Sukses

Lifestyle

Tubuh Kita Sudah Lelah dengan Beban Hidup, yang Ia Butuhkan Hanya Cinta dan Penerimaan

Fimela.com, Jakarta Apapun mimpi dan harapanmu tidak seharusnya ada yang menghalanginya karena setiap perempuan itu istimewa. Kita pun pasti punya impian atau target-target yang ingin dicapai di tahun yang baru ini. Seperti kisah Sahabat Fimela ini yang kisahnya ditulis untuk mengikuti Lomba My Goal Matters: Ceritakan Mimpi dan Harapanmu di Tahun yang Baru.

***

Oleh: Aisyah - Bandung

Bertepatan dengan tahun baru, berarti ada pula resolusi baru. Jika ditanya apa resolusiku untuk tahun ini, jawabku ya simpel saja, “Ingin mencintai diri sendiri.” Jika kalian bertanya, mengapa aku ingin memfokuskan tahun ini untuk mencintai diri sendiri, jawabannya adalah karena aku ingin lebih memahami dan mampu mendefinisikan siapa diri aku ini.

Sebenarnya ini bermula karena aku selama ini merasa memiliki self-love issue. Karena itu, aku jadi mudah tidak percaya diri, feeling unworthy and insecure. Semua masalah ini menjadi hal yang menghambatku bertindak serta memutuskan sesuatu. Aku juga sempat membenci diriku karena suatu hal yang terjadi tidak sesuai dengan keinginanku. Aku sadar ini adalah hal yang sangat salah dan harus ditangani segera.

Dulu aku kadang merasa tidak cocok untuk melakoni suatu bidang, juga merasa tidak pede dengan penampilan dan parahnya selalu melihat diri sendiri dengan serba kekurangan. Padahal nyatanya tidak. Parahnya, ini terjadi karena kurangnya kecintaanku pada diri sendiri. Seharusnya aku berterima kasih atas apa yang aku mampu lakukan dan aku miliki. Misalnya saja fisikku ini, jika dilihat-dilihat aku beruntung telah dianugerahi tubuh kurus dan muka chubby yang membuatku terlihat awet muda. Pasti ada saja yang bermimipi ingin memiliki tubuh ini bukan? Tapi tetap saja, ketika aku dikomentari orang akan sesuatu tentang tubuhku, aku malah sibuk melihat kekurangan.

Ketidakpercayaan diriku semakin parah ketika di era sosial media ini semua orang tampak sempurna. Akupun mulai bertanya pada diri sendiri, bisakah aku seperti itu? Apakah aku berbakat? Mengapa mereka begitu sempurna? Aku sempat bertanya kepada teman dekat dan pacarku tentang kualitas diri yang aku miliki, ya yang aku rasa serba kekurangan ini. Mereka selalu mengatakan bahwa aku sudah lebih dari cukup dan apa yang aku lakukan dengan membandingkan hidupku adalah kesalahan yang besar, aku mampu melakukan dan sudah memiliki apa saja yang aku mau.

Berkaca dari tahun-tahun lalu, tekadku tahun ini bulat. Aku harus belajar untuk mencintai dan percaya pada diriku sendiri. Percaya akan apa yang mampu aku lakukan tanpa keraguan dan percaya bahwa aku ini sudah lebih dari cukup. Dengan percaya, aku tidak lagi harus takut melangkah.

 

Aku punya cara tersendiri untuk mencapainya. Pertama mungkin dengan perbanyak bersyukur karena bersyukur merupakan bentuk kita menerima segala sesuatu yang Tuhan berikan. Entah baik ataupun buruk, cukup ataupun kurang, aku harus belajar menerima dan mensyukurinya.

Membiasakan diri dengan tidak begitu memikirkan kritikan orang adalah cara untuk mencintai diri sendiri juga. Faktanya, terkadang kita terlalu menganggap serius omongan orang sampai akhirnya mempengaruhi cara kita memandang diri sendiri, yang paling buruk adalah dengan merubah jati diri kita hanya untuk memuaskan orang lain. Wajar bagi orang untuk berkomentar A, B atau C karena sudah menjadi sifat manusia adalah mengomentari sesuatu, yang harus kita ubah adalah bagaimana kita menyikapinya. Aku pribadi pernah mengalami ini dan karenanya aku akan berusaha tidak terlalu terpengaruh jika seseorang mengomentari hidup, selera musik, karya, atau hasil kerjaku. Aku akan terima kritikannya tetapi sebagai kritik untuk membangun, selebihnya aku tak akan ambil pusing.

Sudah saatnya aku juga menyingkirkan hal negatif dan berfokus pada hal positif. Misalnya dengan menggeluti kembali hobiku dan mencoba mengikuti hal-hal yang bersifat membangun kualitas diri. Misalnya, dengan mengikuti beberapa kompetisi, bernyanyi, membuat produk DIY (do it by yourself) yang bisa aku pakai untuk sehari-hari, dan membaca.

Lalu apa korelasinya antara melakukan kegiatan positif dan mencintai diri sendiri? Jadi begini, ketika kita tidak mencintai diri sendiri, semua bakat dan minat yang kita miliki pasti akan tertutup karena didominasi perasaan bahwa sehebat apapun kita, pasti saja masih merasa tidak cukup. Nah, untuk menghilangkan rasa insecure dan tidak percaya diri itu, aku akan memulai segala kegiatan dan hobi yang membuatku senang. Ketika mengikuti kompetisi, prinsipku tidak apa-apa jika tidak lolos atau gagal, setidaknya dari sini aku tahu dimana letak kekurangan serta kelebihanku.

Dengan membuat DIY aku bisa menciptakan dan meracik skincare-ku sendiri. Selain menyenangkan, aku juga dapat mengetahui hal baru tentang cara merawat diri dengan baik. Begitu pula dengan membaca, selain menghibur aku juga mendapat pengetahuan baru. Dengan mengisi kegiatan-kegiatan seperti ini biasanya ada rasa percaya diri yang muncul dalam diriku dan membantuku untuk bisa lebih memahami diriku secara emosional dan membangun self-intimacy.

Selain itu, memulai berolahraga adalah hal yang dapat membantu kita untuk mencintai diri. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa olahraga penting untuk kesehatan tubuh dan sangat berpengaruh pula untuk kesehatan jiwa. Ini sangat penting menurutku dalam mendorong kita untuk memancarkan energi positif. Dengan menjaga kesehatan tubuh, secara tidak langsung kita juga menumbuhkan cinta terhadap diri sendiri.

Aku juga akan memilah apa saja yang ingin aku lihat di media sosial. Ini juga dapat mempermudahku untuk mem-filter apa yang ingin aku lihat dan serap dari lingkunganku. Jika aku merasa tidak nyaman akan sesuatu aku akan memilih untuk menghindarinya. Aku hanya ingin membatasi perasaan insecure ketika aku melihat sesuatu dan mulai membandingan diriku dengan hal tersebut. Termasuk dalam hubungan pertemanan, jika aku tidak merasa cocok dengan beberapa teman, aku memutuskan untuk tetap menjaga hubungan baik tetapi membatasi hubungan personal dengannya. Intinya sih apa yang kita percayai bahwa itu tidak memberi pengaruh baik untuk kita lebih baik dihindari.

Terakhir, mulailah menerima kekurangan diri sendiri. Dengan menerima kekurangan kita berarti kita sudah dengan sepenuhnya menerima diri kita. Aku dulu membenci tahi lalat yang ada di hidungku. Menurutku itu mengganggu penampilan, tapi ketika aku mencoba menerimanya tidak ada lagi yang harus aku kesalkan dari diriku. Kasihan kan kalau kita terus menerus menyalahkan diri kita karena kekurangan ini? Tubuh kita itu sudah lelah dengan beban dan tekanan hidup, yang ia butuhkan hanya cinta dan penerimaan.

Sebenarnya apapun yang kita ingin lakukan ditahun 2019 ini pada dasarnya adalah untuk melakukan hal terbaik untuk diri kita. Pencapaian itu beragam dan percayalah dengan apa yang ingin kita raih. Aku, dengan self-love goal ini mungkin terdengar sepele dan sangat mudah. Meskipun begitu, aku tetap menganggap bahwa ini adalah hal yang paling penting untukku.

Tanpa self-love aku tidak akan pernah menghargai diriku sendiri. Aku mungkin akan menjadi aku yang kehilangan arah dan entah sampai berapa tahun aku akan mempertanyakan seberapa berharga dan pentingnya aku kepada diriku sendiri.

Semoga aku dan pembaca Fimela ditahun ini dapat membangun self-love ya, karena pada akhirnya yang kita punya hanyalah diri kita sendiri, maka kita patut mencitai diri kita dengan sepenuhnya.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading