Sukses

Lifestyle

Mengapa Hanya Sedikit Wanita dalam Industri Film?

Jika kita melihat kembali isu majalah Vanity Fair's beberapa tahun yang

lalu, fotografer Annie Leibovitz menciptakan citra klasik seorang sutradara film di tempat kerja. Seorang pria di padang pasir memimpin sebuah produksi film, bermandikan sinar matahari terik, bersama kru model perempuan dengan pakaian seksi. Gambaran maskulin terlihat nyata dalam foto tersebut.

Memang iIndustri film identik dengan suasana kerja lapangan, jam kerja yang panjang, dan memakan tenaga, maka tidak heran jika industri ini didominasi oleh pria. Bisakah Anda menyebutkan sutradara film Hollywood wanita? Mungkin akan memakan waktu yang cukup lama untuk menjawab

pertanyaan tersebut, namun jika pertanyaan dirubah menjadi sebutkan  sutradara laki-laki Hollywood yang terkenal? Anda akan dengan mudah dapat menyebutkannnya.

Menurut hasil riset yang dikutip oleh BBC edisi 22 Januari 2013, dari 250 judul film top Hollywood hanya 9 persen film Hollywood disutradarai oleh wanita dan 18 persen untuk semua kategori, baik sutradara, produser eksekutif, penulis, sinematografer dan editor. Kathryn Bigelow (The Hurt

Locker) merupakan salah satu sutradara wanita Hollywood yang masih eksis sampai sekarang. Di Indonesia sendiri Mira Lesmana dan Nia Dinata  merupakan filmmakerwanita yang memiliki nama.

Hasil studi juga mengungkapkan filmmaker wanita cenderung bekerja di bidang dokumentari, film pendek, drama, animasi dan video klip. Hal ini tidaklah buruk, industri film memang sangat besar, maka semakin banyak wanita bekerja pada industri film akan semakin berkembang industri fillm tersebut. Tema film dari pandangan wanita mungkin tidak kalah menarik dari tema film yang diusung filmmaker pria.

Kiri : Stephanie Arifin, Kanan : Renny Fernandez

Salah satu sosok wanita Indonesia yang aktif dalam membuat video klip adalah Renny Fernandez. Sheila on 7 yang terlewatkan, Anji berhenti di kamu, Peter Pan yang terdalam merupakan beberapa karya yang dihasilkan oleh Renny Fernandez. Lain halnya dengan Renny yang aktif membuat video klip, ada pula Stephanie Arifin, sutradara muda yang memperkaya industri  film Indonesia lewat Film Fashion berjudul Le Vecu.

Untuk Anda yang ingin mengetahui lebih banyak peran wanita di dalam film dan melihat karya kedua filmmaker wanita Indonesia di atas, Anda dapat mengikuti seminar Sound Design dan Woman in Filmmaking yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 6 April 2013 di IDS | International Design School Jakarta Selatan.

“Seminar ini bertujuan untuk memberikan apresiasi dan sebuah demonstrasi karya-karya woman filmmakeryang memang berbeda dengan man filmmaker, karena pada dasarnya industrinya sendiri didominasi sama pria”, ungkap Pandu Birantoro Program Head Digital Film and Media Production.

Bukan hanya peran wanita di dalam film yang dibawakan oleh Renny Fernandez dan Stephanie Arifin, seminar ini juga memberikan pengetahuan bagaimana memproduksi suara dalam sinema dengan menggunakan tools sederhana oleh Bambang Winandar, Independent Music Professional dan Apsee Fransetya Kusuma, M-Audio & ProTools Product Specialist.

Informasi lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi International Design School

Tentang IDS | International Design School

Didirikan pada tahun 2000, IDS | International Design School adalah institusi pendidikan yang memiliki dua bidang, yakni School of Multimedia Design and Communication (new media design, animation, film dan social media and digital advertising) dan School of Creative Business and Entrepreneurship (wirausaha kreatif dan creative marketing).

(vem/dyn)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading