Sukses

Health

Bukan Hanya Menyerang Lansia, Fakta Penting yang Wajib Orangtua Ketahui

Fimela.com, Jakarta Katarak adalah kelainan pada mata dimana di bagian lensa mata akan mengembun atau terlihat keruh. Umumnya penderita katarak akan melihat dunia seperti melihat dunia yang penuh kabut asap. Penglihatan akan kabur alhasil seseorang yang memiliki kelainan mata ini akan susah menjalankan harinya terutama pada saat membaca dan mengendarai kendaraan. Faktanya katarak bukan hanya menyerang lansia, tetapi bayi juga

Umumnya katarak menyerang lansia, terutama yang umurnya sudah menginjak 50 tahun keatas. Pertumbuhan katarak sendiri bertahap dan tidak langsung membuat mata kabur. Dilansir oleh pers rilis yang disebarkan oleh KMN EyeCare mengungkapkan bahwa penyebab kekeruhan pada lensa mata ini terjadi karena protein yang terdapat pada lensa mata mengeras. Beberapa gejalanya, seperti pandangan kabur, susah melihat di malam hari, mata sensitif pada cahaya, memerlukan pencahayaan yang terang saat membaca dan melakukan aktivitas lainnya, dan lain-lain. 

Memang katarak pada bayi jarang ditemukan, tetapi potensi terjadi kepada bayi itu besar. Bahkan 5%-20% kebutaan pada bayi terjadi akibat katarak. Faktanya saat bayi baru lahir biasanya dokter akan memvonis perihal apakah bayi terpapar katarak atau tidak. Biasanya bayi yang terkena katarak banyak menjadi misteri bagi orangtua.

Alasan di Balik Katarak Terjadi Pada Bayi

Katarak pada bayi bisa dikategorikan sebagai special case yang berarti tidak semua bayi memiliki permasalahan tersebut. Katarak pada bayi atau yang dikenal dengan katarak kongenital.

Faktor genetik menjadi salah satu penyebab terjadinya katarak pada bayi yang baru lahir. Jika seorang ibu hamil mengalami katarak, protein yang penting dalam pembentukan lensa alami bayi bisa terinfeksi dan mengakibatkan perubahan pada DNA, yang pada gilirannya dapat menyebabkan katarak pada bayi.

Selain itu, kondisi kesehatan ibu saat hamil juga memiliki pengaruh signifikan terhadap risiko katarak pada bayi. Penyakit seperti gula darah rendah, kekurangan oksigen, dan hipotermia selama kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya katarak pada bayi.

Infeksi virus dalam tubuh ibu hamil, seperti toksoplasma (TORCH) atau Rubella, serta masalah metabolisme juga dapat menjadi pemicu katarak pada bayi. Infeksi dan gangguan ini dapat mengganggu perkembangan bayi dalam kandungan, yang berdampak pada kekeruhan lensa matanya.

Dalam situasi yang kurang umum, seperti kelahiran prematur, juga dapat berperan dalam risiko katarak. Cedera mata pada bayi, baik sebelum atau setelah kelahiran, dapat mengakibatkan perkembangan katarak.

Terakhir, penggunaan jenis obat tertentu selama kehamilan, seperti tetrasiklin, juga dapat meningkatkan risiko terjadinya katarak pada bayi.

 

 

Gejala dan Pengobatan Katarak Kongenital

Gejala katarak pada bayi mungkin akan sulit untuk dideteksi karena bayi masih belum bisa mendeskripsikan ketidaknyamanan atau perubahan pada pandangannya. Namun, jika orangtua merasa ada yang tidak lazim terutama pada kesehatan mata bayi disarankan untuk langsung memeriksa mata bayi pada dokter mata atau ahli katarak.

Katarak pada bayi jika tidak diobati secepat mungkin dapat menyebabkan berbagai macam permasalahan, seperti mata juling yang dapat berpengaruh pada perkembangan mata. Maka dari itu, bayi harus secepat mungkin dibawa ke dokter untuk melakukan pemeriksaan.

Pengobatan katarak pada bayi biasanya akan berupa pembedahan guna mengangkat lensa yang keruh dan menggantinya dengan lensa buatan. Proses ini dikenal dengan ekstraksi katarak. Bedah mata teknik ini disarankan untuk dilakukan sedini mungkin sekitar 6 minggu sampai 3 bulan. 

Hal ini dikarenakan bayi umumnya berkembang sangat cepat. Pembedahan ini dilakukan pada kisaran tersebut agar perkembangan terutama pada mata bayi tidak dihalangi oleh katarak atau permasalahan mata lainnya.

 

 

Pencegahan Katarak pada Bayi

Meskipun jarang menimpa bayi, orangtua setidaknya harus menghindari beberapa bahan kimia jika tidak ingin bayinya mengalami kelainan mata seperti katarak. Menambahkan jangan sampai terkena infeksi yang dapat mempengaruhi perkembangan bayi. 

Melakukan pemeriksaan mata secara berkala merupakan tindakan yang sangat penting untuk menjaga kesehatan mata dan mendeteksi masalah potensial sejak dini, termasuk risiko katarak.

Jika Anda merasa cemas mengenai kesehatan mata bayi Anda, sebaiknya berkonsultasi dengan seorang dokter atau dokter mata untuk mendapatkan perawatan yang sesuai.

KMN EyeCare, sebagai salah satu pusat kesehatan mata terkemuka dan terpercaya di Indonesia, menyediakan layanan pemeriksaan mata serta upaya pencegahan katarak.

Tim profesional di KMN EyeCare dapat memberikan informasi mengenai cara mencegah katarak, gaya hidup sehat yang berkontribusi pada kesehatan mata, dan tindakan yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko perkembangan katarak.

“Katarak kongenital adalah katarak yang terjadi pada bayi baru lahir yang bisa disebabkan oleh faktor genetik, infeksi maupun obat-obatan. Bayi yang mengalami katarak kongenital sebaiknya dilakukan operasi katarak secepatnya untuk mencegah komplikasi lanjut seperti penurunan penglihatan permanen,” ujar Dr. Kevin, SPM

Untuk informasi lebih lanjut perihal penanganan mata katarak pada bayi bisa langsung menghubungi KMN EyeCare (klinikmatanusantara.com).

 

Penulis: FIMELA Sherly Julia Halim

 

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading