyakit Nipah pada manusia. Namun, dari beberapa penelitian telah menemukan adanya temuan virus Nipah pada kelelawar buah (genus Pteropus) di beberapa negara termasuk Indonesia.

Penulis: Maritza Samira

#BreakingBoundariesSeptember

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading