Sukses

Health

Menopause Bukan Akhir dari Kebugaran, Ayo Rawat Diri dengan Bijak

Fimela.com, Jakarta Menjadi perempuan adalah perjalanan panjang yang penuh perubahan. Dari masa kanak-kanak, pubertas, kehamilan, hingga akhirnya memasuki fase menopause. Di usia 35-60 tahun, banyak perempuan mulai merasakan tanda-tanda perubahan hormonal yang memengaruhi fisik dan emosi. 

Namun, menopause bukanlah akhir dari kebugaran, bisa menjadi awal hidup yang lebih sehat. Menurut dr. Yeni dari Perhimpunan Menopause Indonesia (PERMINESIA), menopause adalah fase yang perlu disambut dengan kesiapan dan pemahaman. Lebih dari 400 juta perempuan di dunia mengalami menopause, namun sayangnya kondisi ini masih sering dipandang sebelah mata.

“Lebih dari 400 juta perempuan di dunia mengalami hal yang sama, sayangnya, menopause masih sering dipandang sebelah mata, padahal dampaknya bisa terasa sampai ke kehidupan sosial dan profesional," ujar dr. Ni Komang Yeni, Sp.OG, MM, MARS, Ketua PERMINESIA JAYA

Padahal, dampaknya bisa terasa dalam kehidupan personal, sosial, hingga profesional. Keluhan seperti nyeri tulang, nyeri payudara, perubahan mood, dan kenaikan berat badan bukan sekadar gejala biasa, melainkan tanda tubuh yang perlu diperhatikan.

Solusi yang Sehat dan Bijak

Menurunkan berat badan bukan hanya soal angka di timbangan, tapi juga tentang mengurangi lemak tubuh secara efektif. Menurut Ida ahli gizi, lemak yang baik seperti omega 3 dapat membantu menurunkan berat badan dan meningkatkan HDL (kolesterol baik). Nutrigenomik juga menjadi pendekatan baru untuk memahami bagaimana gen memengaruhi respon tubuh terhadap makanan.

Langkah awal yang bisa dilakukan adalah perubahan gaya hidup dengan berpikir positif, berhenti merokok, dan rutin melakukan medical check up minimal setahun sekali. Terapi sulih hormon bisa menjadi pilihan, namun harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau bidan.

“Medical check up harus dilakukan setahun sekali, dengan begitu, kita bisa tahu kapan tubuh mulai memasuki fase menopause dan tetap bisa menikmati hidup tanpa takut usia tua,” dr. Ida Gunawan, MS, Sp.GK, Subsp.KM, FNEM, dokter Spesialis Gizi Klinik Subspesialis Nutrisi.

Perubahan Fisik dan Emosional Selama Menopause

Menurunnya hormon estrogen dan progesteron berdampak langsung pada kondisi fisik perempuan. Salah satu gejala yang sering muncul adalah atrofi kulit dan organ urogenital, yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan seperti urinary incontinence saat batuk atau tertawa. 

Perubahan itu tidak hanya memengaruhi tubuh, tapi juga emosi dan hubungan sosial. Banyak perempuan merasa tidak nyaman dengan tubuhnya, bahkan mengalami penurunan kepercayaan diri. Oleh karena itu, penting untuk lingkungan yang suportif dan terbuka terhadap isu menopause.

Perempuan Asia cenderung memiliki proporsi lemak tubuh yang lebih tinggi dibanding laki-laki. Lemak cadangan memiliki fungsi metabolik dan reproduktif, namun jika berlebihan bisa memicu risiko kesehatan seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan asam urat.

Menurunkan berat badan bukan hanya soal angka di timbangan, tapi juga tentang mengurangi lemak tubuh secara efektif. Lemak esensial tetap dibutuhkan, namun keseimbangan harus dijaga. 

Nutrisi seperti omega 3, astaxanthin, dan kolagen dapat membantu meningkatkan HDL (kolesterol baik) dan mendukung metabolisme tubuh. Nutrigenomik juga menjadi pendekatan baru untuk memahami bagaimana gen memengaruhi respons tubuh terhadap makanan tertentu.

Sahabat Fimela, menopause bukanlah akhir dari kebugaran atau semangat hidup. Justru inilah saatnya kita lebih mengenal tubuh dengan mengganti pola hidup dengan yang lebih sehat dan seimbang.

Dengan langkah kecil yang konsisten, rutin berolahraga dan menjaga pola makan. Kita bisa tetap aktif dan bahagia di setiap fase kehidupan. Karena setiap perempuan berhak untuk merasa kuat dan cantik di usia berapa pun.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading