Sukses

Health

Perut Sering Kembung Setelah Makan Karbo? Ini 5 Penyebab yang Perlu Diketahui!

Fimela.com, Jakarta Karbohidrat merupakan salah satu asupan penting penambah energi. Di Indonesia sendiri, karbohidrat seperti nasi, sagu, dan ubi sudah menjadi makanan pokok yang tak bisa dipisahkan dari keseharian masyarakatnya. Bahkan dalam masa sulit atau paceklik, konsumsi karbohidrat justru cenderung meningkat karena lebih mengenyangkan dan mudah didapat.

Bukan hanya saat darurat saja kok, pada hari-hari biasa pun karbohidrat tetap menjadi primadona. Sebagian besar menu makan sehari-hari juga selalu menjadikan karbohidrat sebagai andalan utama pelengkap lauk-pauk di atas piring. Rasanya belum lengkap jika belum menyantap nasi atau sumber karbohidrat lainnya di waktu makan.

Namun, pernahkah kamu mengalami perut yang terasa begah, penuh, atau tidak nyaman setelah mengonsumsi makanan berbahan dasar karbohidrat? Jika iya, bisa jadi itu merupakan tanda-tanda perut kembung (bloating)—yaitu, kondisi yang umum terjadi namun sering diabaikan oleh kita karena dianggap tak berbahaya atau menimbulkan masalah besar lainnya. Nah, kira-kira apa saja penyebabnya, ya? Penasaran? Kami telah merangkum setidaknya 5 penyebab perut kembung ini dari laman WebMD. Yuk, cari tahu selengkapnya di bawah ini.

 

1. Makan Terlalu Cepat

Kebiasaan makan dengan tergesa-gesa tanpa mengunyah makanan secara menyeluruh dapat menyebabkan banyak udara ikut tertelan bersama makanan. Udara yang masuk ini bisa terjebak di saluran pencernaan, sehingga memicu rasa kembung, penuh, dan tidak nyaman. Selain itu, makan terlalu cepat juga memberi beban lebih pada sistem pencernaan karena makanan belum dipecah dengan baik sejak di mulut.

2. Porsi Karbohidrat Terlalu Besar

Mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah besar dalam satu waktu dapat memperlambat proses pencernaan. Akibatnya, makanan akan bertahan lebih lama di dalam saluran cerna dan meningkatkan produksi gas. Kondisi ini membuat perut terasa penuh, begah, dan mudah menggelembung. Porsi besar juga mendorong terjadinya fermentasi lebih aktif di usus, terutama jika jenis karbohidratnya tergolong sederhana atau cepat dicerna.

3. Karbohidrat Tinggi FODMAP

FODMAP adalah sekelompok karbohidrat yang sulit dicerna oleh sebagian orang, seperti fruktan, galaktan, laktosa, dan sorbitol. Makanan tinggi FODMAP—seperti bawang putih, bawang bombai, apel, semangka, brokoli, hingga gandum—akan difermentasi oleh bakteri di usus besar. Proses fermentasi ini menghasilkan gas dalam jumlah besar, yang kemudian menyebabkan perut terasa kembung dan tidak nyaman, apalagi jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.

 

4. Intoleransi Makanan

Sebagian orang memiliki intoleransi terhadap jenis karbohidrat tertentu seperti gluten (pada gandum) atau laktosa (pada produk susu). Ketika tubuh tidak dapat mencerna zat-zat ini dengan optimal, sisa karbohidrat tersebut akan tetap berada di usus dan difermentasi oleh bakteri. Hasilnya, gas akan menumpuk dan menimbulkan perut kembung, disertai gejala lain seperti nyeri perut, diare, atau mual, tergantung tingkat kepekaan masing-masing individu.

5. Ketidakseimbangan Bakteri Usus (SIBO)

SIBO (Small Intestinal Bacterial Overgrowth) adalah kondisi ketika jumlah bakteri di usus halus terlalu banyak atau tidak seimbang. Dalam kondisi normal, sebagian besar bakteri seharusnya berada di usus besar. Tapi pada kasus SIBO, makanan—terutama karbohidrat, akan mengalami fermentasi lebih awal di usus kecil, menghasilkan gas secara berlebihan. Akibatnya, perut terasa cepat kembung bahkan hanya setelah mengonsumsi sedikit makanan.

Itulah beberapa penyebab perut kembung. Nah, Sahabat Fimela, setelah mengetahui penyebabnya, yuk mulai perhatikan kembali cara makan dan jenis karbohidrat yang dikonsumsi, ya!  perut nyaman, aktivitas pun bisa jadi lebih lancar!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading