Sukses

Info

Gandeng UMKM Lokal, BGN Pastikan Pasokan Makanan Bergizi untuk Jutaan Penerima MBG

Fimela.com, Jakarta - Badan Gizi Nasional (BGN) semakin memperkuat perannya dalam menyediakan makanan bergizi dengan melibatkan UMKM pangan lokal. Melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG), BGN membuka peluang luas bagi koperasi, pengusaha, dan UMKM untuk menjadi mitra penyedia pangan sehat.

Sejak diluncurkan pada 6 Januari 2025 di 26 provinsi, tercatat sudah ada lebih dari 13.000 mitra aktif yang terlibat, mulai dari penyedia makanan bergizi, komunitas lokal, hingga pemasok bahan pangan daerah. Kepala BGN, Dadan Hindayana, menargetkan kemitraan ini bisa tembus 30.000 mitra agar kebutuhan penerima manfaat di seluruh Indonesia tercukupi.

“Jadi kalau masing-masing bisa mengisi pasokan lokalnya, nasional sudah selesai tidak ada lagi isu kekurangan secara nasional,” ujar Dadan Hindayana.

Dorong UMKM dan Petani Lokal

Kolaborasi ini tidak hanya formalitas. UMKM diwajibkan menggunakan bahan pangan lokal sebagai bahan utama. Rata-rata satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mengelola dana sekitar Rp10 miliar per tahun, di mana 85 persen dialokasikan untuk membeli bahan baku. Menariknya, 95 persen bahan baku tersebut berasal dari sektor pertanian lokal, sehingga sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah.

BGN juga memastikan sertifikasi keamanan pangan berjalan ketat. Setiap mitra harus memenuhi standar dan dokumen resmi seperti KTP, NPWP, hingga NIB. Bersama Dinas Kesehatan dan Badan POM, BGN memberikan pelatihan penjamah makanan dan melakukan verifikasi higienis.

“Ini menggambarkan bahwa sertifikasi dan transformasi proses penyediaan makanan di sekolah bukan hanya soal keamanan makanan, tetapi juga peningkatan peluang ekonomi untuk UMKM lokal,” kata Dadan.

Dampak Ekonomi Mulai Terlihat

Implementasi MBG melalui SPPG terbukti menggerakkan ekonomi lokal. Contohnya di Tangerang Selatan, terdapat 169 SPPG yang beroperasi dan menyerap banyak tenaga kerja sekaligus melibatkan pemasok produk lokal.

Hingga kini, program MBG telah menjangkau lebih dari 20,5 juta penerima manfaat melalui 5.885 SPPG di 38 provinsi, 502 kabupaten, dan 4.770 kecamatan. Setiap SPPG rata-rata melayani 3.500 orang.

“Kalau 1 SPPG butuh 3.500 telur sehari tinggal dikalikan 85 persen dialokasikan untuk pembelian bahan baku pertanian lokal,” jelas Dadan.

Tantangan dan Harapan

Meski hasilnya positif, BGN juga mengakui adanya tantangan seperti keterbatasan infrastruktur di daerah terpencil, kapasitas UMKM memenuhi standar, hingga persoalan logistik. Untuk mengantisipasi hal itu, BGN mendorong pelatihan, sertifikasi, serta pengawasan ketat melalui inspeksi lokal.

Dengan memperkuat sinergi bersama UMKM pangan lokal, BGN berharap MBG bisa menjadi lebih dari sekadar bantuan jangka pendek. Program ini diharapkan menjadi roda ekonomi sekaligus peningkat kesehatan masyarakat.

Visi BGN jelas menuju masyarakat lebih sehat, UMKM lokal semakin kuat, dan ketahanan pangan nasional benar-benar terwujud.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading